Berita Sarolangun

Aktivitas PETI Masih Marak di Sarolangun, Kecamatan Limun Paling Parah

Meski hanya beberapa PETI yang masih melakukan penambangan dengan cara tradisional atau mendulang dan dompeng rakit termasuk dompeng pasir maupun sirt

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Wahyu Herliyanto
PETI di Sarolangun 

Aktivitas PETI Masih Marak di Sarolangun, Kecamatan Limun Paling Parah

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sarolangun hingga kini masih terjadi.

Keberadaan PETI ini meski sudah menelan banyak korban, tetap saja dilakukan oleh sebagian orang untuk mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.

Aktivitas ini masih tersebar di beberapa wilayah di Sarolangun, wilayah itu di antaranya Kecamatan Batang Asai, Limun, CNG dan Bathin VIII, termasuk Kecamatan Sarolangun.

"PETI masih ada. Tengoklah sungai tu keruh apa bening? Kalau bening berarti sudah dak ado lagi," kata Sohan, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sarolangun, Kamis (12/3/2020).

Katanya, PETI yang masih terjadi saat ini sudah dalam kategori terparah.

Dari beberapa lokasi itu, Kecamatan Limun adalah lokasi terparah hingga merusak hutan, karena sudah memakai alat berat.

Meski hanya beberapa, PETI yang masih melakukan penambangan dengan cara tradisional atau mendulang dan dompeng rakit atau dompeng pasir masih ada di sepanjang aliran sungai.

"Itu (dompeng pasir) juga termasuk PETI, kalau dak punyo izin SDA," katanya.

Keajaiban Minum Air Rendaman Bawang Putih Dirasakan Pria Ini Terhindar dari Hipertensi hingga Ginjal

BREAKING NEWS Ditresnarkoba Polda Jambi Razia di Pulau Pandan, 20 Orang Diamankan

Dompeng rakit ada di sepanjang Sungai Batang Tembesi, Kecamatan Sarolangun sampai Mandiangin.

"Pokoknyo dari arah sungai Sarolangun, Pauh, Mandiangin banyak,"katanya.

Alhasil, sepanjang aliran Sungai Batang Tembesi juga ikut menyumbang pendangkalan pada air sungai dan memicu terjadinya abrasi pada dinding dan bibir sungai.

Ini akan terjadi pada saat tingkat curah hujan tinggi dan pada saat air sungai mengalami peluapan.

(Tribunjambi.com/Wahyu Herliyanto)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved