6 Sekolah Internasional Diliburkan, Nadiem: Hindari Salaman dan Berbagi Makanan

Sejumlah sekolah internasional mengambil kebijakan menutup sementara sekolah dari aktivitas belajar mengajarnya.

Editor: Nani Rachmaini
Xinhua
Ilustrasi. Petugas memberikan pengobatan tradisional kepada pasien positif virus corona 

6 Sekolah Internasional Diliburkan, Nadiem: Hindari Salaman dan Berbagi Makanan

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA – Demi mencegah penyebaran virus corona, sejumlah sekolah internasional mengambil kebijakan menutup sementara sekolah dari aktivitas belajar mengajarnya. Terhitung hingga Selasa (10/3) kemarin, enam sekolah internasional ditutup sementara.

Sekolah elite yang diliburkan demi mencegah terjadinya penyebaran corona yakni ACG School, Mentari School, Sekolah Cikal, Beacon Academy, Jakarta Taipei School, dan Jakarta International School (JIS). "ACG School, Mentari School, Cikal, Beacon Academy, Taipei School. JIS yang baru," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Nahdiana, saat dikonfirmasi, Selasa (10/3).

Nahdiana sendiri tak mengetahui apakah sekolah yang diliburkan tersebut memiliki indikasi terpapar corona atau tidak. Pihaknya hanya menerima laporan bahwa sekolah tersebut meliburkan diri. "Tidak, mereka hanya menginformasikan ke kita bahwa mereka melakukan pembelajaran di rumah," jelasnya.

Nahdiana juga tidak tahu pasti sampai kapan enam sekolah tersebut libur. Nahdiana menyebutkan, keenam sekolah itu memutuskan sendiri menutup sementara sekolahnya. Sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menyatakan adanya perintah untuk meliburkan karena kemunculan virus corona. "Keputusan libur atau tidak, bukan hanya kebijakannya di kita, seluruhnya instruksinya kan begitu ya," kata Nahdiana.

Meski demikian Nahdiana bisa memaklumi keputusan yang diambil pihak sekolah karena kondisi saat ini yang kurang memungkinkan. Terlebih lagi banyak civitas akademika di sekolah internasional itu yang baru datang dari luar negeri. "Yang dikenal dengan sekolah internasional kan hampir sebagian besar bahkan ada sekian persen itu warga negara asing. Jadi mereka secara urgent juga memutuskan untuk home learning dengan pengawasan guru dengan pendampingan orang tua, jadi enggak ada yang masalah karena memang ini kondisinya luar biasa," lanjutnya.

Sebelumnya salah satu sekolah internasional di Jakarta, ACG School di Jakarta Selatan memutuskan meliburkan sekolah selama 2 pekan. Keputusan ini diambil setelah salah satu stafnya dirawat di rumah sakit dengan gejala mirip virus Corona. "Pada 2 Maret sore, kami diberi tahu bahwa salah satu staf kami dirawat di rumah sakit dengan gejala mirip flu dan sedang dites virus COVID-19," kata Kepala Sekolah ACG School, Shawn Hutchinson, dalam keterangannya, Selasa (3/3).

Shawn mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat edaran kepada orang tua murid terkait hal ini. Pihak sekolah memberitahukan bahwa kegiatan belajar-mengajar sementara diliburkan karena adanya kejadian terhadap salah satu stafnya itu. "Kami telah menulis surat kepada semua murid, orang tua, staf, dan pemasok untuk memberi tahu mereka bahwa sebagai tindakan pencegahan, kami menutup ACG School, Jakarta, mulai 3 Maret 2020 sampai 16 Maret 2020," jelas Shawn.

Instruksi Nadiem

Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim kemarin mengeluarkan surat edaran penanganan wabah covid-19 atau penyakit virus corona di lingkungan pendidikan. Instruksi penanganan tersebut ditujukan kepada Dinas Pendidikan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, lembaga layanan pendidikan tinggi, pimpinan pendidikan tinggi dan kepala sekolah melalui SE No. 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 Pada Satuan Pendidikan.

Dalam surat edaran tertera 18 instruksi yang harus ditaati satuan pendidikan. Di antaranya institusi harus memberikan izin serta memonitor ketidakhadiran warganya, siswa atau pekerja yang tidak masuk karena sakit. Nantinya tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak masuk bisa digantikan dengan tenaga lain yang mampu. Institusi juga tidak boleh memberi sanksi kepada siswa atau pegawai yang tidak masuk.

Jika tercatat jumlah ketidakhadiran yang cukup besar, institusi pendidikan diarahkan agar berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan setempat. Nantinya Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan bakal memberikan rekomendasi lebih lanjut jika proses belajar dinilai harus diliburkan sementara.

Satuan pendidikan juga wajib melaporkan jika ada warganya yang memiliki gejala serupa covid-19 kepada pihak Kementerian Kesehatan di wilayah setempat. Lebih lanjut institusi pendidikan harus mengoptimalkan peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

Institusi dalam hal ini harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan/atau Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi setempat mengenai rencana atau persiapan menghadapi covid-19 di wilayahnya. Sarana dan fasilitas untuk aktivitas cucit tangan pakai sabun harus tersedia. Termasuk alat pembersih sekali pakai, seperti tisu, di berbagai lokasi dalam institusi. Kemudian institusi mesti memastikan warganya mencuci tangan setidaknya 20 detik, diikuti dengan kebiasan hidup bersih dan sehat lainnya.

Satuan pendidikan kemudian diminta melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan institusi secara rutin. Ini beraku khususnya pada area yang sering disentuh, seperti gagang pintu, saklar lampu, komputer dan lain-lain.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved