Virus Corona
WHO Menyebut Uang Kertas Tularkan Virus Corona, Penggunaan Uang Cash Disarankan Dikurangi!
WHO menyebut 105.856 orang terinfeksi Virus Corona dengan jumlah kematian 3.584 orang.
TRIBUNJAMBI.COM - World Health Organization WHO menyebut 105.856 orang terinfeksi virus corona dengan jumlah kematian 3.584 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut uang kertas salah satu media Penularan virus corona.
Saat ini, sejumlah pihak menyarankan untuk mengurangi transaksi menggunakan uang cash atau cash money.
• Terduga Penganiaya Kepsek SMA 10 Tanjab Barat Ditangkap di Batanghari
Bulan lalu, China dan Korea Selatan, mulai mendisinfeksi dan mengisolasi uang kertas bekas karena tingkat infeksi yang tinggi yang antara lain diduga bersumber dari uang kertas.
Tempat-tempat umum juga telah dilakukan disinfeksi.
• Kerap Bawa Senjata Api, Maling Motor Tak Berdaya Tertembus Timah Panas Polisi
Pejabat atau pihak-pihak berkepentingan menggunakan cahaya ultraviolet atau suhu tinggi untuk mensterilkan tagihan.
Setelah itu, mereka menyegel dan menyimpan uang tunai selama 14 hari sebelum diedarkan kembali.
Bank sentral China membuat 'penerbitan darurat'.
Sebanyak empat miliar yuan dalam bentuk uang kertas baru yang didistribusikan kepada provinsi Hubei, pusat penyebaran, sebelum liburan Tahun Baru Imlek.
Bank of England telah mengakui bahwa uang kertas 'dapat membawa bakteri atau virus' tetapi tidak diyakini mengumumkan rencana untuk melakukan hal serupa.
• Heboh Driver Ojol Terkapar Diduga Ditembak Debt Collector di Jalan, Benarkah?
Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada Telegraph: 'Kami tahu bahwa uang sering berpindah tangan dan dapat mengambil semua jenis bakteri dan virus dan hal-hal seperti itu.
“Kami akan menyarankan orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas, dan menghindari menyentuh wajah mereka. Bila memungkinkan, sebaiknya menggunakan pembayaran tanpa kontak."
Tingkat Kematian Penderita Virus Corona
Data terbaru WHO menunjukkan, 105.856 orang terinfeksi Virus Corona dengan jumlah kematian 3.584 orang.
Tingkat kematian pun terus meningkat.