Penganiayaan Kepala SMAN 10
Kronologi Kepala SMAN 10 Tanjab Barat Dianiaya, Sebelumnya Ada Letusan Keras 'Dor'
“Tiba-tiba terdengar letusan yang keras, semua warga sekolah yang ada di lokasi berhamburan keluar," tuturnya.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berikut ini kronologi dugaan penganiayaan kepala SMAN 10 Tanjab Barat.
Peristiwa itu bermula pada Rabu (6/3) di SMAN 10 Tanjab Barat, saat ujian berbasis android (online).
Sekolah menyediakan fasilitas wifi untuk akses internet.
• BREAKING NEWS Detik-detik Polisi Tangkap Terduga Penganiayaan Kepala SMAN 10 Tanjab Barat
• Terungkap 6 Fakta Penangkapan Artis Ririn Ekawati Terkait Dugaan Penggunaan Narkoba
• Raut Wajah Ririn Ekawati Jadi Sorotan Saat Pasrah Digiring Polisi ke BNN: Saya Ikuti Prosedur Saja
Untuk memaksimalkan kerja wifi, sekolah melarang seluruh warga sekolah menggunakan handphone selama ujian berlangsung.
Siswa yang membawa HP diminta mengumpulkan handphone secara sukarela.
Setelah sesi I ujian berlangsung, kepala sekolah menemukan seorang siswa yang tidak menyerahkan HP walaupun sudah diminta.
“Siswa bersangkutan beralasan orangtuanya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan. Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” kata Ketua PGRI Provinsi Jambi, Lukman.
Tak disangka, pada Rabu sore, ketika sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar, orangtua murid tersebut mendatangi sekolah.
• Farah Quinn Pernah Dilamar Hotman Paris Secara Live, Persyaratannya Harus Punya Lamborghini & Pintar
• Video Bakpao Telur Asin Farah Quinn Bikin Ngiler, Dilihat Indah Dimakan Enak
Saat itu, kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan beberapa lainnya masih ada di sekolah .
“Tiba-tiba terdengar letusan yang keras, semua warga sekolah yang ada di lokasi berhamburan keluar," tuturnya.
"Dari halaman sekolah, kepala sekolah melihat seorang laki-laki (diduga orangtua murid) langsung membentak dan memukul kepsek," kata Lukman.
"Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut. Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip di pinggangnya,” papar Lukman.
Lukman menuturkan intimidasi tak sampai di situ.
Umpatan juga keluar.
Bahkan, oknum orangtua murid tadi juga mengambil kayu stok pramuka yang ada di sekitar.