Trauma Soeharto Kecil pada Arit, Uang Logam & Sosok Kakeknya, Sampai Sebut: Saya Merasa Nista & Hina

Tak ada yang menyangka, sosok yang pernah punya kuasa begitu besar pernah mengalami trauma juga. Ternyata ada sejumlah pengalaman di masa kecil

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Sebuah lukisan di bagian belakang sebuah truk yang menggambarkan sosok Presiden Soeharto 

Trauma Soeharto Kecil pada Arit, Uang Logam & Sosok Kakeknya, Sampai Sebut: Saya Merasa Nista & Hina

TRIBUNJAMBI.COM - Tak ada yang menyangka, sosok yang pernah punya kuasa begitu besar pernah mengalami trauma juga.

Benar, tokoh yang kita maksud adalah Soeharto atau biasa kita panggil Pak Harto.

Ternyata ada sejumlah pengalaman di masa kecil yang membuat Soeharto trauma.

Satu di antaranya, Soeharto ternyata pernah trauma dengan benda yang menjadi lambang partai yang menjadi lawan Soeharto dewasa.

Sekali waktu, saat berumur tiga tahun, sepulang dari sawah, Soeharto bermain-main dengan arit.

Pak Harto
Pak Harto (Instagram @soeharto_instagram_fanpage)

Namun arit itu terlepas dari tangkainya, sehingga mengenai kaki kanan.

Akibat kejadian itu, kaki kanan Soeharto terluka.

Pengalaman lain menyebut, sekitar usia 5 tahun, ketika ibunya ke pasar, Soeharto ditinggal sendirian di rumah, dan diberi uang logam 0,5 sen.

Uang logam ½ sen itu dimain-mainkan, bahkan diemut oleh Soeharto, sampai tertelan.

Karena takut, Soeharto menangis lamaaa sekali.

Kandungan & Manfaat Ikan Teri Bagi Kesehatan, Asam Lemak Omega-3 hingga Vitamin E

Di Tengah Wabah Corona, Alami Tiga Gejala Seperti Influenza Ini yang Harus Dilakukan

Apalagi ia ditakut-takuti oleh anak-anak lain bahwa uang itu akan menyangkut di dalam perut dan tidak pernah keluar lagi.

Tidak jelas, apakah kemudian uang itu keluar atau tidak.

Soeharto pun tidak ingat apakah ia berhasil menemukan kembali uang tersebut.

Satu lagi pengalaman tidak menyenangkan, dialami ketika ia bermain bersama seorang saudaranya, Darsono, di depan rumah kakek buyutnya Notosudiro.

Waktu itu kakek buyutnya sedang membuat baju.

Soeharto kemudian dipanggil dan disuruh mengepas sebuah baju yang sedang dibuat.

Dengan senang hati dipakainya baju itu.

Letjen TNI Soeharto didampingi Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD, pada peringatan HUT ke-14 RPKAD di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Kisah Sarwo Edhi yang Basmi G30S, Kecewa sama Soeharto: Kalau Mau Bunuh Aku, Bunuh Saja, Apa Salahku.
Letjen TNI Soeharto didampingi Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD, pada peringatan HUT ke-14 RPKAD di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Kisah Sarwo Edhi yang Basmi G30S, Kecewa sama Soeharto: Kalau Mau Bunuh Aku, Bunuh Saja, Apa Salahku. (FOTO: HISTORIA.ID/repro)

Namun ternyata baju itu bukan untuk dia, melainkan untuk Darsono.

Tak lama kemudian, ia disuruh melepas dan menyerahkan baju itu kepada sepupunya.

Padahal saat itu, Soeharto sendiri tidak memakai kemeja, ia hanya mengenakan celana.

Orang tua Darsono sebetulnya cukup mampu, kenapa dia yang justru diberi surjan oleh kakek buyut?

"Saya merasa nista, hina. Saya nelangsa, sedih sekali. Wah, hidup ini kok begini," Soeharto melampiaskan kesedihannya. (Dwipayana, 1989, hal 10).

Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 2008

5 Cara Mudah Meredakan Radang Tenggorokan, 3 Bahan Ini Tersedia di Dapur

Meski Gurih & Renyah Ternyata Kulit Ayam Berbahaya untuk Kesehatan Kita, Perhatikan Kandungan Lemak!

Artikel ini sudah tayang di Suar.grid.id

Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved