Suasana Mulai Kondusif Setelah Perang Antar Suku Tewaskan 6 Orang di Flores
Perang antarsuku meletus di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim)
"Jika ada yang menulis bernada provokatif atau ujaran kebencian, saya minta Kapolres tangkap pihak-pihak yang dengan sengaja provokasi," tegasnya.
Menurut kader Partai Gerindra ini, Pemda Flotim telah meminta pihak kepolisian dan TNI agar mengirim pasukan lebih banyak dan siaga di Desa Sandosi dan sekitarnya sebelum korban dibawa masuk kampung karena dikhawatirkan situasi rusuh bisa terjadi saat itu.
"Kepada seluruh warga Lamaholot Flores Timur mari kita mendoakan agar masalah ini segera diselesaikan dan korban tidak lagi bertambah."
"Pemerintah juga menyampaikan turut berdukacita atas tragedi kematian saudara-saudara kita di Sandosi dalam konfik tanah ini."
"Semoga Tuhan menghapus dosa mereka dan menerima arwah mereka di sisi-Nya dan keluarga dikuatkan dalam kedamaian sejati," ucap Agus Boli.
Kapolres Flotim AKBP Deny Abrahams membenarkan enam warga tewas dalam pertikaian yang terjadi di wilayah Desa Sandosi.
"Betul, enam orang warga tewas. Kondisinya sudah aman."
"Sementara ini mayat mereka sudah dievakuasi ke desa setempat," kata Deny saat dihubungi Kompas.com, Kamis sore.
Menurut Deny, bentrokan terjadi akibat masalah lahan antara dua suku. Lokasi kejadian berjarak sekitar 15 kilometer dari permukiman warga setempat.
Ia mengatakan, pihaknya mempertebal pasukan dengan mendatangkan dari Polres Flotim dua SST, Polres Sikka dan Polres Lembata.

Situasi Kondusif
Kepala Desa Sandosi, Beatus Beda Nama menjelaskan, sengketa lahan antarsuku Kwaelaga dan Lamatoka sudah berlangsung lama.
"Namun ini baru pertama kali terjadi kontak fisik dan langsung menewaskan enam orang korban," kata Beatus ketika dikonfirmasi via telepon.
Menurut Beatus, pemerintah desa dan kecamatan sudah memfasilitasi masalah ini dan dituangkan dalam berita acara.
Beberapa minggu lalu, pemerintah desa dan warga yang bertikai juga sudah pergi ke Polsek Sagu karena ada laporan pengaduan dari suku Lamatokan terkait adanya aktivitas pembersihan rumput oleh suku Kwaelaga di lahan sengketa.