Virus Corona Mewabah, Bagaimana Fakta dan Nasib Pasar Tomohon Jual Daging Hewan Liar & Tak Biasa?
Pasar Tomohon menjadi sorotan masyarakat akibat kemiripannya dengan Pasar Seafood Huanan yang terletak di Wuhan, China.
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Kendati ada beberapa agen perjalanan yang tidak mengantar wisatawan ke sana, wisatawan bisa berkunjung sendiri dan akan ditemani oleh pemandu tur jika ingin melihat-lihat.
"Kalau ada wisatawan China yang ingin berkunjung silahkan.
Kalau ingin diantar akan diantarkan.
Biasanya akan ada satu hari di mana operator perjalanan tidak menyiapkan kegiatan (untuk hari istirahat). Di hari itu, mereka bisa pergi kemana saja," kata Merry saat dihubungi Kompas.com.
Sementara itu, Wagub Steven menyebut Pasar Tomohon sebagai local content.
"Jadi tidak ada salahnya untuk dilihat orang. Wisatawan dari China senang untuk datang melihat-lihat," kata Steven.
• Akhirnya Ayu Ting Ting Tinggalkan Rumah Bawa Bilqis, Imbas Emosi Abdul Rozak Meledak Saat Bertengkar
• 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Ahok, Azwar Anas, Bambang Brodjonegoro & Tumiyana Siapa Berpeluang?
Tikus Kalahkan Sapi
Bagi orang Minahasa menyantap daging hewan-hewan liar seperti tikus, kelelawar, anjing, kucing, hingga ular bisa dibilang sudah jadi kebiasaan sejak dulu.
Hewan-hewan tersebut diolah jadi makanan khas Minahasa seperti dibuat rica-rica atau masakan lainnya.
Lidah orang Minahasa memang sudah terbiasa dengan kuliner yang terbilang ekstrem.
Dikutip dari Harian Kompas, Selasa (28/1/2020), pedagang Pasar Tomohon, Kota Tomohon, Lientje Rengkuan (57), mengaku menjajakan puluhan daging tikus hutan.
Dia bilang, tikus yang dijual hanyalah tikus hutan atau kebun berekor putih (Maxomys hellwandii).
”Ekor putih itulah yang membedakan tikus hutan dan tikus rumah,” ujar Lientje yang juga menjual setumpuk daging kelelawar atau paniki.
Di lapak lain, pedagang memajang ular piton dengan panjang sekitar 3 meter.
Ada juga pedagang yang menjual daging babi hutan dan anjing.
”Kalau mau melihat yang lengkap, datanglah ke pasar ini pada hari Jumat dan Sabtu pagi,” katanya.
Sejumlah hewan lain yang dagingnya digemari antara lain soa-soa, burung weris, kuskus, tarsius, rusa, hingga hewan endemik langka seperti yaki (Macaca nigra), babi rusa (Babyrousa babirussa), dan anoa (Bubalus sp).
Cici, salah seorang pembeli rutin asal Kanonang Minahasa, mengatakan memakan daging hewan liar seperti sudah jadi tradisi turun menurun.
”Pokoknya, semua hewan yang berkaki, melata, terbang, dan berenang kami sikat, ha-ha-ha,” ujar Cici.
Dari sekian hewan yang disebutkan, Cici sangat menyukai tikus hutan yang dimasak bumbu rica dan santan.
”Setiap kali makan nyanda (tidak) cukup kalau cuma dua ekor, paling sedikit lima ekor baru kenyang,” kata Cici.
”Wah, rasanya mau nambah,” ucap Cici saat ditanya bagaimana rasanya.
Ia mengasosiasikan cita rasa daging tikus dengan daging ayam yang diberi sedikit rasa manis.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Nasib Pasar Ekstrem Tomohon Kini?" dan Sumber Lain