Pengakuan Abi, 'Rapat Online' sebelum 10 Siswa Tewas, Fakta di Balik Kemarahan Siswa SMPN 1 Turi

“Di perjalanan hujan lebat mengguyur. Kita semua basah kuyup. Tapi perjalanan terus dilanjutkan. Guru pembina naik motor mengawal,” ungkap Abisa.

Editor: Duanto AS
Sumber foto: Kolase Tribun Jambi dan IG @fakta.indo
Evakuasi siswa SMPN 1 Turi yang terbawa arus Sungai Sempor saat susur sungai. 

Ia mendapati seorang siswi terluka tangannya, dan ditolong anak PMR. Abi meminta mereka menepi, dan ia mencari jalan setapak ke atas tebing sungai.

Sesudah menemukan jalan, siswi yang terluka dan petugas PMR ikut naik. Abi tadinya berusaha mencari jalan meniti tepi sungai ke arah hulu,
tapi kesulitan karena jalan penuh semak dan rumpun bambu.

Saat sedang mencari jalan itu, Abi mendadak melihat air sungai menderas. Jerit , tangis, dan teriakan minta tolong terdengar bersahut-sahutan.

Abi berlari turun ke tepi bawah Kali Sempor, namun gelombang air bah makin besar. Ia melihat banyak sekali adik kelas dan teman-temannya tersangkut batu, berpegangan akar pohon dan dahan di tepi kali.

Abi menolong sebisanya yang bisa ia jangkau. Tak ingat lagi berapa tangan-tangan temannya yang ia raih, lalu diseret menepi. Juga tak tahu berapa tangan yang sempat ia raih tapi lepas dari pegangan.

Mereka yang tersangkut di batu-batu besar di tengah sungai, sulit dijangkau karena tidak ada sarana penolong.

Ketika warga sekitar berdatangan, ada yang bawa galah, tangga bambu dan tali, baru usaha penyelamatan bisa dilakukan.

“Saat itu saya tidak tahu berapa yang hanyut, hilang, dan ada yang meninggal atau tidak, kita semua belum tahu,” akunya.

Ketika semua di sekitar lokasi Abi berada sudah bisa menepi, anak-anak kelas 7 dan 8 itu dievakuasi ke rumah penduduk di dekat sungai.

“Ada yang lemas, topi, pet, sepatu, ada yang lepas dan hanyut,” lanjutnya. Setelah itu semua yang ada di lokasi dipindahkan ke sebuah masjid, dekat lokasi outbond Lembah Sempor.

Sesampai di masjid itu, sudah berdatangan polisi, tentara, relawan, dan bantuan tenaga SAR. Abi dan kawan-kawan selanjutnya diangkut menggunakan truk pasir, menuju Puskesmas Turi.

Di Puskesmas Turi, murid-murid yang ada didata. Sebagian yang sakit dibawa ke Klinik SWA, karena Puskesmas Turi sudah tidak mampu
menampung.

Abi sore itu, menjelang Magrib, karena merasa masih cukup bugar, kembali bersama temannya ke sekolah. Tapi ia kembali ke Puskesmas Turi lagi, berkumpul bersama teman-temannya yang lain.

Di perjalanan, ia bertemu ayahnya yang ngebut dari Bandara Adisucipto setelah panik dikabari istrinya, Abi ikut bersama siswa-siswi yang hanyut akibat air bah di Kali Sempor.

Sesudah merasa cukup di Puskesmas Turi, setelah didata dan dipastikan ia selamat oleh petugas posko, Abi pulang ke rumahnya di Jamblangan, menjelang pukul 19.00.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved