Kisah Militer
MINGGU Neraka Calon Komando Kopassus, Dilepas Tanpa Bekal di Nusakambangan:Disiksa di Kamp Tawanan
TRIBUNJAMBI.COM - Ada rasa bangga bagi setiap anggota Kopassus TNI AD, karena untuk masuk Kopassus
TRIBUNJAMBI.COM - Ada rasa bangga bagi setiap anggota Kopassus TNI AD, karena untuk masuk Kopassus harus melewati seleksi yang sangat berat.
Dan tidak semua prajurit TNI AD bisa masuk Kopassus.
Buktinya dalam sebuah seleksi, calon prajurit Kopassus yang awalnya 6.400 orang, berkurang menjadi 2.500 orang.
Sehingga ada sekitar 3.900 prajurit yang tak lulus.
Setelah lolos, calon komando Kopassus akan mengikuti serangkaian pelatihan yang tidak mudah, mendaki gunung, menjelajah hutan, hingga berenang menyeberangi Nusakambangan.
• Langsung Diambil Sumpahnya, 98 CPNS Kota Sungai Penuh Terima SK
Tahap akhir pendidikan komando Kopassus di Nusakambangan itu lah yang paling mengerikan, sehingga dikenal week hell atau Minggu Neraka.
Seperti inilah beratnya seleksi untuk menjadi prajurit Kopassus.
Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia.
Kemampuan khusus yang dimiliki anggota Kopassus antara lain bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
• Pernikahannya Hancur Ulah Jennifer Dunn, Malah Sarita Abdul Mukti Dibenci Keluarga Faisal Harris
Diketahui, dalam sejarah Kopassus, kesatuan baret merah TNI AD ini pernah melakukan seleksi ulang hingga membuat lebih dari 3.000 prajuritnya dinyatakan tak lulus.
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', karya Hendro Subroto via Intisari (grup TribunJatim.com), saat itu Kopassus memang tengah melakukan perampingan organisasi besar-besaran, sehingga diadakan seleksi yang berat.
Seleksi yang berat itu membuat prajurit kopassus yang awalnya 6.400 orang, berkurang menjadi 2.500 orang.
Sehingga ada sekitar 3.900 prajurit yang tak lulus.

Dalam bukunya itu, Sintong Panjaitan bercerita betapa beratnya seleksi yang saat itu diadakan di Sukabumi.
• Dua Wanita Warga Depok Positif Corona, Kini Dirawat di RSPI Sulianti Saroso
Seleksi itu bertujuan menilai kemampuan fisik, mental, dan kecerdasan para prajurit kopassus.
"Di antara kegiatan latihan itu, harus menyeberangi berbagai jurang untuk latihan fisik dan mental, kurang waktu untuk tidur dan istirahat selama satu minggu, serta membaca peta dan situasi untuk uji kecerdasan," tulis Hendro Subroto berdasarkan kesaksian Sintong.
Dalam berbagai seleksi itu, pasukan yang lulus Kopassus hanya sekitar 2.500 orang.