Peringatan 71 Tahun Serangan Umum 1 Maret, Sejarah Ketika Diplomasi Belanda "Dipukul"
Kelompok masyarakat datang melakukan tabur bunga di pusara makam sebagai bagian memperingati 71 Tahun Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949.
Peringatan 71 Tahun Serangan Umum 1 Maret, Sejarah Ketika Diplomasi Belanda "Dipukul"
TRIBUNJAMBI.COM, BANTUL - Suasana Makam Pejuang Soemenggalan, Kemusuk, Bantul, Yogyakarta Sabtu (29/2) berbeda dari hari biasa.
Tampak ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat datang melakukan tabur bunga di pusara makam sebagai bagian memperingati 71 Tahun Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949.
Acara yang dipimpin Bupati Bantul, Suharsono ini berjalan khidmat.
Diawali upacara bendera, ratusan elemen masyarakat mulai dari unsur TNI, Polri, pemerintah, pelajar, legiun veteran hingga masyarakat umum tampak khusyuk mengikuti upacara di depan makam pejuang yang gugur.
Setelah upacara, seluruh peserta upacara kemudian melakukan tabur bunga di makam para pejuang.
• Mantan Istri Ahmad Dhani, Maia Estianty Tumbang di Jet Prbadi, Sempat Bertemu Suami Mulan Jameela
• Ada Promo Serba Rp 5 Ribu di Alfamart! Cek Barangnya Jangan Sampai Kehabisan
• Malam Tadi Tangis BCL Kembali Pecah di Konser Ronan Keating, Sadar Jika Ashraf Sinclair Tak Ada Lagi
Di sela acara, Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad), Brigjen TNI Eddy S Siahaan mengungkapkan, SU 1 Maret merupakan momentum yang berdampak secara internasional.
"Memukul upaya diplomasi Belanda, sehingga akhirnya dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berujung pada penyerahan kedaulatan Belanda pada Indonesia,” ungkap Eddy.
Eddy pun mendukung penuh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pengusulan momentum SU 1 Maret sebagai Hari Besar Nasional Penegakan Kedaulatan Negara yang tengah diusahakan sejak beberapa tahun terakhir.
“Saat ini prosedur sedang berjalan."
"Harus kita tanggapi dengan positif. Harus terus kita dukung. Kita juga akan bantu proses. Mudah-mudahan tidak memakan waktu,” ungkapnya.
Selain tabur bunga, peringatan 71 Tahun SU 1 Maret juga diramaikan anak-anak dari berbagai daerah yang berpartisipasi dalam Lomba Mewarnai tingkat TK yang dilaksanakan di Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto.
"Peristiwa dan tokoh-tokoh yang berperan dalam SU 1 Maret 1949, seperti Pak Harto, Jenderal Soedirman dan Sultan Hamengku Buwono IX harus dikenalkan sejak dini."
"Lomba ini juga dimaksudkan agar anak-anak memiliki memori yang baik tentang sejarah bangsa Indonesia," ujar Dr. Arissetyanto Nugroho, Ketua Panitia Maret Bulan Pak Harto.
Memperingati 71 Tahun Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949. (TRIBUNNEWS.COM/IST)
Acara ini memang jadi pembuka kegiatan Maret Bulan Pak Harto yang bertema 'Membangun Manusia Indonesia yang Seutuhnya'.
• Aktifitas BCL Tengah Malam, Terbangun dalam Kesendirian Mencoba Hidup Tanpa Sosok Ashraf Sinclair
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris Malam Tadi, Liverpool Perdana Tumbang, Chelsea Dapat 1 Poin
Selain lomba mewarnai, akan ada program diskusi, seminar dan ditutup dengan Pentas Kesenian dan lomba lari nasional 'Patriot Run 2020' yang rencananya akan digelar di Sentul, Bogor.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Momen Serangan Umum 1 Maret Diusulkan Jadi Hari Besar Nasional
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/serangna-umum-1-maret.jpg)