Citizen Jounalism

Musda Golkar, dari Zoerman ke Cek Endra

ZOERMAN Manap memimpin Golkar Jambi, dalam empat periode. Sejak Musdalub 2001 hingga wafat, April 2018.Pengurus DPP Golkar boleh berganti...

Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Antony Zeidra Abidin (AZA) 

*Antony Zeidra Abidin

ZOERMAN Manap memimpin Golkar Jambi, dalam empat periode. Sejak Musdalub 2001 hingga wafat, April 2018.

Pengurus DPP Golkar boleh berganti, sejak Akbar Tanjung (1999-2004), Jusuf Kalla (2004-2009), Aburizal Bakrie (2007-2015), Setya Novanto (2015-2017), Airlangga Hartato (2017-sekarang), namun Zoerman tetap bertahan.

Itu berarti, ada enam kali musyawarah nasional (munas), Zoerman ikut memilih para ketua umum tersebut selaku pemilik suara mewakili Provinsi Jambi.

Zoerman sendiri memenangkan pemilihan dalam empat kali musda (musyawarah daerah), yang membuat dia "berkuasa" selama 18 tahun.

 Sejarah Terbentuknya Warkop DKI sejak 1970-an, Siapa Sebenarnya Rudy Badil dan Nanu Mulyono

 Kisah Rudy Badil Anggota Warkop DKI, Teman Dekat Soe Hok Gie, Wartawan Kompas Legendaris

 Daftar Lengkap Film Warkop DKI sejak 1970-an s/d 1994, Khusus Bioskop Layar Lebar

Musda pertama 2001, berikutnya 2004, 2010 dan terakhir 2016 pada saat ia berusia 73 tahun. Bahkan dapat dikatakan, putra mantan Plt Gubernur Jambi Abdul Manap ini memimpin Golkar Jambi seumur hidup. Suatu rekor yang tidak dimiliki ketua Golkar provinsi mana pun di Indonesia.

Berawal dari kisruh Golkar Jambi yang tidak mendukung kepemimpinan Akbar Tanjung (AT) pada awal reformasi. Bahkan, agak ganjil juga, ketika AT dan jajaran pengurus DPP Golkar bergulat menghadapi tekanan besar berbagai elemen politik untuk menghancurkan dan membubarkan Partai Golkar, Ketua DPD Jambi mendesak munas luar biasa (munaslub) untuk melengserkan AT.

Bahkan ketika datang ke Jambi untuk menghadiri kampanye akbar Golkar di Jambi pada 1999, di bandara AT tidak disambut secara layak. Sebagaimana PDIP menyambut kedatangan Megawati ke Jambi dengan massa yang membeludak.

Yang pertama kali jadi sasaran kemarahan AT ketika itu adalah saya, selaku Koordinator Wilayah (Korwil) Gokar Jambi. Ketika hendak naik pewawat jet charteran yang hanya berisi empat penumpang (AT, istri AT, seorang artis kondang serta saya), hampir sepanjang jalan sejak dari bagian keberangkatan, AT jadi sangat emosional dan menumpahkan kekesalan dan kemarahannya kepada saya... Sampai-sampai, Nina Akbar Tanjung mengatakan, “Yang salah bukan Bang Antony, tetapi panitia.”

Dampak dari semuanya itu adalah tuntutan diselnggarakannya Musdalub Golkar Jambi. Saya menugaskan kader Golkar Jambi almarhum Ismail Tadjudin, untuk mencari sejumlah nama untuk dicalonkan. Anggota DPR RI 2004-2009 itu menyodorkan empat nama, tapi tak satu pun saya kenal secara pribadi. Namun ada satu nama yang cukup familiar bagi saya, yaitu nama yang menggunakan nama Manap di belakang namanya: Zoerman Manap.

Maka, sejak itu mulailah sejumlah alumni APDN Jambi yang ketika itu menjadi Ketua Golkar Kabupaten Kerinci, Merangin, Sarolangun dan Bungo, bekerja untuk mengumpulkan pernyataan tertulis tujuh DPD Golkar kabupaten/kota, sebagai syarat 2/3 suara untuk musdalub.

Timbul masalah, hanya dapat enam tanda tangan. Tetapi akhirnya, para senior Golkar Jambi itu berhasil melobi Burhanuddin Mahir yang ketika itu menjabat Ketua Golkar Kabupaten Batanghari.

Apakah perjalanan Zoerman Manap mulus dalam musdalub tersebut? Tidak! 
Karena Burhanuddin Mahir bersama dua tokoh lainnya juga ikut maju, yaitu incumbent Zainuddin dan Hasip Kalimuddin Syam. Untung ada kerabat saya Bang Hasip (istrinya adik istri abang saya) yang wanti-wanti berpesan kepada saya, jika dukungan tidak mencukupi beliau akan mundur.

Sehari menjelang pemilihan, Bang Hasip menelepon saya menanyakan perkembangan suara. Mengetahui dukungan untuknya tidak mencukupi untuk menang, beliau sportif mundur. Suara pendukungnya diberikan untuk Zoerman Manap.

Walhasil, sejak saat itu jadilah mantan Ketua Biro Kopwil DPD Golkar Jambi (1998-2000) menjadi nakhoda, memimpin Golkar Provinsi Jambi.

Kemudian, Golkar Jambi dapat mengimbangi speed DPP Golkar di bawah komando Akbar Tanjung yang superaktif memperjuangkan kemenangan Golkar.

Hasilnya sangat menakjubkan. Golkar menjadi pemenang pemilu 2004, mengalahkan PDIP yang hanya memperoleh 109 kurisi di DPR RI. Sementara Golkar meroket ke angka 128 kursi.

Hal yang sama terjadi di Provinsi Jambi, Golkar memperoleh suara tertinggi di hampir semua kabupaten/kota, yang kemudian mendudukkan kader Golkar sebagai ketua DPRD di hampir seluuh kabupaten/kota.

Kemenangan Golkar tersebut, berhasil menempatkan Zoerman Manap menjadi ketua DPRD Provinsi Jambi periode 2004-2009.

Sayangnya kejayaan Golkar ini tidak berlanjut pada pemilu-pemilu berikutnya.

Tentu ada dampaknya terhadap kepemimpinan Zoerman yang dua kali mengalami desakan untuk dilengserkan.

Desakan pertama sangat dahsyat, pasca Pemilu 2004 hampir seluruh DPD II sudah manandatangani pernyataan permintaan musdalub. Yang kedua, pasca pemilu 2009 dan menjelang pemilu 2014.

Tentu saja, dalam menghadapi dua kali tekanan berati itu, ZM meminta bantuan saya untuk mencarikan jalan keluarnya.

Tidak mudah bagi saya yang ketika itu menjadi Ketua Dewan Penasihat DPD I Golkar Jambi. Di satu pihak, adanya aspirasi yang kuat untuk melengserkannya, di lain pihak tidak mudah mencari figur yang cukup mumpuni.

Saya berada pada posisi dilematis, berpihak kepada aspirasi darah atau tetap mempertahankan sahabat saya ZM — cucu Pak Makalam yang tak lain adalah sahabat dan teman seperjuangan ayah saya (Zainul Abidin) semasa revolusi kemerdekaan, seperti yang pernah dituturkan putra almarhuhm Pak Makalam yaitu Rusfan Makalam, sebelumnya.

Mampukah Musda Golkar Jambi yang dibuka mulai Sabtu (29/2) mengusung kader terbaiknya dengan tokoh sekaliber ZM?

Ternyata, Zoerman Manap, sang legendaris Golkar Jambi itu sudah lama mempersiapkan penggantinya, yaitu Cek Endra, Bupati Sarolangun. Dengan menempatkannya dalam kepengurusan DPD I Golkar Jambi pada posisi startegis.

Bahkan dalam wasiatnya yang disampaikan kepada beberapa sahabatnya pada saat terakhir menjelang kepergiannya, almarhum berharap Cek Endra dapat melanjutkan estafet kepemimpinan Golkar Jambi.

Harapan itu kini menjadi kenyataan. Cek Endra terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD I Golkar Jambi periode 2020-2025.

Bagi Cek Endra, dengan poisisinya sebagai orang nomor satu di Golkar Jambi, membuka peluang besar baginya untuk menjadi calon Gubernur Jambi.

Diharapkan Cek Endra mampu mengelola peluang besar Golkar untuk rebound, kebangkitan Golkar dalam siklus politik 20 tahunnya, sejak 20 tahun sukses besar yang pernah diraih partai berlambang beringin ini pada tahun 2004. Semoga. Selamat bertugas.

*Antony Zeidra Abidin (AZA), mantan Wakil Gubernur Jambi

 Cek Endra Jadi Ketua DPD Golkar Provinsi Jambi, Terpilih Secara Aklamasi saat Musda X

 Siapa Sebenarnya Bharada Doni Priyanto, Brimob yang Gugur di Papua Usai Baku Tembak Dengan KKB Papua

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved