Berita Nasional

Jenderal Bintang 3 Dicueki Anak Buah Kala Nyamar Pakai Sandal Jepit, Terkejut Diperlakukan Begini

Jenderal Bintang 3 Dicueki Anak Buah Kala Nyamar Pakai Sandal Jepit, Terkejut Diperlakukan Begini

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribun Jambi
Suhardi Alius nyamar jadi masyarakat biasa 
Jenderal Bintang 3 Dicueki Anak Buah Kala Nyamar Pakai Sandal Jepit, Terkejut Diperlakukan Begini
TRIBUNJAMBI.COM - Bagaimana jadinya bila seorang Jenderal Polisi bintang tiga menyamar jadi masyarakat biasa dan mengetes anak buahnya.
Hal itu yang coba diterapkan oleh salah satu Jenderal Bintang Tiga di jajaran kepolisian bawahannya yang langsung bersinggungan dengan kehidupan masyarakat.

Namun apa yang didapati oleh Jenderal tersebut saat ingin melihat apa yang dilakukan bawahannya di tingkat Kepolisian Sektor (Polsek).

Meski sering kali menerima laporan pengaduan dari masyarakat, namun apa yang didapat oleh Jenderal satu ini berbanding terbalik.

Kisah Menegangkan Prabowo Subianto dan 3 Jenderal Kopassus saat Pertempuran, Peluru Berhamburan

Anak Jenderal Ini Ungkap Kabar Ahok BTP, Cerita Kalau Masih Suka Takut-takut Gendong Bayinya

JENDERAL AS Kaget Bukan Main Melihat Atraksi Denjaka di Markas Marinir, Sampai Geleng-geleng

Dua Jenderal TNI dari Jambi yang Dibesarkan Kopassus dan Menjadi Tokoh Penting di TNI

Dalam peluncuran buku "Mengubah Pelayanan Polri dari Pimpinan ke Bawahan" karya Suhardi Alius, 11 Maret 2013 silam, dirinya bercerita saat melakukan sidak mendadak dengan cara menyamar.

Suhardi yang kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menuturkan pengalamannya saat menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya.

Di sana ia menceritakan saat menyamar menjadi warga biasa untuk mengetahui kegiatan anak buahnya kala itu.

Dirinya pun berpura-pura ingin melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya ke polsek terdekat.

Untuk meyakinkan agar penyamarannya tak terbongkar oleh bawahannya, Pak Hardi (nama samaran) hanya mengenakan kaus biasa dengan celana jins dan sandal jepit.

Diduga Karena Obat Nyamuk, Kebakaran di Senyerang, Tanjab Barat Hanguskan Rumah dan 2 Penghuninya

Sering Berseliweran di Sinetron dengan Peran Jadi Polisi, Profesi Masran Sebenarnya Sungguh Mulia

Heboh Isu Virus Corona Menyebar Bebas di Jakarta, Anies Baswedan: Kita Bersiaga, Tak Perlu Panik

Apa yang dilakukannya kala itu, semata-mata demi mengetahui bagaimana petugas kepolisian memberi pelayanan pada masyarakat.

Sendal Jepit
(SRIPOKU.COM/TRESIA SILVIANA)
Sendal Jepit

Sesampainya di sebuah kantor polsek, penyamarannya pun bisa dikatakan berhasil saat beberapa petugas kepolisian tidak mengenali jati dirinya.

Namun apa yang ia dapati saat mencoba mengutarakan maksud kedatangannya untuk melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya.

Dirinya sempat dipingpong oleh petugas yang ada di sana, ia pun disuruh ke sana kemari hanya untuk sekedar melaporkan tindak kejahatan.

Bupati Safrial Canangkan Tanjab Barat Sebagai Kabupaten Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Ferdinand Hutahaean Emosi Sekali saat Pendukung Anies Baswedan Tanya Anak Buah SBY: SMA Anda Dimana?

Sungai Batanghari Berwarna Coklat, Begini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi

Mengenal Watak dan Kepribadian Orang yang Lahir di Bulan Maret: Ternyata Sosok Murah Hati Loh!

Mendapati perlakuan seperti itu, Pak Hardi tetap tidak membuka identitasnya.

Yang terakhir dirinya pun disuruh melapor ke Pospol dan akhirnya ia turuti dengan tetap menutupi jati dirinya.

Saat berada di Pospol itulah dirinya tercengang mendapati perlakuan berbeda dari salah satu anggota kepolisian yang cukup senior di kantor polsek tersebut.

"Apa yang saya dapatkan di Pospol? Seorang Bintara sudah tua, tapi pelayanannya baik," ucap Pak Hardi, mengutip dari Wartakotalive.com.

Keesokan paginya, Pak Hardi langsung menghubungi pimpinan Polres setempat untuk memanggil Bintara itu.

Berawal Dari Lubang di Kamar Mandi, Remaja 17 Tahun Ketagihan Rekam Emak-emak yang Lagi Mandi

Fadli Zon Sebut Banjir Jakarta Bukan Salah Anies Baswedan, Anak Buah Prabowo Malah Singgung Jokowi

Diancam Dibunuh Dengan Gergaji, Gadis 16 Tahun Diperkosa 3 Pemuda Saat Main ke Kos Pacar

Selanjutnya, Pak Hardi memberikan hadiah kepada polisi tua yang tulus membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

(TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)
Suhardi Alius

Sementara kepada para polisi yang setengah hati membantu warga, Pak Hardi langsung mengambil tindakan tegas.

Dari beberapa polsek, tercatat sejumlah polisi dicopot dari jabatannya karena dinilai tak tanggap dalam bertugas.

"Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," katanya, mengutip dari Wartakotalive.com.

Penyamarannya itu sering dilakukannya di beberapa kesempatan, seperti yang dilansir dari Sripoku.com, Suhardi sempat menyamar untuk berpura-pura melaporkan tindak kejahatan hipnotis di kantor Polsek Menteng.

Perlakuan kurang baik pun ia dapatkan dari anak buahnya yang tak sadar siapa sosok yang sedang dihadapinya itu.

Siapa Sebenarnya Bharada Doni Priyanto, Brimob yang Gugur di Papua Usai Baku Tembak Dengan KKB Papua

Nonton Streaming Manga Boruto Episode 146 Sub Indonesia, Misi Pelarian Tim 7 Dimulai, Tanpa Sarada?

Dampak Virus Corona, Pabrik Google Dipindah ke Vietnam

Tak hanya itu di hari yang lain ia mencoba lagi melakukan penyamaran yang sama di Polsek Gambir.

Masih dengan laporan hipnotis yang sama, namun di sana ia mendapat perlakuan berbeda padahal wilayah yang dilaporkan jauh tidak masuk polsek tersebut.

Puas dengan pelayanan yang diberikan anggota Polsek Gambir, Suhardi pun pulang dan menelepon Kapolres Jakarta Pusat yang saat itu dipimpin Kombes Pol Hamidin.

Suhardi tanpa ragu meminta Kapolres untuk mempertemukannya dengan dua anggota Polsek Gambir yang menerimanya malam itu.

Kemudian sebagai Wakapolda Metro Jaya saat itu memberikan penghargaan kepada kedua anggotanya dan dijadikan ikon pelayanan di Polres Jakarta Pusat.

"Wakapolda turun dan keluyuran ke bawah bukan untuk mencari kesalahan, tapi sidak dilakukan untuk melihat kualitas pelayanan anak buahnya," ujar Suhardi saat itu.

BREAKING NEWS Investasi Bodong di Muarojambi, 3 Mobil Mewah dan 7 Sepeda Motor Diamankan

Suhardi Alius
Wikipedia
Suhardi Alius

Melansir Wikipedia, Komisaris Jenderal Polisi Drs Suhardi Alius M H adalah tokoh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Pada 20 Juli 2016, ia ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang dipromosikan menjadi Kapolri.

Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas menggantikan Boy Salamuddin, sejak 16 Januari 2015 hingga Juli 2016.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri sejak tanggal 24 November 2013 hingga 16 Januari 2015 menggantikan Komjen Pol.

9 Manfaat Khasiat Buah Duku, Sumber Antioksidan hingga Dua Diantaranya Sangat Disukai Wanita

Sutarman yang terpilih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Sebelum diangkat sebagai Kabareskrim, Suhardi menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Pol. Tubagus Anis Angkawijaya sejak Juni 2013 hingga November 2013.

Pria yang berdarah Minang dan fasih berbahasa Sunda ini pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menggantikan Anang Iskandar.

Diduga Membiarkan Aksi Pengeroyokan yang Menewaskan Sopir Truk, 7 Polisi Diperiksa Propam

Seiring penunjukannya sebagai Kabareskrim, Suhardi kini menjadi angkatan 1985 pertama yang sudah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga. (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.Grid.ID

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved