Update Virus Corona di Korea Selatan & Iran, 594 Kasus Baru di Korsel, Iran Dianggap Tak Transparan

Korea Selatan melaporkan 594 kasus baru virus corona pada Sabtu (29/2), peningkatan harian terbesar sejak infeksi pertama terkonfirmasi pada 20 Januar

Editor: Suci Rahayu PK
JUNG YEON-JE / AFP
Petugas di Korea Selatan menyemprot disinfektan untuk cegah penyebaran virus Corona 

Dilansir BBC Persia, Jumat (28/2), kebanyakan korban berasal dari ibu kota Teheran, dan kota Qom yang dianggap sebagai lokasi penyebaran pertama.

Jika benar, angka korban meninggal virus corona di China hampir tujuh kali lipat dari yang dipaparkan pemerintah pada Jumat waktu setempat.

Saat itu, Teheran mengumumkan bahwa 34 orang meninggal dengan 388 lainnya terinfeksi penyakit yang pertama kali terdeteksi di China.

Juru bicara kementerian kesehatan Kianush Jahanpur bersikukuh, pihaknya sudah transparan dan menuding BBC telah menyebarkan kebohongan.

Pernyataan itu terjadi setelah sejumlah anggota parlemen dari Qom menuduh pemerintah menutup-nutupi kabar sebenarnya korban Covid-19.

Sementara Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan bahwa negara yang dipimpin Ayatollah Ali Khamenei itu tidak memberikan informasi penting.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam pernyataan kepada Kongres AS menuturkan, Gedung Putih sudah menawarkan bantuan kepada Iran.

"Infrastruktur kesehatan mereka kuno. Sampai saat ini, kesediaan mereka untuk berbagi informasi terkait apa yang terjadi... Iran belum kuat," kata Pompeo.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menolak penawaran tersebut.

Iran juga menyalahkan AS yang sudah memberikan sanksi dan tekanan.

Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar ketika berpidato dalam sidang pembukaan Konferensi Perubahan Iklim Dunia di Le Bourget, Perancis, pada 30 November 2015. Dia positif terinfeksi virus corona, tiga hari setelah menterinya, Iraj Harirchi, tertular virus yang sama.
Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar ketika berpidato dalam sidang pembukaan Konferensi Perubahan Iklim Dunia di Le Bourget, Perancis, pada 30 November 2015. Dia positif terinfeksi virus corona, tiga hari setelah menterinya, Iraj Harirchi, tertular virus yang sama. (REUTERS/Stephane Mahe)

"Klaim bantuan kepada Iran dari negara yang sudah menerapkan terorisme ekonomi dan memblokir rencana pembelian peralatan medis konyol dan permainan politik-psikologis," jelas dia.

Dalam kicauannya di Twitter, Jahanpur menyatakan publik diminta berdiam di rumah, menerapkan aturan ketat terkait lalu lintas.

Kemudian Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengumumkan, sekolah-sekolah di seluruh negeri bakal ditutup pada Sabtu (29/2) sebagai pencegahan.

Dalam keterangannya di televisi nasional, Namaki menjelaskan mereka sudah mengalami pekan yang buruk, di mana puncak penyebaran bakal terjadi pekan depan.

Sementara anggota Dewan Teheran City mengemukakan kepada Ilna, jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 bisa meningkat 10.000-15.000 di pekan mendatang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved