Minta Uang Buat Study Tur, Siswi SMP Dicekik Ayah Kandung, Jasad Korban Dimasukan Gorong-gorong
Budi Rahmat (45) berlaku sadis saat memasukkan siswi SMP yang merupakan anak kandungnya sendiri, DS (13) ke gorong-gorong.
TRIBUNJAMBI.COM - Budi Rahmat (45) berlaku sadis saat memasukkan siswi SMP yang merupakan anak kandungnya sendiri, DS (13) ke Gorong-gorong.
Delis dimasukkan Budi Rahmat ke dalam gorong-gorong depan SMPN 6 Tasikmalaya.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengatakan Budi Rahmat memasukkan jasad Delis dengan cara didorong menggunakan kaki.
Budi berniat kematian anaknya dianggap karena kecelakaan.
"Memang mayat korban membusuk secara kasat mata sulit untuk diketahui sidik jari pelaku. Namun, hasil otopsi yang sudah diliput rekan-rekan sebelumnya berhasil mengungkap ciri-ciri kekerasan pelaku," katanya.
Anom mengatakan sebelum memasukkan mayat Delis ke gorong-gorong, pelaku sempat membonceng korban.
• Rahfiq Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Perannya Dalam Korupsi PLTMH Batang Asai
• 5 Bulan Sebelum Ibadah Haji, Arab Saudi Larang Muslim ke Mekkah dan Madinah, Ritual Tahunan Terancam
• Artis Tersangkut Kasus Pembobolan Kartu Kredit - Boy William, Gisel, Selebgram Sarah Alana Gibson
Mayat Delis dibonceng memakai motornya dengan posisi kedua tangan diikat.
Posisi korban seperti memeluk saat naik motor di lokasi kejadian.
Setelah mencekik Delis sampai tewas, Budi Rahmat sempat meninggalkan jenazah.
Budi pergi kerja seakan tak terjadi apa-apa.
"Jadi pelaku sudah tahu setelah mencekik korban yang juga anak kandungnya itu telah tewas. Ditinggalkan kerja lagi baru dibawa ke gorong-gorong sekolahnya untuk disembunyikan," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto.
Melansir Kompas.com Seusai selesai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB di hari yang sama, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya SMPN 6 Tasikmalaya.
Setibanya di lokasi gorong-gorong, pelaku menyembunyikan mayat anaknya tanpa diketahui seseorang karena saat itu hujan deras sekitar pukul 22.00 WIB.
Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibu korban dan pihak sekolah.
Bahkan, sesuai pengakuan Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, pelaku sempat mengaku kalau anaknya bersamanya saat dicari-cari karena tidak pulang dan tak masuk sekolah keesokan harinya Jumat (24/1/2020).