Gara-gara Banjir Jakarta,Gubernur Anies Baswedan Tuai Kritik Keras Hingga Diserukan Mundur
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuai berbagai macam kritikan dari sejumlah pihak saat banjir Jakarta kembali terjadi.
Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan cara ideal penanganan banjir di Jabodetabek.
Dilansir setkab.go.id, program penanganan banjir harus dilakukan secara terintegrasi berdasarkan satuan wilayah sungai, tidak dibatasi wilayah administrasi.
“Upaya penanganan banjir di Indonesia itu pendekatannya bukan batasan administratif, namun batasan wilayah sungai," ujar Basuki dalam Rapat Kerja Penanganan Banjir Jabodetabek bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Basuki menyebut Jabodetabek terdiri dari wilayah Sungai Ciliwung, kemudian sebagian wilayah Sungai Cisadane, dan Sungai Citarum.
"Untuk penanganan Sungai Ciliwung seperti yang pernah disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, sudah ada masterplan-nya sejak tahun 1973 kemudian di-review pada 1997 dan terakhir pada 2007," ungkap Basuki.

Basuki optimis masterplan tersebut mampu menyumbang hasil positif.
"Insyaallah dengan mengerjakan masterplan tersebut dapat mengurangi banjir di wilayah Jakarta,” kata Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, Masterplan Pengendalian Banjir Jakarta memuat pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), Sudetan (floodway) dan bendungan kering di hulu Sungai Ciliwung.
“Di hulu Ciliwung kita sedang bangun Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, nanti di tengah di Bidara Cina ada Sudetan yang mengalirkan debit air dari Kali Ciliwung ke KBT untuk mengurangi beban aliran di pintu air Manggarai,” ujarnya.
Dari masterplan tersebut, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pekerjaan peningkatan kapasitas sungai melalui pelebaran dan pengerukan Sungai Ciliwung sepanjang 16 km.
Sementara rencana keseluruhan sepanjang 33 km.
Peningkatan kapasitas sungai juga dilakukan di Kali Angke Hulu dengan realisasi sepanjang 30,4 km dari rencana 42,8 km.
Lalu di Kali Pesanggrahan dengan realisasi sepanjang 21,7 km dari rencana 42,8 km, dan di Kali Sunter dengan realisasi sepanjang 28,6 km dari rencana 35,7 km.
Sementara itu untuk relokasi masyarakat yang terkena pembebasan lahan di alur sungai, Kementerian PUPR telah menyiapkan 800 unit hunian di Rusunawa Pasar Rumput.
Kementerian PUPR juga mendorong percepatan kelanjutan pembangunan Sudetan Ciliwung yang berbentuk terowongan bawah tanah untuk mengurangi debit air sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter.