Kisah Militer RI

TIDAK Cuma Ahli Perang di Hutan, Kopassus Kalahkan Pasukan Khusus Korea Selatan di Tempat Bersalju

TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan satu di antara pasukan elite TNI

Editor: ridwan
IST
Ilustrasi- Anggota Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan satu di antara pasukan elite TNI yang juga Komando Utama (Kotama) tempur yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI AD. 

Selain ahli dalam berbagai pertempuran, kemampuan penanggulangan teror dan intelijen yang dimiliki Kopassus juga membuat merinding tentara dari berbagai belahan dunia.

Kopassus pernah dinobatkan sebagai pasukan elite paling ditakuti di dunia.

Kopassus mampu menjadi pasukan elite nomor tiga di dunia.

Adapun, pasukan elite nomor satu dunia diduduki Special Air Service (SAS) Inggris dan Mossad (Israel).

Pengalaman bertempur dengan pasukan elite dunia seperti SAS, Gurkha dan juga pasukan Marinir Belanda menjadi CV mentereng yang dimiliki Kopassus.

Pasukan elite TNI Kopassus di dalam setiap kehadirannya ternyata mengundang decak kagum pasukan negara-negara lain.

 

Jual Motor Vixion Rp 3 Juta, Terdakwa Curanmor di Bungo Jual Motor Curian ke Warga Suku Anak Dalam

Selain operasi militer, pasukan negara lain juga memuji kehebatan Kopassus saat terlibat dalam latihan bersama.

Satu di antara pasukan yang dibuat keheranan dengan kemampuan para prajurit Korps Baret Merah yakni saat Kopassus berlatih dengan pasukan anti teror Korea Selatan. 

Satu di antara kisahnya yakni saat Kopassus berlatih dengan pasukan Komando Korea Selatan yakni Pasukan Batalyon 707.

 

Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.

Batalyon 707 merupakan satu diantara pasukan khususKorea Selatan, Batalyon Misi Khusus 707 (707th Special Mission Battalion), yakni korps khusus yang menangani terorisme.

Batalyon ini di bawah Komando Perang Khusus Angkatan Darat Republik Korea (Republic of Korea Army Special Warfare Command).

707th Special Mission Battalion
707th Special Mission Battalion (special-ops.org)

Seperti apa Batalyon 707? Batalyon ini yang juga yang menginspirasi Drama Korea Descendant of The Sun yang dibintangi Song Song Couple, Song Jong Ki dan Song Hye Kyo.

2 Pelaku tak Berkutik, Spesialis Pencurian Rumah Kosong di Tebo Dibekuk Polisi

Kopassus mampu mengimbangi kemampuan pasukan Komando Korea Selatan yang berlatih di dalam sungai es yang membeku.

Meski tinggal di daerah tropis yang notabene bersuhu panas, namun para prajurit Kopassus sepertinya langsung bisa menyesuaikan diri dengan suhu udara dingin yang sangat menusuk.

Kedua pasukan dari Kopassus dan Korsel tersebut berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju.

Area untuk latihan antiteror pemebasan sandera maupun pertempuran jarak dekat, yang dilengkapi pesawat Boeing 747, kereta api, bus, gedung perkantoran dan bank.

Meski ahli dalam perang hutan pasukan Kopassus juga harus mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.

BIASA Tampil Seksi, Manajer Akui Nikita Mirzani Sering Ditawari Job Plus-plus, Dhea: Blokir Nomor

Cuaca dingin yang dirasakan di daerah tersebut tak lagi jadi halangan para prajurit Kopassus.

Bahkan ketika ada latihan fisik berupa lomba lari menuju bukit dengan pasukan Korea, prajurit Kopassus bisa mencapai puncak lebih dulu.

'Neraka' Latihan Kopassus

Pasukan Elite TNI AD atau yang lebih dikenal dengan nama Komando pasukan Khusus (Kopassus), memang sudah terkenal kehebatannya.

Namun sebelum seorang prajurit mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, para prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.

Terungkap Alasan Napi di Sarolangun Kabur, Ternyata Isterinya Minta Cerai

Tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.

Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.

 

Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung.

Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan. (YouTube)

Kena Rayuan Maut TNI Gadungan, 3 Janda Cantik dan 1 Dosen Disetubuhi, Ngaku Satuan Elite TNI AL

Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.

Kopassus
Kopassus (Tribunnews/herudin)

Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.

Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.

Cuma Ada 3 Dokter Hewan di Tanjab Barat, Bakal Siapkan Formasi CPNS Khusus Dokter Hewan

Dalam bukunya yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan yang diterbitkan QailQita Publishing tahun 2014, Mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Kopassus.

Mengintip Neraka di Cilacap

Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. ini adalah latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.

Di sini materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.

Lagi Viral! Pengendara Motor Ngotot Adu Mulut Sama Pria Berjaket Ojol, Siapa Sangka Ternyata Polisi

Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.

Pelolosan dan Kamp Tawanan, salah satu materi latihan siswa Komando TNI yang paling berat
Pelolosan dan Kamp Tawanan, salah satu materi latihan siswa Komando TNI yang paling berat (Intisari)

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.

Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.

Detik-detik Megawati Jengkel, Formula E Diadakan di Tugu Monas, Kesal ke Anies? Itu Cagar Budaya!

Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang.

Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.

Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.

Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.

 

Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.

Bejat, Karena Alasan Ini, Seorang Ayah di Jambi Gauli Anak Kandung Lebih dari 100 Kali

Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.

“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa, namun para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.

Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.

Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.

Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.

Dua Pesawat Tabrakan di Udara, Puing-puing Jatuh di Ladang, Pilot dan Seluruh Penumpang Tewas

“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini. (Dari berbagai sumber)

Itu tadi satu diantara kisah kehebatan Kopassus pasukan elite TNI yang ditakuti oleh pasukan di dunia.

Simak kisah-kisah Kopasuss dan tentara lainnya di Kisah MiliterTribunjambi.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved