Berita Bungo

Pembunuhan di Pelayang Bungo, Wardi Dijatuhi Vonis 20 Tahun dan Restitusi Rp 145 Juta

Majelis hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo akhirnya memutus perkara pembunuhan yang dilakukan terdakwa Wardi (43)

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/mareza
Majelis hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo akhirnya memutus perkara pembunuhan yang dilakukan terdakwa Wardi (43), Agustus 2019 lalu, Selasa (18/2/2020). Terdakwa dijatuhi hukuman 20 tahun 

Kasus Pembunuhan di Pelayang Bungo, Tidak Ada Alasan Pembenaran, Majelis Hakim Akhirnya Jatuhkan Vonis 20 Tahun dan Restitusi Rp 145 Juta

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Majelis hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo akhirnya memutus perkara pembunuhan yang dilakukan terdakwa Wardi (43), Agustus 2019 lalu.

Hakim ketua Rizal Firmansyah bersama Ade Irma Susanti dan Melky Salahudin akhirnya menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 20 tahun.

"Menjatuhkan hukuman oleh karena itu dengan pidana penjara selama 20 tahun," kata Rizal Firmansyah, di ruang sidang PN Bungo, Selasa (18/2/2020).

Selain itu, majelis hakim juga mewajibkan terdakwa Wardi membayar restitusi sejumlah Rp 145.017.182, kepada saksi korban Robi Suwandi.

BREAKING NEWS: Petugas Lapas Sarolangun Diadang Keluarga Napi Buron, Mobil Dihantam Kayu

Empat Pekerja PETI di Bungo Ditangkap Polisi, Bagaimana dengan Bos Mereka?

Majelis hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo akhirnya memutus perkara pembunuhan yang dilakukan terdakwa Wardi (43), Agustus 2019 lalu, Selasa (18/2/2020). Terdakwa dijatuhi hukuman 20 tahun
Majelis hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo akhirnya memutus perkara pembunuhan yang dilakukan terdakwa Wardi (43), Agustus 2019 lalu, Selasa (18/2/2020). Terdakwa dijatuhi hukuman 20 tahun (tribunjambi/mareza)

Bukan hanya itu, majelis hakim juga menetapkan barang bukti berupa dua unit sepeda motor beserta STNK-nya dikembalikan pada saksi korban, Robi Suwandi. Ada pun barang bukti lain yang diduga digunakan saat melakukan aksi pembunuhan tersebut, dirampas untuk dimusnahkan.

Sidang itu dijaga ketat aparat kepolisian. Hal itu untuk mengantisipasi konflik antara keluarga korban dengan terdakwa.

Pantauan Tribunjambi.com di PN Muara Bungo, keluarga korban, kerabat, dan pengunjung diperiksa, sebelum masuk ke dalam ruang sidang.

Di tengah persidangan, tangis keluarga korban sempat pecah. Istri dan anak korban menangis ketika majelis hakim membacakan putusan terhadap terdakwa.

Putusan majelis hakim tersebut conform dengan tuntutan JPU Kejaksaan Negeri Bungo, Nofry Hardi, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, jaksa menuntut terdakwa sebagaimana pasal 340 KUHP dan pasal 353 ayat (2) dan ayat (3) KUHP.

"Atas putusan itu, baik terdakwa mau pun jaksa penuntut umum punya hak untuk menerima, menolak, atau pikir-pikir selama tujuh hari," kata hakim ketua.

Atas putusan tersebut, kedua pihak sama-sama memilih pikir-pikir selama tujuh hari.

Untuk diketahui, Wardi diadili di meja hijau setelah didakwa melakukan pembunuhan terhadap Zulkifli (50), pada Senin, 5 Agustus 2019 lalu.

Dia melakukan kejahatan terhadap nyawa itu di sebuah kebun di Dusun Seberang Jaya, Kecamatan Bathin II Pelayang, Kabupaten Bungo.

Berdasarkan fakta persidangan, Wardi melakukan pembunuhan terhadap Zulkifli bersama anaknya, J (DPO) dan istrinya, E (DPO). Selain itu, dia juga diduga melukai anak korban, Robi Suwandi (26).
Akibat perbuatan itu, korban atas nama Zulkifli meninggal dunia, dan Robi Setiawan sempat mengalami kritis.

Terdakwa sempat kabur sampai akhirnya tertangkap di Lubuk Linggau Utara pada Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu.

Tidak Ada Alasan Pembenaran
Majelis hakim menilai tidak ada alasan pembenaran atas perbuatan yang dilakukan Wardi. Dalam amar putusannya, majelis hakim berpendapat perbuatan Wardi telah memenuhi unsur-unsur yang didakwakan.

Di antara hal-hal yang memberatkan, perbuatan terdakwa menyebabkan hilangnya nyawa orang lain, dan menyebabkan korban Robi Suandi luka berat.

Selain itu, perbuatan terdakwa menyebabkan penderitaan secara fisik dan psikis bagi keluarga korban.

Lebih lanjut, tidak adanya perdamaian antara korban dan keluarga korban dengan keluarga terdakwa.

Terakhir, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat.

Sedangkan keadaan yang meringankan, terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Kronologi kejadian
Berdasarkan fakta persidangan, kasus pembunuhan itu bermula ketika satu di dari dua istri terdakwa mengambil satu dus mi instan di warung korban yang saat itu dijaga oleh istri korban tanpa membayarnya, Senin (5/8/2020) sore.

Mendapat kabar itu, korban Zuklifli bersama anaknya, Robi segera menyusul ke pondok Wardi.

Konflik tersebut bermula ketika Zulkifli memukul Emi (33) istri tua terdakwa dan terdakwa mendapati istrinya luka di bagian wajah.

Dari sanalah dia naik pitam dan langsung mengejar Zulkifli yang tidak jauh dari sana. Sempat terjadi perkelahian antara Wardi dan Zulkifli, serta Robi dan J (DPO).

Daftar Harga HP Terbaru - iPhone, Samsung, Vivo, Oppo, Mulai iPhone 11 Pro Max 512GB hingga Oppo F11

Zulkifli akhirnya tewas setelah dibacok berkali-kali senjata tajam. Setelahnya, Wardi langsung melayangkan senjata tajam itu ke kepala bagian belakang Robi.

Wardi bersama istri mudanya, Mar (30), Emi, dan J sempat melarikan diri ke Lubuk Linggau Utara. Dia ditangkap di rumah keluarganya di Lubuk Linggau Utara pada Sabtu (10/8/2019).

VIDEO: Ashraf Sinclair Suami BCL DIMAKAMKAN

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

.

(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved