Guru SD Mogok Mengajar
Orang Tua Siswa Mendukung Aksi Guru, Tapi Menyayangkan Siswa Diliburkan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun, Helmi, berjanji segera menindaklanjuti.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Orang Tua Siswa Mendukung Aksi Guru, Tapi Menyayangkan Siswa Diliburkan
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Aksi mogok mengajar guru SD negeri di Kabupaten Sarolangun mengakibatkan proses belajar mengajar diliburkan.
Kondisi itu disesalkan para orang tua murid.

• BREAKING NEWS Tak Cocok dengan Kepala Sekolah, Guru SD di Sarolangun Mogok Ngajar
• Asyik Memadu Kasih, Janda Muda dan Berondong Dikejar Warga, Berikut 5 Alasan Cowok Kepincut Janda
• Janda dari Jakarta Terbang ke Jambi Temui Brondong 17 Tahun, Kuat 4 Hari di Kamar Hotel Tak Keluar
Mereka merasa dirugikan pihak sekolah dan ditakutkan itu akan berdampak ke siswa.
Wali murid meminta agar dinas terkait lebih tegas dalam mengambil tindakan terhadap kepala sekolah yang bermasalah itu.
"Kalau kepala sekolahnyo bermasalah tentu harus diproses. Selamo ini guru dak berani bertindak ke mano bae. Kami takut ke siswa kagek, biso bae dio ambek pun***," kata salah seorang wali murid, Junti.
Dia mendukung aksi yang digelar para guru, namun di sisi lain kecewa karena berdampak meliburkan siswa.
Dia berharap masalah itu cepat diselsesaikan dengan bijak dan tidak merugikan satu sama lain.
Pantauan Tribujambi.com, Kepala SDN 02 ketika dikonfirmasi tidak berada di sekolah.

Alhasil upacara diambil alih dinas pendidikan yang saat itu langsung merespon cepat.
Terkait beberapa poin tuntutan para guru dalam aksi hari ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun, Helmi, berjanji segera menindaklanjuti.
"Kita lakukan koordinasi dengan para guru. Mulai besok kegiatan mengajar sudah normal. Terkait tuntutan akan segera ditindaklanjuti, akan panggil kepala sekolah, agar semua bisa terselesaikan dengan baik. Terkait gaji yang tidak dibayar, itu tidak benar, mungkin hanya keterlambatan sistem, aksi ini," ujarnya.
Ditegaskan juga oleh Helmi, ke depan hal serupa tidak terulang kembali. Jika terulang kembali akan ditindak tegas, supaya kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan murid tidak merasa dirugikan.
"Sampaikan aksi, boleh. Cuma harus sesuai etika. Etikanya saja yang salah, harapan ke depan, aksi seperti ini tidak terulang, saya tidak main-main, jika terulang lagi, baik di sekolah manapun, akan saya tindak tegas," ujar Kadis.