Masih Misteri Kasus Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda, Orangtua Datangi Hotman Paris
Orangtua balita tanpa kepala pun mendatangi pengacara kondang Hotman Paris agar kasus kematian anaknya bisa diungkap secara jelas.
Menurut Melisari, YF merupakan anak lelaki satu-satunya yang ia punya.
Air mata ibunda YF pun semakin tak terbendung ketika mengingat anak kondisi jenazah anak lelakinya tersebut.
• Hotman Paris Show Kena Sanksi, Gara-gara Langgar Kesopanan di Salah Satu Tayangannya
• Video Warga Lempar Asbak saat Demo Sempat Tolak WNI dari Wuhan di Kantor DPRD Natuna
"Ini anak lelaki saya satu-satunya," kata ibunda YF sambil terus memegang foto anaknya yang sudah meninggal dunia.
Menurutnya, ia menitikan YS di PUAD untuk sekolah serta bersosialisi dengan teman sebayanya.
"Anak saya hilang dan ditemukan sudah meninggal dunia," kata wanita berkerudung coklat itu.
Hotman Paris berharap kasus ini menjadi perhatian aparat berwenang di daerah setempat.
"Mohon jadi perhatian Polsek Samarinda Ulu dan juga Kapolres Samarinda," katanya Hotman Paris
Ayah Korban Menduga Bukan Kelalaian
Dua orang guru PAUD menjadi tersangka kasus mayat balita tanpa kepala yang ditemukan di parit sungai.
Dua orang guru PAUD yang juga pengasuh korban kini sudah diamankan di Mapolres Samrinda untuk menjalani pemeriksaan oleh penyidik.
Dua orang pengasuh PAUD yang sudah menjadi tersangka itu berinisial ML (26) dan TS (52).
Seperti diketahui jasad balita benama Yusuf ditemukan dalam kondisi mengenaskan yakni tanpa organ tubuh yang lengkap.
Jasadnya ditemukan tanpa kepala dipinggiran sungai dekat rumah yang berlokasi di Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu.
Yusuf sempat dikabarkan hilang dari PAUD hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi mayat tanpa kepala.
Orangtua korban yakni Bambang Sulistio dan Melisari mengaku sudah mengetahui jika kedua guru sekaligus pengasuh PAUD anaknya ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian.
• Wanita Asal Kota Jambi Ini Digelandang Ibu-ibu ke Kantor Polisi, Raup Puluhan Juta Modus Buka Usaha
• Video Warga Lempar Asbak saat Demo Sempat Tolak WNI dari Wuhan di Kantor DPRD Natuna