238 WNI Disambut Keluarga di Jakarta, Rata-rata Tanpa Bermasker, "Anak Saya Sehat di Sana"
Muhammad Cik Nang, orang tua Yusuf Azhar, mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yakin anaknya sama sekali tidak terinferksi virus
238 WNI Disambut Keluarga di Jakarta, Rata-rata Tanpa Bermasker, "Anak Saya Sehat di Sana"
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) yang menjalani observasi selama 14 hari terkait virus corona di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dinyatakan sehat.
Selanjutnya mereka dipulangkan ke daerah masing-masing melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Para orang tua dan keluarga yang menjemput para WNI itu bahkan tidak mengenakan masker.
Muhammad Cik Nang, orang tua Yusuf Azhar, mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yakin anaknya sama sekali tidak terinferksi virus corona.
"Kami menjemput ke Bandara Halim Perdanakusuma nggak pakai masker karena memang anak saya sehat di sana," kata Cikanang saat ditemui di Bandara Halim, Jakarta, Sabtu.
Yusuf Azhar tercatat sebagai warga Griya Cimangir, Bogor, kuliah di jurusan bisnis Universitas Wuhan melalui program bea siswa.
"Kebetulan anak saya di pondok pesantren selama 6 tahun. Jadi dia ingin menuntut ilmu sampai negeri China," ujar Cik Nang.
• Wanita Asal Kota Jambi Ini Digelandang Ibu-ibu ke Kantor Polisi, Raup Puluhan Juta Modus Buka Usaha
• UPDATE 1.666 Meninggal karena Corona, WHO Puji Langkah China, Terawan Salahkan Pemborong masker
• Fakta Mencengangkan Kematian Wakil Walikota Kediri Lilik Nining Muhibah, Begini Kondisi Terakhirnya
Yusuf baru kuliah selama lima bulan (sejak September 2019), namun kemudian muncul virus corona yang menyerang Kota Wuhan.
Aprilia, ibu kandung Yusuf, mengungkapkan anaknya sempat terisolasi di Kota Wuhan.
"Dari komunikasi dengan Yusuf, orang yang tinggal di Wuhan tidak boleh ke luar karena semua perjalanan ditutup. Mereka hanya menghuni kamar," ujar Aprilia.
Aprilia mengaku senang anaknya sudah bisa kembali ke Indonesia dalam kondisi sehat.
Oleh karena itu ia berniat menggelar syukuran di kediamannya.
"Bahagia sekali, senang sekali. Nanti di rumah bikin syukuran menyambut kedatangan anak saya. Semua orangtua rasanya bahagia," tuturnya.
Menurutnya Yusuf tetap ingin melanjutkan pendidikannya di Universitas Wuhan setelah kondisi normal kembali.
"Yusuf bilang tetap lanjut, tetap semangat sama kawan-kawan semua tidak ada yang mundur. Kalau saya terserah anak," katanya.
Bukan hanya keluarga Cik Nang yang tidak memakai masker tetapi juga keluarga lainnya.
Di antaranya Nibras, tante dari Zakiyah Ayu Alvita, serta Taufiqurahman (Taufik Ginting), ayah Diza Layla Barokah.
Mereka percaya, keluarga mereka dalam kondisi sehat sehingga tidak perlu menggunaka masker saat menjemput.
"Gembira pastinya. Sehat semua," ujar Nibras.

Para WNI dibawa dari Natuna ke Jakarta dalam tiga kloter (kelompok terbang).
"Kami berangkat dari Natuna menggunakan tiga pesawat, dua pesawat Boeing dan satu pesawat Hercules TNI AU," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, saat tiba bersama rombongan kloter pertama, di Gedung Sasana Sanggala Praja, Halim Perdanakusuma.
Ikut Melepas
Kloter pertama mendarat sekira pukul 15.30 WIB, disusul kloter berikutnya yang terpaut waktu masing-masing lima menit.
"Jumlah laki-laki 80 orang (34 persen). Yang laki-laki dewasa naik pesawat Hercules," kata Terawan.
Sedangkan sebanyak 158 orang perempuan menumpang di pesawat Boeing.
Sisanya awak pesawat dari Tim Aju KBRI Beijing sebanyak lima orang, penjemput 42 orang terdiri dari kru pesawat Batik Air 18 orang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tiga orang, dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tiga orang.
"Tim Kesehatan TNI delapan orang serta pengamanan TNI sepuluh orang," ujarnya.
WNI peserta observasi dilaporkan ke luar melalui pintu gerbang selatan Asrama Haji Halim Perdanakusuma.
"Peserta observasi dari sejumlah daerah di luar Jabodetabek dikumpulkan di Halim lalu melanjutkan perjalanan pulang ke daerah masing-masing," kata Terawan.
Sekira 225 orang warga Kota Tua Penagi dan Pering, Kabupaten Natuna, ikut melepas para WNI yang telah usai menjalani observasi.
"Awalnya kami rencanakan yang hadir di sini sebanyak 70 orang, tapi ternyata yang mau ikut banyak sampai 150 orang," kata Ketua RT 01, Kota Tua Penagi, Suprianto.
Warga berkumpul di sekitar hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna.
Kota Tua Penagi, merupakan perkampungan terdekat dengan lokasi hanggar. Awalnya, warga sempat menolak kehadiran WNI dari Wuhan.
Namun kemudian masyarakat Penagi ikut gembira karena seluruh WNI dalam kondisi sehat. "Hari ini hari terakhir mereka. Kami memberikan ucapan selamat jalan. Selamat berkumpul dengan keluarga," kata Suprianto.
Ia tidak menampik, warganya sempat ketakutan dan panik, sampai 29 kepala keluarga (KK) memutuskan mengungsi ke daerah lain.

Ia meminta WNI dari Wuhan dan masyarakat Indonesia memaklumi kekhawatiran warga saat itu.
"Pada masa lalu kami memang berdemo, namun jangan dibilang tidak NKRI, tidak ada rasa manusiawi. Itu karena informasi kurang, itulah yang kami rasakan," kata dia.
Warga Pering, Heti juga bergembira melepas WNI dari Wuhan.
"Alhamdulillah mereka nggak sakit. Bisa pulang berarti dalam kondisi sehat," kata Heti yang lokasi rumahnya sekira 2 km dari Lanud Raden Sadjad.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
.
(tribunnetwork/tribunbatam/yud)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Yakin Tak Terinfeksi Virus Corona, Keluarga Jemput di Bandara Tanpa Masker