Sejarah Indonesia

Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI

Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Grid.ID
Sekitar 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman. 

Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI

TRIBUNJAMBI.COM - Mungkin tidak semua orang tahu sejarah ini akan Presiden Soeharto yang harus menahan sakit dan malu karena tamparan keras di pipinya dari sosok Alex Kawilarang.

Ya, memang benar tak banyak yang dapat terungkap di masa-masa lampau saat pemerintahan Indonesia masih dipimpin oleh ir Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia.

Seperti kisah-kisah Kopassus yang selalu ada saja kisah yang menggemparkan di balik sepak terjangnya.

Kopassus sendiri merupakan kesatuan elit dalam jajaran militer Indonesia.

Benarkah Ada Marinir TNI AL di Bawah Kapal saat Soeharto Memancing? Kaitkan Ikan Besar ke Kail

Siapa Sebenarnya JB Sumarlin? Menteri Keuangan Era Soeharto yang Meninggal Dunia

PENYEBAB Wafatnya Bu Tien Soeharto Sempat Jadi Teka-Teki, Mantan Kapolri Ungkap Fakta Sebenarnya

Meski Jadi Jenderal Kesayangan Soeharto, Nasib Benny Moerdani Tragis Kala Peringati Anak Pak Harto

Sejarah pendirian Kopassus juga diwarnai dengan berbagai dinamika negeri ini.

Awalnya pada bulan Juli 1950 timbul pemberontakan di Maluku yang dilakukan oleh simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS).

Mengetahui hal itu kemudian pihak pemerintah mengirim bala tentara untuk menumpas pemberontakan tersebut.

Sedangkan komandan operasi lapangan dipegang oleh Letkol Slamet Riyadi.

Operasi penumpasan RMS ini berhasil dilaksanakan.

Cuma Benny Moerdani yang Berani Buat Para Jenderal TNI Terdiam Saat Banting Baret Merah Kopassus

Pedangdut Cantik Ini Videonya Viral Lagi Cari Rumput di Pinggir Jalan, Ngaku Tak Gengsi dan Malu

Polisi Ungkap Pasangan Lucinta Luna yang Juga Diamankan Karena Kasus Narkoba, Lelaki Atau Perempuan?

Penampakan si Eneng Kaus Kaki Ajaib yang Kini Sudah Beranjak Dewasa, 13 Tahun Berlalu, Sudah Dewasa

Akan tetapi banyak serdadu Indonesia yang tewas dalam pertempuran tersebut.

Gara-gara inilah Letkol Slamet Riyadi berinisiatif membentuk sebuah kesatuan khusus terdiri dari kelompok pasukan kecil yang bisa bergerak cepat dan efektif.

Malang tak dapat ditolak, sebelum cita-citanya membentuk kesatuan khusus tercapai, Letkol Slamet Riyadi keburu gugur dalam suatu pertempuran.

Kemudian cita-cita Letkol Slamet Riyadi diteruskan oleh A.E Kawilarang.

Namun Kawilarang juga bingung untuk merumuskan apa dan bagaimana kesatuan khusus itu dibentuk.

Untungnya ia bertemu dengan seorang mantan Kapten 'Kompeni' KNIL Belanda, Rokus Bernardus Visser.

Visser juga pernah mengenyam pendidikan pasukan khusus Belanda, yakni Korps Speciale Troopen (KST).

Singkat cerita maka pada tanggal 16 April 1952 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III (cikal bakal Kopassus) yang diinisiasi oleh Visser dan A.E Kawilarang.

Video Viral Aksi 7 Anggota Kostrad TNI Selamatkan Penumpang Kapal Leuser yang Jatuh ke Laut Banda

Pria Ini 5 Hari Cari Jalan Keluar Hutan Sambas, Temukan Pondok Misterius dengan Pahatan Isinya

Kabar Baik Bagi Guru Honorer, Kini Bisa Terima Gaji dengan Gunakan Dana BOS, Tapi Cuma 50 Persen

Empat tahun tepatnya pada September 1956 hingga Maret 1958, Kawilarang menjabat sebagai atase militer Indonesia untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC.

Ketika pemberontakan PRRI/Permesta meletus, Kawilarang segera minta berhenti dari jabatannya sebagai atase militer lalu ia juga minta pensiun.

Kawilarang kemudian kembali ke tanah air dan langsung pergi ke Sulawesi Utara, bergabung dengan PRRI.

Ia kemudian diangkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang Permestapada tahun 1960-1961 untuk menghadapi angkatan perang Indonesia.

Namun akhirnya PRRI/Permesta dapat ditumpas.

Kawilarang juga kena cekuk oleh tentara Indonesia.

Warga Kuala Tungkal Teriak-teriak Lihat Asap Muncul di Rumah Kosong, Rumah Ketua RT Nyaris Terbakar

FOTO-FOTO Tes SKD CPNS Bungo, Per Hari 1.000 Orang Diperiksa Sebelum Masuk Gedung

Ternyata Ini Alasan Mahkamah Agung Hibahkan Kantor Pengadilan Kuala Tungkal

Melalui Keppres 322/1961, Presiden Soekarno kemudian memberikan amnesti dan abolisi kepada Kawilarang.

Nama baik Kawilarang pun dipulihkan akan tetapi pangkatnya diturunkan dalam dinas TNI menjadi kolonel purnawirawan.

Beliau kemudian meninggal pada tanggal 6 Juni 2000 di Jakarta.

Tempeleng Soeharto

Soeharto dan Alex Kawilarang
Soeharto dan Alex Kawilarang

Pria kelahiran Batavia (kini Jakarta), 23 Februari 1920 ini pernah menempeleng Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Penempelengan tersebut terjadi ketika Kawilarang menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol, Soeharto.

Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Teritorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar.

Nah saat itu Kawilarang melapor pada Presiden Soekarno bahwa kondisi Makassar sudah aman.

Tapi Soekarno malah menunjukkan radiogram yang memberitakan Makassar diserang pasukan KNIL.

Kawilarang mencari Komandan Brigade Mataram Letkol Soeharto yang bertugas menjaga Kota Makassar. Dia kesal melihat anak buah Soeharto malah melarikan diri.

"Lelucon apa ini," kata Kawilarang pada Soeharto. "Plak!" Soeharto pun ditampar.

Latar belakang Alex E Kawilarang

Alex Evert Kawilarang
Alex Evert Kawilarang (grid)

Alex E Kawilarang merupakan putera dari keluarga dengan latar belakang militer.

Ayahnya adalah A.H.H. Kawilarang, yang merupakan seorang mayor KNIL asal Tondano.

Ia lahir dari ibu bernama Nelly Betsy Mogot, yang berasal dari Remboken.

Alex E Kawilarang, juga merupakan sepupu dari Pahlawan Nasional, Daan Mogot.

Ia meninggal di Jakarta pada 6 Juni 2000 silam di usia 80 tahun.

Selain sebagai perwira militer yang termasuk dalam Angkatan '45, Alex E Kawilarang juga merupakan mantan anggota KNIL.

BREAKING NEWS - Pemerintah Indonesia Resmi Tolak Pemulangan 600 WNI Eks ISIS

Karier Militer Alex E Kawilarang

Alex E Kawilarang mengawali kariernya sebagai Komandan Pleton Kadet KNIL di Magelang pada tahun 1941-1942.

Kariernya melaju cepat seiring berjalannya waktu.

Pada 11 Desember 1945 ia telah menjadi perwira dengan pangkat mayor dan bertugas sebagai penghubung dengan pasukan Inggris di Jakarta.

Sebulan kemudian, tepatnya pada Januari 1946 ia menjabat sebagai Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat, dengan pangkat letnan kolonel.

Tiga bulan setelah itu, pada April-Mei 1946, ia diangkat menjadi Komandan Resimen Infanteri Bogor.

Tiga bulan selanjutnya, yakni pada bulan Agustus 1946 hingga 1947 ia diberi kepercayaan sebagai Komandan Brigade II/Suryakencana - Divisi Siliwangi di Sukabumi, Bogor dan Tjiandjur.

3 Orang Lainnya Ikut Diamankan dengan Luna dari Apartemen Jakarta Pusat oleh Polisi, Ada Abash?

Pada 1948-1949, Kawilarang menjabat sebagai Komandan Brigade I Divisi Siliwangi di Yogyakarta.

Di tahun yang sama, tepatnya pada 28 November 1948 ia juga menjabat sebagai Komandan Sub Teritorium VII/Tapanuli, Sumatera Timur bagian selatan.

Setahun selanjutnya, pada 1 Januari 1949 pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), ia dipercaya sebagai Wakil Gubernur Militer PDRI untuk wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian selatan.

Di penghujung tahun 1949, tepatnya pada tanggal 28 Desember, ia dipercaya sebagai Gubernur Militer wilayah Aceh dan Sumatera Utara merangkap Wakil Koordinator Keamanan dengan pangkat kolonel.

Dua bulan kemudian, pada 21 Februari 1950, ia mendapatkan kepercayaan tambahan sebagai Panglima Tentara dan Territorium I/Bukit Barisan yang berkedudukan di Medan.

Pada 15 April 1950 ia diangkat sebagai Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi.

Kongres PAN di Kendari Ricuh Sampai Lempar Kursi, H Bakri: Kader Jambi Aman

Saat itu ia ditugaskan untuk memimpin Pasukan Ekspedisi dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, dan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.

Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Territorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar dan pada November tahun yang sama menjadi Panglima TT III/Siliwangi yang di kemudian hari diubah namanya menjadi Kodam III/Siliwangi.

Salah satu jasanya yang hingga kini sangat terasa kehadirannya adalah saat ia merintis pembentukan pasukan khusus TNI pada April 1951, dengan nama Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar, Jawa Barat.

Kesatuan ini merupakan cikal bakal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sekarang.

Pada 10 November 1951 hingga 14 Agustus 1956, Kawilarang diangkat menjadi Panglima Komando Tentara dan Territorium III/Siliwangi yang berkedudukan di Bandung.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Sosok Alex Kawilarang Satu-satunya Prajurit TNI yang Pernah Tampar Mantan Presiden Soeharto

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved