Hampir Serupa dengan SARS, Benarkah Musim Panas Bisa Bunuh Virus Corona di China?
Asumsi in berasal dari teori bahwa mewabahnya penyakit 2019-nCoV memiliki pola musiman penyakit influenza dan SARS.
Virus corona disebutkan bisa bertahan 30 kali lebih lama di tempat-tempat dengan suhu 6 derajat celcius dibandingkan dengan tempat yang suhunya mencapai 20 derajat celcius.

Asia Tenggara Dengan Iklim Tropis Kuat Lawan Anti Virus Dibandingkan China
Baru-baru ini, para ilmuwan dari Universitas Hong Kong (HKU) termasuk Profesor Malik Peiris dan Profesor Seto Wing Hong menunjukkan bahwa suhu rendah dan kelembaban relatif yang rendah memungkinkan virus SARS bertahan lebih lama daripada suhu dan kelembaban tinggi.
Tim HKU berpendapat bahwa ini mungkin alasan mengapa negara-negara Asia Tenggara yang hangat dan lembab tidak memiliki wabah SARS.
Jadi, seperti halnya dengan influenza, 2019-nCoV dapat melambat ketika matahari mulai bersinar lebih banyak dan cuaca menghangat di negara-negara beriklim sedang dan subtropis.
Sumber: CNN Indonesia