4 Februari Hari Kanker Sedunia, Ini 9 Mitos dan Fakta tentang Kanker yang Harus Diketahui

Ketimbang makan es krim, sebaiknya pilihlah produk susu rendah lemak lainnya seperti yogurt, keju, atau susu rendah lemak.

Editor: Duanto AS
Hellosehat
Ilustrasi kanker 

TRIBUNJAMBI.COM - Tahukah Anda, 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia.

Berikut ini 9 mitos seputar kanker dari deodoran, pewarna rambut, hingga makan es krim saat haid, simak faktanya.

Setiap tahun tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia, mari tunjukkan dukungan dan tingkatkan kesadaran terhadap kanker.

Selingkuhan Istri Sembunyi di Kolong Kasur saat Suami Hendak Tidur, lalu Botol Obat Nyamuk Jatuh

FOTO Viral, Sabun Dettol Antiseptik Bertuliskan Bisa Bunuh Virus Corona? Tampak Dari Rincian Manfaat

Harga TBS Kelapa Sawit di Jambi Turun Lagi, Bagaimana dengan Harga Getah Karet?

Dilansir dari kompas.com yang melansir dari Britannica, peringatan tahunan yang diadakan tiap 4 Februari dilakukan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap penyakit kanker.

Hari Kanker Sedunia kali pertama diinisiasi Union for International Cancer Control ( UICC ) untuk mendukung Deklarasi Kanker Dunia, yang dibuat pada 2008.

Tujuan dari UICC adalah untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit kanker.

Berawal dari situ, kemudian ide tersebut dikaji Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada pertemuan yang diadakan di Paris pada 4 Februari 2000, pemimpin lembaga pemerintah, organisasi kanker dunia, dan PBB menandatangani sebuah kesepakatan Piagam Paris untuk melawan kanker.

Piagam tersebut merupakan dokumen yang berisi 10 artikel yang menguraikan komitmen global terkait kerja sama meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

Kesepakatan ini juga untuk investasi berkelanjutan dalam kemajuan penelitian, pencegahan, dan pengobatan kanker. Piagam itu juga mencantumkan tiap 4 Februari sebagai Hari Kanker Dunia dan diperingati setiap tahun.

Kesadaran penting

Kesadaran kanker telah menjadi sangat penting di abad ke-21.

Ada banyak kemajuan, pemahaman, dan pengobatan kanker yang berkembang untuk menurunkan penyakit ini.

Namun, jumlah kasus kanker terus meningkat dari tahun ke tahun.

Ada sekitar 8,1 juta jiwa terkena kanker pada 1990, 10 juta jiwa pada 2000, meningkat menjadi 12,4 juta jiwa pada 2008, serta 14,1 juta jiwa pada 2012.

Jumlah kematian juga meningkat, menurut WHO setidaknya ada 5,2 juta orang pada 1990 menjadi 8,2 juta orang pada 2012.

Jika insiden kanker terus tumbuh pada tingkat yang dilaporkan, jumlah kematian di seluruh dunia akibat kanker akan meningkat menjadi lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030.

Namun, dilansir dari who.int, 40 persen kematian akibat kanker dapat dicegah.

Karena itu, banyak organisasi kanker dunia yang selalu memperingati pentingnya kesadaran akan penyakit ini setiap tahun.

Didukung WHO International Union Against Cancer ( UICC ), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran kanker global kemudian mengkoordinasikan Hari Kanker Sedunia dan didukung oleh WHO dan organisasi internasional lainnya.

Hari Kanker Sedunia biasanya juga disertai parade atau acara penggalangan dana lokal, seperti gala, konser, atau lelang.

Selain itu, beberapa negara menyiarkan siaran televisi khusus atau program radio tentang kanker selama seminggu saat Hari Kanker Dunia.

Karena lebih dari 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara-negara yang secara ekonomi kurang berkembang, Hari Kanker Sedunia dan Kampanye Kanker Dunia telah menjadi mekanisme penting untuk menarik perhatian pada pencegahan serta perawatan kanker di negara-negara berkembang.

Mitos dan fakta seputar kanker

Agar tak ada persepsi yang keliru, berikut kami ulas beberapa mitos dan fakta terpopuler tentang kanker yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Mitos: Kanker bisa menular

Fakta: Melansir Healthmeup, orang sehat tidak mungkin tertular kanker melalui kontak fisik atau karena menghirup udara yang sama.

Penularan hanya mungkin terjadi bila melakukan transplantasi organ dari pengidap kanker.

Bahkan penularan kanker dari ibu hamil ke janin melalui plasenta sangat kecil kemungkinannya.

2. Mitos: pewarna rambut dapat menyebabkan kanker otak

Fakta: The International Agency for Research on Cancer ( IARC ) menyatakan, meski ada risiko paparan zat karsinogenik, tapi pewarna rambut tidak akan menyebabkan efek berbahaya terhadap manusia.

3. Mitos: kanker menyebabkan rambut rontok

Fakta: Gagasan tersebut sama sekali tidak beralasan.

Rambut rontok bukan disebabkan karena seseorang mengidap kanker melainkan efek samping dari kemoterapi atau radiasi.

Perlu dicatat, tidak semua pasien yang menjalani metode tersebut akan mengalami kerontokan rambut.

4. Mitos: Kanker diturunkan ke anak cucu

Fakta: Beberapa pengidap kanker dalam satu keluarga memang hal yang sering terjadi.

Namun ini bukan karena kanker diturunkan.

Beberapa anggota keluarga yang mengidap kanker mungkin terpapar faktor pemicu kanker yang sama, misalnya rokok.

Dalam beberapa kasus, ada kemungkinan kanker diwariskan, misalnya kanker ovarium atau kanker kolorektal.

Namun hal ini dapat terjadi hanya jika ada gen yang tidak normal, dan bukan karena sifat kanker itu.

5. Mitos: semua benjolan di payudara adalah kanker

Fakta: Hal yang perlu ditanamkan dan dimengerti adalah, tidak semua benjolan di payudara merupakan kanker.

Hal ini telah dibuktikan sebuah studi yang menyebut lebih dari 90 persen benjolan di payudara bukanlah kanker.

Di sisi lain, hasil diagnosa sekitar 10 persen pasien kanker payudara tidak memiliki benjolan di payudaranya.

Anda perlu khawatir bila payudara mengeluarkan cairan dan mengalami perubahan bentuk serta ukuran.

6. Mitos: Deodoran picu kanker payudara

Fakta: Riset National Cancer Institute ( NCI ) menyebut tidak ada penelitian yang mengaitkan antara penggunaan deodoran dan antiperspiran terkait risiko mengidap kanker payudara.

Rumor ini diduga menyebar setelah ada laporan yang menemukan kandungan aluminium pada deodoran dapat meresap pada kulit dekat payudara dan mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.

Namun NCI bersama Food and Drug Administration ( FDA ) AS telah membatalkan klaim bahwa laporan tersebut tidak berhubungan dengan penjelasan ilmiah yang substansial.

7. Mitos: Kafein menyebabkan kanker

Fakta: Dokter bedah Dr Syed Ahmad khusus penyakit pankreas dari University of Cincinnati Cancer Institute, mengatakan mitos tersebut tidak benar.

"Sudah banyak studi yang mencoba mengaitkan kedua hal itu tapi tak ada yang berhasil menunjukkan hubungannya,kata Ahmad.

Sebaliknya, beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kafein dapat mencegah kerusakan DNA dan dapat melindungi tubuh dari penyakit ini.

Ahmad mengingatkan untuk mengonsumsi kafein secukupnya.

Terlalu banyak kafein bisa menyebabkan tidur bermasalah dan meningkatkan risiko osteoporosis.

8. Mitos: kanker paru selalu disebabkan rokok

Fakta: Merokok memang menjadi penyebab utama kanker paru, tapi bukan satu-satunya pemicu.

Dr Julian Guitron, ahli bedah toraks dan paru-paru dari Universitas Cincinnati mengatakan, seperlima orang Amerika meninggal karena kanker paru tetapi mereka bukan perokok.

"Mitos, kalau ada yang mengatakan saya tidak merokok maka saya tidak akan terjangkit kanker paru-paru," kata Guitron.

Dia mengatakan, terkena debu asbes, arsenik, knalpot kendaraan bermotor, gas alam dari bebatuan, dan debu bangunan berlebih dapat memicu kanker paru-paru.

Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi banyak buah dan sayur, berolahraga, dan membatasi alkohol dapat menurunkan risiko terjangkit banyak jenis kanker.

9. Mitos: Makan es krim saat haid picu kanker serviks

Fakta: Tidak ada satupun studi yang membuktikan makan es krim saat haid dapat memicu kanker serviks.

Terlebih lagi, jalur masuknya es krim dan aliran darah haid itu berbeda.

Cairan es krim akan dicerna di dalam saluran pencernaan, sementara darah haid berada di dalam sistem reproduksi.

Jadi, hal yang mustahil apabila es krim yang Anda makan akan membuat darah menstruasi jadi membeku.

Apalagi sampai menyebabkan kanker serviks.

Meski begitu, kebiasaan ini mungkin akan menyebabkan masalah lain untuk kesehatan.

Melansir Hello Sehat, Produk berbahan dasar susu seperti es krim, keju, atau yogurt mengandung arachidonic acid ( ARA ).

ARA adalah sejenis asam lemak omega-6 yang dapat merangsang pelepasan hormon prostaglandin.

Semakin banyak hormon prostaglandin yang dihasilkan, maka hal ini dapat membuat rahim terus berkontraksi dan menegang untuk mengeluarkan darah haid.

Menurut penelitian yang dimuat dalam The Comprehensive Pharmacology Reference, hal ini dapat memicu perut kembung, nyeri payudara, dismenore, dan gejala PMS lainnya.

Ketimbang makan es krim, sebaiknya pilihlah produk susu rendah lemak lainnya seperti yogurt, keju, atau susu rendah lemak.

Jenis makanan tersebut dapat membantu mengurangi peradangan yang berasal dari lemak jenuh makanan.

Bisa juga dengan membuat puding, smoothies buah, atau cokelat panas yang rendah lemak.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Mitos Populer Kanker, dari Deodoran hingga Makan Es Krim saat Haid"

Pesona Nella Kharisma Kenakan Hotpants, Mulai di Panggung hingga Saat Liburan, Lihat Foto-fotonya

Ukuran Milik Via Vallen dan Nella Kharisma Selisih Dikit, Cuma Beda 3 Cm

Cuitan Twitter Tak Terduga Tara Basro Soal 163 Cm dan 60 Kg, Netizen Gemuruh Curhat Ukuran Tubuh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved