Fakta di Balik Tragedi Simpang Rimbo
Kesaksian Korban yang Masih Hidup Akibat Kecelakaan Maut di Simpang Rimbo, Mengerikan
Mayang Sari satu di antara korban selamat menceritakan bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi. Mobil itu menabraknya hingga sepeda motornya terser
Mayang Sari satu di antara korban selamat menceritakan bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi. Mobil itu menabraknya hingga sepeda motornya terseret.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kepedihan mendalam berderet-deret akibat kecelakaan maut di Simpang Rimbo.
Nabila (16), korban tewas pada kecelakaan beruntun pada Minggu (2/2) pagi di Jalan Pattimura, Simpang Rimbo, Kota Jambi urung menjadi pagar ayu.
Padahal, ia sudah diplot untuk menjadi penyambut tamu pada resepsi anak kepala dusun.
Ia mengembuskan napas penghabisan menjelang resepsi dimulai.Cerita itu disampaikan ibu Nabila di kediamannya, warga Pematang Gajah, Kabupaten Muarojambi, kepada Tribun Jambi kemarin.
• BREAKING NEWS Ini Identitas Sopir Fortuner Maut Simpang Rimbo, Tabrak 5 Motor 1 Truk, 1 Tewas
• Begini Kondisi Sopir Fortuner Maut Simpang Rimbo di Tahanan Polresta, Syok
• Liverpool Cetak Sejarah Baru di Liga Inggris, Hampir Tak Terbendung
Kediaman mereka hanya berjarak 30 meter dari rumah kepala dusun yang menggelar walimah.
Mata ibu Nabila dan ayahnya, Taslim masih tampak basah. Bekas tangis masih kentara. Mereka tak menyangka anak gadisnya mengembuskan napas penghabisan secara tragis, kecelakaan.
“Dia sebagai penyambut tamu sekaligus pembukaan acara pernikahan itu, " kata ibu Nabila.
Ia menceritakan Nabila sudah tiga hari tingal di rumah kakaknya di kawasan Mayang, Kota Jambi.
Dari Mayang, sekitar pukul 08.00 Nabila sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah demi menghadiri pesta pernikahan anak kepala dusun persis di depan rumahnya.
"Awalnya dia tidak ada niat bawa motor sendiri. Dio mau serempak ayuknyo bae. Cuma berubah pikiran mau pergi cepat- cepat, katanya mau siap-siap di rumah," katanya didampingi Taslim.
Awalnya Nabila sudah mengenakan kebaya untuk pesta pernikahan.
Tapi, kata sang ibu, baju itu dilepaskan kembali.
Pelajar SMA Nurul Ilmi itu baru genap berusia 16 tahun pada 16 Januari lalu.
Yang tak kalah ironi adalah, ini adalah kejadian menyedihkan ketiga bagi Taslim.