Brexit, Inggris Keluar dari Uni Eropa, Terungkap Rencana 'Dahsyat' Kekuatan yang akan Digabungkan
Momen bersejarah itu disambut sukacita dan tangis di seluruh negeri, menyudahi perdebatan bertahun-tahun tentang perlunya mereka untuk mandiri
TRIBUNJAMBI.COM, LONDON - Pada pukul 23.00 waktu setempat, Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, resmi terjadi.
Itu artinya mengakhiri keanggotaan yang telah berusia 47 tahun.
Momen bersejarah itu disambut sukacita dan tangis di seluruh negeri, menyudahi perdebatan bertahun-tahun tentang perlunya mereka untuk mandiri di dunia.

Inggris pun menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa, organisasi yang didirikan untuk menyatukan Benua Biru sejak Perang Dunia II.
• Update Dini Hari Virus Corona 9.937 Orang Terinfeksi dan 213 Orang Mati, Cek Data Terbaru
• PENELITI Hong Kong Klaim Temukan Vaksin Ampuh untuk Virus Corona: Mau Diujicobakan ke Binatang
• VIDEO: Wabah Virus Corona Merebak, Kantor Google di China Ditutup
Ribuan orang pun melambai-lambaikan bendera Union Jack sejak Brexit resmi diberlakukan pukul 23.00, dalam perayaan yang digelar di Brussels, Belgia.
"Kami berhasil!" pekik Nigel Farage, mantan anggota Parlemen Eropa yang berkampanye untuk Brexit selama bertahun-tahun, sembari bergabung menyanyikan lagu kebangsaan.
Sementara seorang pendukung bernama Tony Williams menyatakan kini setelah 47 tahun lamanya, mereka telah terbebas dari UE.
"Ini adalah hari fantastis. Benar-benar fantastis. Hari yang sangat dinantikan sejak lama akhirnya tiba," kata Williams dilansir Reuters.
Resminya London hengkang dari salah satu organisasi terkuat dunia itu berdampak kepada terbelahnya sikap baik pendukung maupun penentang.
Kalangan pro-Eropa, termasuk 3,6 juta warga UE yang mengadu nasib di sana, memperingati momen tersebut dengan perayaan lilin.
Terdapat diskusi mengenai bagaimana masa depan UE pasca-ditinggal Inggris.
Sebab bagaimana pun, Inggris masih termasuk pusat finansial.
"Bukan akhir, sebuah awal"
Dalam pidatonya seperti dikutip AFP, Perdana Menteri Boris Johnson mengakui nantinya bakal ada jalan terjal.
Namun dia yakin keputusan ini bakal berbuah sukses.
alah satu otak Brexit itu menjanjikan akan menyatukan seluruh negara dalam kemakmuran, dan yakin "era baru kerja sama" bakal terjadi sembari Inggris mempunyai peran lebih besar di dunia.