Brexit, Inggris Keluar dari Uni Eropa, Terungkap Rencana 'Dahsyat' Kekuatan yang akan Digabungkan

Momen bersejarah itu disambut sukacita dan tangis di seluruh negeri, menyudahi perdebatan bertahun-tahun tentang perlunya mereka untuk mandiri

Editor: Duanto AS
Instagram theroyalfamily
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Ratu Inggris Queen Elizabeth II 

TRIBUNJAMBI.COM, LONDON - Pada pukul 23.00 waktu setempat, Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, resmi terjadi.

Itu artinya mengakhiri keanggotaan yang telah berusia 47 tahun.

Momen bersejarah itu disambut sukacita dan tangis di seluruh negeri, menyudahi perdebatan bertahun-tahun tentang perlunya mereka untuk mandiri di dunia.

Masyarakat pendukung Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit) merayakan resminya mereka hengkang pada pukul 23.00 waktu setempat, Jumat (31/1/2020).(REUTERS/HENRY NICHOLLS)
Masyarakat pendukung Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit) merayakan resminya mereka hengkang pada pukul 23.00 waktu setempat, Jumat (31/1/2020).(REUTERS/HENRY NICHOLLS) ()

Inggris pun menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa, organisasi yang didirikan untuk menyatukan Benua Biru sejak Perang Dunia II.

Update Dini Hari Virus Corona 9.937 Orang Terinfeksi dan 213 Orang Mati, Cek Data Terbaru

PENELITI Hong Kong Klaim Temukan Vaksin Ampuh untuk Virus Corona: Mau Diujicobakan ke Binatang

VIDEO: Wabah Virus Corona Merebak, Kantor Google di China Ditutup

Ribuan orang pun melambai-lambaikan bendera Union Jack sejak Brexit resmi diberlakukan pukul 23.00, dalam perayaan yang digelar di Brussels, Belgia.

"Kami berhasil!" pekik Nigel Farage, mantan anggota Parlemen Eropa yang berkampanye untuk Brexit selama bertahun-tahun, sembari bergabung menyanyikan lagu kebangsaan.

Sementara seorang pendukung bernama Tony Williams menyatakan kini setelah 47 tahun lamanya, mereka telah terbebas dari UE.

"Ini adalah hari fantastis. Benar-benar fantastis. Hari yang sangat dinantikan sejak lama akhirnya tiba," kata Williams dilansir Reuters.

Resminya London hengkang dari salah satu organisasi terkuat dunia itu berdampak kepada terbelahnya sikap baik pendukung maupun penentang.

Kalangan pro-Eropa, termasuk 3,6 juta warga UE yang mengadu nasib di sana, memperingati momen tersebut dengan perayaan lilin.

Terdapat diskusi mengenai bagaimana masa depan UE pasca-ditinggal Inggris.

Sebab bagaimana pun, Inggris masih termasuk pusat finansial.
"Bukan akhir, sebuah awal"

Dalam pidatonya seperti dikutip AFP, Perdana Menteri Boris Johnson mengakui nantinya bakal ada jalan terjal.

Namun dia yakin keputusan ini bakal berbuah sukses.

alah satu otak Brexit itu menjanjikan akan menyatukan seluruh negara dalam kemakmuran, dan yakin "era baru kerja sama" bakal terjadi sembari Inggris mempunyai peran lebih besar di dunia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved