ADRC Temukan Medsos Jadi Sumber Paling Informatif Soal Pilkada 2020 di Jambi
Aksara Data Research Center (ADRC) menemukan fakta media sosial paling informatif dalam memberikan informasi Pilkada kepada pemilih.
Penulis: Hendri Dunan | Editor: Teguh Suprayitno
ADRC Temukan Medsos Jadi Sumber Paling Informatif Soal Pilkada 2020 di Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Aksara Data Research Center (ADRC) menemukan fakta media sosial paling informatif dalam memberikan informasi Pilkada kepada pemilih.
ADRC melakukan survei pada tanggal 16 November 2019 sampai 10 Januari 2020. Survei yang dilakukan untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas kandidat bakal calon Gubernur Jambi tahun 2020.
Survei ini sendiri dilakukan secara online dan melibatkan responden sebanyak 3.276 responden. Sebaran responden ini sendiri se-Provinsi Jambi.
Untuk persentase responden yang diambil antara lain, Kota Jambi 23 persen, lalu Muara Jambi, Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo masing-masing 9 persen, diikuti Batanghari, Tanjabbar masing-masing 8 persen, kemudian Tanjabtim, Kerinci masing-masing 7 persen, dan Kota Sungai Penuh 2 persen.
• Parlagutan dan Cek Man Akhirnya Mengaku Terima Uang Ketok Palu, Nilainya Lebih Setengah Miliar
• Cerita di Balik Suap Ketok Palu, Parlagutan Tak Bisa Tidur Lihat Uang Rp 400 Juta Dalam Kantong Asoi
• VIDEO: Virus Corona Bisa Menular dari HP Xiaomi, Benarkah? Begini Penjelasan Dokter
Data-data hasil analisis ADRC ini disampaikan oleh Dr Sofyan MPd. Ada beberapa indikator yang dijadikan materi survei yang diantaranya adalah sumber informasi Pilkada.
"Sumber informasi Pilkada dan pengenalan kandidat melalui medsos justru paling tinggi, mencapai 56,22 persen," ujar Sofyan, anggota tim Peneliti ADRC, Kamis (30/1/2020).
Selain melalui media sosial, ada sosialisasi pemerintah diangka 9,71 persen, media elektronik 9,17 persen, teman/kolega 8,63 persen, media cetak 4,82 persen, dan lainnya 11,45 persen.
Yang menariknya lagi, dari jumlah responden tersebut yang terdaftar dalam DPT sebanyak 73,38 persen terdaftar, 4,37 persen tidak terdaftar dan 22,25 persen tidak mengetahui.
"Mereka yang menjawab dan partisipasi sebagai responden ini ternyata yang terdaftar dalam DPT juga tinggi, mencapai 73,38 persen," kata Sofyan.
Untuk responden survei online yang berpartisipasi dalam kelompok umur dikelompokkan dalam tiga kelompok. Seperti Kelompok umur responden 17-19 tahun 13,58 persen, 20-40 tahun 68,77 persen dan diatas 40 tahun 17,64 persen.
"Dalam survei kita untuk klasifikasi gender responden, laki-laki 65,66 persen dan perempuan 34,34 persen. Dan ini tidak bisa kita kontrol," ungkap Sofyan.
Lalu, Status pekerjaan responden yakni pelajar/mahasiswa 47,8 persen, swasta 24,33 persen, PNS 11,84 persen, buruh 5,22 persen, profesional 4,53 persen, petani 3,54 persen dan pedagang 2,75 persen.
"Responden yang berpartisipasi ini yang berpengalaman pernah memilih sebesar 88,43 persen pernah dan 11,57 persen belum pernah memilih di Pemilu," kata Dosen Universitas Jambi ini.
Untuk tingkat pengetahuan responden tentang Pilkada ini sendiri juga sangat tinggi, mencapai 91,21persen mengetahui dan 8,79 persen tidak mengetahui tentang Pilkada.
Lalu bagaimana, setelah mengetahui tentang Pilkada Serentak 2020 mendatang. Apakah mereka ingin berpartisipasi atau tidak juga menjadi satu pertanyaan bagi responden. Hasilnya, keinginan mereka berpartisipasi di Pilkada sebesar 89,07 persen, lalu 0,31persen tidak ingin berpartisipasi dan 10,62 persen menjawab belum pasti. (Hendri Dunan Naris)