Korban Meninggal Akibat Virus Corona 106 Jiwa, 4500 Orang Terinfeksi, WNI Ungkap Kondisi di Wuhan
Wabah virus Corona telah menjadi sorotan dunia, pasalnya jumlah korban terus bertambah dari hari ke hari.
TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus Corona telah menjadi sorotan dunia, pasalnya jumlah korban terus bertambah dari hari ke hari.
Saat ini korban meninggal dunia akibat virus Corona telah capai 106 orang, dan 4500 orang terinfeksi.
Pemerintah China pun mengambil tindakan cepat atasi wabah virus Corona yang jadi sorotan dunia tersebut.
• Tak Dapat Tahan Nafsu Syahwat Ditinggal Istri Jadi TKW, Ayah Kandung Cabuli Putrinya Sampai Hamil
Berdasarkan pernyataan resmi komite kesehatan nasional, 26 orang tewas dalam kurun waktu 24 jam terakhir, dilaporkan AFP Selasa (28/1/2020).
Jumlah 106 orang yang meninggal menjadi lonjakan yang hampir dua kali lipat setelah pada Senin (27/1/2020), korban berada di angka 82 orang.
Badan kesehatan China melanjutkan, saat ini mereka masih menunggu konfirmasi laboratorium terkait 7.000 orang yang diduga terkena virus corona.
• Timnas U-19 Indonesia Kembali Alami Kekalahan Dalam Uji Coba ke 4, Takluk 1-4 dari Seongnam FC
Ketakutan akan adanya penyebaran masif terjadi setelah pada Minggu (26/1/2020), Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang memberikan konferensi pers.
Mengenakan masker, Zhou mengatakan bahwa lima juta warganya sudah meninggalkan Wuhan saat pulang kampung jelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Dari AS, Presiden Donald Trump menawarkan kepada Beijing jika negaranya bisa memberikan bantuan guna memerangi patogen mematikan tersebut.
• Prediksi Susunan Pemain dan Head to Head Piala Liga Inggris Aston Villa Vs Leicester City
Meski begitu bersama Turki dan Jerman, Washington meminta warganya untuk meninjau kembali rencana perjalanan mereka ke China.
Pada Senin, Malaysia resmi mengeluarkan larangan bagi setiap turis yang datang dari Hubei, provinsi yang menjadi asal mula penyebaran penyakit.
Kemudian Mongolia, negara yang sangat bergantung perdagangannya dengan Beijing, memutuskan untuk menutup pintu perbatasan darat.
Mereka juga melakukan langkah drastis lain dengan menangguhkan sekolah hingga 2 Maret, dan meminta warga tak berkumpul dalam jumlah besar. (Ardi Priyatno Utomo)
Kesaksian WNI di Wuhan
Penyebaran virus Corona di Wuhan menjadi sorotan dunia, bahkan sejumlah negara mengambil langkah.
Sebab virus Corona yang berasal dari Wuhan, hingga kini belum ditemukan obatnya bahkan ratusan jiwa telah jadi korban.
Sejumlah Warga Negara Indonesia atau WNI masih tertahan di Kota Wuhan sampai saat ini.
Di antaranya Hilya Milla, mahasiswi dari Chongqing University, bersama suaminya di Central China Normal University. S
ebagai Warga Negara Indonesia (WNI), hingga kini Hilya mengaku terus berkomunikasi dengan WNI lainnya.
Hilya bercerita harus merelakan waktu istirahat dengan tidur pukul 2 pagi dan bangun pukul 5 pagi demi menyampaikan berita terbaru dari Wuhan.
Terkadang bahkan mereka tidak tidur semalaman demi memberikan informasi terkini seputar Wuhan.
"Walaupun narasi positif yang kami bangun tidak sebanding dengan masifnya narasi negatif yang tersebar di media-media Indonesia yang menyebabkan kepanikan berlebihan sebagian masyarakat di Indonesia, tetapi kami berusaha untuk tidak kalah," tuturnya.
Sampai saat ini, Hilya tetap berkomitmen untuk tidak menyerah. Karena bagi mereka menyampaikan kebenaran adalah kewajiban karena benar adanya kondisi di sana tidak sedramatis yang digambarkan.
"Manusiawi, kami yang di Wuhan ingin segera pulang. Tidak mudah berada dalam posisi seperti ini. Selain melawan secara langsung Virus Corona, kami juga harus melawan narasi negatif dan hoaks yang bertebaran di media-media Indonesia," katanya.
WNI asal Klaten, Jawa Tengah ini menyampaikan kondisi mereka di Wuhan tidak seburuk yang dibayangkan. Mereka tidak dikurung, tidak pula kelaparan.
Sampai saat ini Hilya dan WNI lainnya masih bisa mengatasi kebutuhan. Pemerintah melalui Kemenlu dan KBRI terus menjalin komunikasi dan memantau. KBRI juga telah berkomitmen untuk memberikan bantuan.
"Kami berterima kasih kepada keluarga, saudara, teman-teman, dan masyarakat Indonesia atas doa dan dukungan. Yang tak henti memberikan atensi besar kepada kami, serta selalu menanyakan kabar kami setiap hari. InsyaAllah kami akan selalu kuat, sambil menanti kabar baik yang mungkin akan datang," ujarnya.
Ia meminta semua pihak membantu menyebarkan narasi positif tentang apa yang ia sampaikan saat ini. Karena narasi negatif akan menjadi boomerang bila terus-menerus diulang dan juga membahayakan kesehatan karena menimbulkan kepanikan yang berlebihan.
"Tanpa kalian, kami tiada artinya. Hanya dengan bergandeng tangan, kami yakin kita bisa melewati ujian kehidupan. Salam hangat kami dari Wuhan, sehangat mentari yang bersinar hari ini memberikan harapan," tutupnya.
Lewat siaran pers tertanggal Senin (27/1/2020), Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) cabang Wuhan, Nur Mursyafak Informasi memberikan informasi terbaru yang diperoleh PPIT Wuhan dari National Health Commission RRT pukul 14.00 waktu Wuhan.
Dalam siaran pers, jumlah total orang yang terinfeksi virus Corona di China sebanyak 2.823, dengan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 81 orang. Sehingga Pemerintah China menutup akses masuk dan keluar di 14 kota di Provinsi Hubei.
"PPIT Wuhan sudah mendata seluruh mahasiswa dan WNI yang sedang berada di Provinsi Hubei yaitu sebanyak 244 WNI (per hari Senin, 27 Januari, 14.00 waktu Wuhan) yang tersebar di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Xianyang dan Enshi," jelasnya.
PPIT Wuhan melalui ketua ranting sudah menjalin komunikasi dengan seluruh mahasiswa dan WNI bahwa mereka dalam keadaan sehat dan tidak ada yang terjangkit virus Corona serta dalam pantauan kampus dan ketua ranting masing-masing.
"PPIT Wuhan dan seluruh perwakilan Ranting di Provinsi Hubei selalu berkoordinasi secara aktif dengan KBRI Beijing, Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI melalui group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi," terangnya.
PPIT Wuhan dan KBRI Beijing terus berupaya untuk memenuhi persedian logistik bagi rekan-rekan WNI yang berada di Wuhan dan sekitarnya.
Langkah nyata dan tercepat dari KBRI saat ini adalah mengirimkan pendanaan melalui WechatPay ke akun ketua ranting masing-masing. PPIT Wuhan, ketua ranting dan KBRI telah melakukan rapat koordinasi Senin, 27 Januari pukul 14.00 waktu Wuhan membahas perkembangan evakuasi.
Saat ini KBRI terus melakukan koordinasi dengan Menlu, Menkes, Pemerintah kota Wuhan dan provinsi Hubei.
"PPIT Wuhan menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak akurat dan diharapkan lebih bijak menerima dan menyebarkan informasi mengenai keadaan mahasiswa di Wuhan," terangnya.
PPIT Wuhan juga menghimbau kepada seluruh rekan-rekan media yang ingin mengetahui kondisi terkini dapat menghubungi narahubung di Wuhan dan mengkonfirmasi kebenaran berita demi menghindari informasi yang kurang akurat terkait kondisi Wuhan saat ini.
(Kompas.com/cr17/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal karena Virus Corona di China Melonjak Jadi 106 Orang",