Tak Lagi Jadi Rival, Jokowi Mati-matian Bela Prabowo yang Dikritik Kunker ke Luar Negeri Alasannya
Presiden Joko Widodo membela Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang tengah dirundung kritik terkait kunjungan kerjanya ke sejumlah negara. Jokowi me
Dalam menjalankan dua pertimbangan itu, Prabowo juga tak gegabah menunjuk alutsista pilihannya.
Dahnil mengatakan, Prabowo berpandangan bahwa belanja alutsista bukan sekadar mana yang paling modern, canggih, dan efisien.
Selain itu, lanjutnya, Prabowo juga memiliki prinsip melakukan komparasi semua alutsista milik negara tujuan yang didatanginya.
"Makanya Pak Prabowo seperti yang saya bilang tadi, Pak Prabowo itu melakukan komparasi semua alutsista, selain ada isu geostrategis dan geopolitik," terang Dahnil.
Bukan produsen kacangan Dahnil menyatakan, Prabowo mendatangi negara-negara yang umumnya merupakan produsen alutsista terbaik di dunia, termasuk negara yang masuk dalam industri alutsista pertahanan global.
Dahnil mencontohkan, kunjungan Prabowo misalnya ke sebuah negara yang dapat memproduksi pesawat tempur dengan jumlah banyak.
"Jadi bukan industri kacangan yang bisa dibeli di minimarket," kata Dahnil.
"Nah itulah Pak Prabowo banyak kunjungan itu, terutama negara-negara produsen ya, produsen senjata dan punya pertahanan kuat," terang Dahnil.
Dia mengatakan, dalam pembelian alutsista, tidak bisa didapatkan dengan waktu cepat.
Prosesnya sangat panjang, bahkan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
"Misal kapal selam, kita pesan hari ini, bisa baru selesainya 4 tahun depan. Makanya karena proses pembelian senjata (waktunya) panjang, butuh waktu komunikasi banyak pihak," ungkapnya.
Incar Misil Rusia
Dahnil mengatakan Prabowo dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Rusia dalam rangka melanjutkan diplomasi pertahanan dengan negara di belahan dunia.
"Iya, ke Rusia," kata Dahnil.
Salah satu isu yang akan dibahas Prabowo saat berkunjung ke Rusia adalah mengenai misil.