Serangan DBD di Jambi
Fakta 2 Orang di Bungo Meninggal Akibat DBD Tahun Lalu, Ini Lokasi Kasus Terbanyak
Berdasarkan laporan yang diterimanya, jumlah kasus terbanyak berasal dari Puskesmas Muara Bungo I, Puskesmas Rimbo Tengah, dan ...
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Fakta 2 Orang Meninggal Dunia di Bungo, Jumlah Kasus DBD Meningkat pada 2019
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Jumlah kasus demam berdarah dengue ( DBD) di Kabupaten Bungo pada 2019 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang 2018, Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo mencatat 119 kasus DBD. Sedangkan pada 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo mencatat 143 kasus demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinkes Kabupaten Bungo melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), M Rasyid mengatakan, jumlah kasus terbanyak terjadi pada Januari dan Februari tahun lalu.
"Dari data yang tercatat, kasus DBD paling banyak terjadi pada Januari 37 kasus, Februari 31 kasus, Maret 24 kasus, dan terus menurun pada April 16 kasus, dan Mei 3 kasus," katanya.
Pada bulan Juni, jumlahnya kembali naik menjadi 9 kasus, Juli turun menjadi 4 kasus, Agustus 3 kasus, September 2 kasus, Oktober 1 kasus, kembali naik pada November dengan jumlah 4 kasus, dan Desember 9 kasus.
Dari jumlah tersebut, dua di antara penderita meninggal dunia, pada bulan Januari dan Maret 2019 lalu.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, jumlah kasus terbanyak berasal dari Puskesmas Muara Bungo I, Puskesmas Rimbo Tengah, dan Puskesmas Rantau Keloyang. Selain itu, kasus-kasus DBD juga terjadi di Puskesmas Kuamang Kuning dan Puskesmas Air Gemuruh.
• Misteri Ikan Dewa & Keunikannya, Selalu Jadi Buruan Setiap Jelang Imlek
• BREAKING NEWS: Pelajar SMA Tusuk Begal Dinyatakan Bersalah, Begini Kelanjutannya, Dibawa Kesini
• Yu Sheng, Sajian Tradisional Khas Tahun Baru Imlek, Sejarah & Cara Membuatnya!
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo berupaya untuk menanggulangi permasalahan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bungo. M Rasyid menyampaikan, sesuai standar operasional, pihaknya terus memberikan penyuluhan.
"Di setiap Puskesmas kan, ada promkes (promosi kesehatan). Diharapkan itu dapat memberikan informasi tentang DBD," jelasnya.
Selain itu, setiap laporan kasus yang diterima langsung ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi (PE). Epidemiologi di sini dimaksudkan untuk mengetahui penyebab dan kemungkinan sebaran dampak DBD.
"Apa itu penularan setempat, atau penderita merupakan pendatang, itu perlu kita ketahui," ujarnya.
Selanjutnya, pihaknya juga melakukan pembasmian dengan bubuk abate hingga penyemprotan (fogging). Sepanjang 2019, pihaknya sudah melakukan 88 kali fogging di sejumlah daerah terjangkit DBD.
Sedangkan sepanjang Januari 2020, pihaknya sudah melakukan fogging sebanyak enam kali. Namun, pihaknya belum merekap jumlah kasus DBD pada 2020. (Mareza Sutan A J/ Tribunjambi.com)
• Pemkab Batanghari Dapat Kucuran DAK Rp 41,6 Miliar, Pembangunan Jalan s/d Perbaikan Jaringan Pipa
• BREAKING NEWS 94 Kasus DBD di Dua Kabupaten pada Awal Tahun, Ternyata 1 Meninggal Dunia