Berita Sarolangun
Tulisannya Pakai Ejaan Lama, Warga Sarolangun Temukan Dokumen Bukti Sejarah tentang Otonomi Daerah
Tulisannya Pakai Ejaan Lama, Warga Sarolangun Temukan Dokumen Bukti Sejarah tentang Otonomi Daerah
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Deni Satria Budi
Tulisannya Pakai Ejaan Lama, Warga Sarolangun Temukan Dokumen Bukti Sejarah tentang Otonomi Daerah
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN- Penemuan dokumen terkait sejarah otonomi Provinsi Jambi ditemukan oleh seorang warga yang bernama Bambang Isnaini.
Ia menemukan beberapa carik kertas yang sudah kusam termakan usia saat membersihkan rumah milik almarhum kakeknya, Zakaria.
Tepatnya Minggu (19/1/2020) lalu di rumah tinggi Desa Karang Mendapo (Karmen) Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.
Kertas itu ditemukan Bambang sekira beberapa lembar, adapun perlembarnya menggunakan tulisan bahasa indonesia pada zaman dahulu.
Kertas itu di lekatkan seperti binder yang sudah berkarat.

Adapun tulisan yang terdapat di kertas itu tentang Kongres Pemuda Sedaerah Djambi tahun 1957.
Dalam arsip tulisan itu, mengisahkan tentang Kongres Pemuda Sedaerah Djambi bersama Badan Kongres Rakjat Djambi (BKRD) dalam mengambil sikap tegas terhadap menentukan Provinsi Otonomi Daerah Jambi.
Adapun dalam arsip tersebut terdapat susunan nama kongres pemuda jambi berjumlah 13 orang, termasuk nama kakek Bambang, almarhum Zakaria.
Kepada Tribunjambi.com, Rabu (22/1/2020) Bambang menceritakan awalnya ia berkunjung di rumah almarhum datuk (kakek) ayahnya dari ayah saudara Bambang. Minggu (19/1/2020).

Pada saat itu, ia sedang pulang kampung dan ingin melihat rumah sang kakek yang sudah lama kosong. Dalam rumah itu semua barang terlihat berantakan dan ada satu lokasi yang menarik perhatiannya.
Yaitu ada lemari yang sudah lama dan berpintu kaca yang sudah pecah semua. Bahwa ada banyak dokumen di bawah lemari tersebut dan ia membersihkan dokumen satu-satu.
Dan saat membersihakn, tanpa sengaja ada binder yang sudah karatan dan termakan usia bertuliskan tulisan zaman dahulu.
Yang membuat penasaran Bambang ketika itu dalam dokumen itu ada tandatangan asli bertinta biru atas nama beliau (almarhum kakeknya)
"Ado namo datuk tercantum," katanya.
