Tak Hanya di Purworejo, Polisi Ungkap Daerah Lain Asal Pengikut Keraton Agung Sejagat, Semua Iuran
Pengikut Keraton Agung Sejagat, kini diketahui berasal dari berbagai daerah, tak hanya dari Purworejo, Jawa Tengah, saja. Penyidik Ditreskrimum Polda
TRIBUNJAMBI.COM- Pengikut Keraton Agung Sejagat, kini diketahui berasal dari berbagai daerah, tak hanya dari Purworejo, Jawa Tengah, saja.
Penyidik Ditreskrimum Polda Jawa Tengah mengatakan, jika pihaknya menemukan banyak pengikut dari daerah Solo Raya, termasuk Kabupaten Wonogiri.
Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyampaikan,pengikut Keraton Agung Sejagat yang berasal dari berbagai daerah tersebut juga turut memberikan dana masuk.
• Geger! Jajakan Kencan 3some Rp 3 Juta di Facebook, Pasangan Kekasih Ini Ternyata Berencana Menikah
• Ini Penyebab Tewasnya Siswi MTs di Sridadi, Supir Pikap Hilang Kendali, Kini Melarikan Diri
• Video Pertengkaran Vanessa Angel vs Garneta Haruni Muncul Lagi, Lokasi di Pinggir Jalan
Rycko mengatakan, saat ini kepolisian masih menghitung terkait jumlah dana iuran tersebut.
"Mereka juga ikut membayar iuran. Sampai sejauh ini, kami masih terus hitung uang hasil dari iuran tersebut."
"Iuran itu ada yang disimpan secara tunai maupun bank."
"Sejumlah uang juga ada yang disimpan di masing-masing daerah seperti di Wonogiri dan Klaten," kata Rycko, dikutip dari TribunJateng.com, Jumat (17/1/2020).

Lalu, Rycko berujar, tersangka Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia akan diperiksa secara psikologis oleh Dokkes Polda Jateng pada Senin, (20/1/2020).
Menurutnya, pemeriksaan tersebut untuk mengetahui secara psikologis asal dari kedua tersangka, yang masih mengklaim mendapat wangsit untuk menjaga perdamaian dunia.
Ia pun menyampaikan, kedua tersangka tersebut sampai saat ini masih kooperatif.
"Kedua tersangka kooperatif. Totok sudah memberikan penjelasan, namun, Fanni masih merasa mendapatkan wangsit untuk menjaga perdamaian dunia," kata dia.
"Maka dari itu, kami akan periksa tersangka secara sisi psikologisnya nanti Senin (20/1/2020)," jelas Rycko.

Saat disinggung perihal adanya tersangka baru, Kapolda menyebut masih melihat kemungkinan, terutama kepada para koordinator atau patih di beberapa daerah lainnya.
"Apakah sang patih (koordinator) di daerah-daerah ini dikategorikan sebagai pembantu kedua tersangka atau malah menjadi korban juga."
"Ini yang masih kami dalami. Jika ikut membantu, maka akan ada tersangka baru lainnya," ungkapnya.