Kejanggalan Kematian Pendaki Bungo
Kematian 2 Pendaki Jambi di Gunung Dempo Jadi Misteri, Mendadak Istri Korban Ungkap Hal Aneh Ini
Kematian 2 Pendaki Jambi di Gunung Dempo Jadi Misteri, Mendadak Istri Korban Ungkap Hal Aneh Ini
Kematian 2 Pendaki Jambi di Gunung Dempo Jadi Misteri, Mendadak Istri Korban Ungkap Hal Aneh Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Masih ingat dengan hilangnya dan kemudian ditemukan tewas dua pendaki asal Jambi, Jumadi (26) dan Fikri (19) saat mendaki Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu kembali diperbincangkan.
Sudah lebih dari sebulan usai ditemukan, kasus meninggalnya dua pendaki ini kembali ramai jadi sorotan setelah istri salah satu korban mengungkap kejanggalan di laman media sosial terkait meninggalnya sang suami.
Kini curhatan Suci Anandita sendiri sudah ramai dan viral di berbagai media sosial.
• Curhatan Istri dari Pendaki Gunung Dempo yang Ditemukan Tewas, Sebut Ponsel Suami Tiba-tiba Nyala
• VIRAL Curhatan Istri Pendaki Tewas di Dempo, Ada Kejanggalan: Saat itu Aku Kondisi Hamil 7 Bulan
• Petani Pagaralam Lihat 7 Ekor Harimau Sekaligus, Polsek Dempo Selatan dan TNI Lakukan Evakuasi
• GEGER Video Wanita Dirasuki Sosok Gaib, Ungkap Penyebab Teror Harimau di Gunung Dempo Pagaralam
Dipantau dari unggahannya yang dibagikan Suci di laman instagramnya, Kamis (16/1/2020),
Suci yang kala itu mendapat kabar sang suami meninggal dunia dalam kondisi ia hamil 7 bulan membeberkan kronolodi yang menurutnya tak masuk akal.
Selama ini pihak keluarga memang memilih bungkam lantaran banyak pertimbangan terkait kejanggalan meninggalnya Jumadi dan Fikri pada pertengahan November 2019 lalu itu.
Tapi menurut Suci tampaknya ini merupakan waktunya ia buka suara setelah lama menunggu dan terkesan kasus kematian ini malah menghilang tanpa kejelasan.
Istri korban menceritakan awal keberangkatan sang suami dan adiknya tersebut dari rumahnya menuju ke pendakian Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan.
"Jujur udah lama banget pengen ceritain ini smua.. banyak pertimbangan yang ngebuat kami pihak keluarga bungkam.
Mungkin memng ini jalannya.. Maaf jika nantinya ada pihak yang merasa terpojokan..
14 november 2019 adek sama suami berangkat dari rumah buat pendakian ke gunung dempo, pagar alam. dari bungo mereka berangkat jam 11an mampir ke tempat kawan di kapahiyang".
Kejanggalan kala itu mulai dirasakan Suci saat sang suami yang biasa mengabarinya tak kunjung mengirim pesan setelah beberapa hari.
"Tanggal 15 mereka ngelanjutin perjalanan ke pagar alam,sekitar jam 3an suami kirim pesan di wa kalau mereka udah sampe disana dan lagi istirahat.
Selepas magrib suami nelpon lagi bilang kalau mau mulai pendakian. itu telepon terakhir yang aku terima.
3 hari aku nunggu kabar dari mereka tapi belum juga ada yang nelpon,aku tau persis gimana kalo mereka ndaki gak pernah gk ngabarin lebih dari 2 hri.
aku brusaha tetap brfikir positif mungkin mreka blom sempat gecas hp.aku brusaha cri kontak kwanya yg di kapahiyang buat nyari info.
dr kwanny aku tau klo adik sm suami aku ndaki dempo via tugu rimau.
Di waktu yg bersamaan aku jga brusaha buat cari kontak orang pos pendakian gunung dempo,".
Dalam hal ini, Suci mulai merasa kesulitan lantaran suami dan adiknya diketahui tidak terdaftar saat melakukan pendakian hingga tak terpantau oleh pos penjaga pendakian Gunung Dempo.
Tak kunjung bisa menghubungi suami dan adiknya, pihak keluarga menyusul di Pagaralam dan melaporkan kehilangan ke pihak polisi.
"Dr sini smuanya udah mulai sulit karna adik dan suami aku naik via jalur tugu rimau disana gak ada pos penjagaan, jadi setiap pendaki yang naik gak terpantau.
penjaga pos gak bisa mastiin apa mereka emng melakukan pndakian disana apa mreka udah trun atau sebagainya.
orang pos cma bisa nanya2 sama pendaki yg trun dan beberapa pedagang di sekitar jlur pndakian via tugu rimau.
gak ada 1 pun yg liat mreka, jadi orang pos jga gak ada yg brani ambil kesimpulan mreka bnar2 mendaki gunung dempo.
sampai akhirnya tanggal 20 mlam kami pihak keluarga di hubungi lagi sama orang pos,mreka bilang mmang ada pendaki yang sempat ketemu sama adik dan suami aku d atas, mreka juga sempat ndaki bareng dan nenda berdekatan.
dari pendaki itu kami mulai menemukan sedikit titik terng.kami pihak keluarga di suruh brangkat ke pagar alam untuk tindakan lanjut membuat laporan di polres pagar alam agr dan timsar bisa trun untuk melakukan pen carian.
saat itu aku dalam kondisi hamil 7 bulan aku kekeh mau ikut tapi mama ngelarang,singkat crita tanggal 21 pagi mama aku brangkt k pagr alam di temani 3 kwan pendki adik dan suami aku.mreka sampai d pagar alam udah malam.
Pagi tanggal 22 mama dkk di temani orng2 pos gunung dempo pergi ke polres untk membuat laporan kehilngn. malamnya timsar di bantu tim wanadri dan relawan langsung gerak naik buat pencarian,".
Ketika dilakukan pencarian tersebut, kasus itu mulai mendapat titik terang.
Dimana tim pencarian menemukan sejumlah barang di daerah pelataran Gunung Dempo.
• Bacaan Surat Yasin Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin Tersedia Terjemahannya serta Doanya
• Bacaan Surat Yasin Lengkap, Dengan Bahasa Latin, Arab, Terjemahan Disertai Video!
• Soal Keberadaan Kapal China di Laut Natuna, Menhan Prabowo Lebih Hati-hati Karena Alasan Ini
Beberapa hari setelah tim terus melakukan pencarian, seorang pendaki berinisal MG mengatakan sempat bertemu dengan kakak beradik tersebut.
Kala itu pendaki MG bersama Jumadi dan Fikri bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai peziarah.
Peziarah tersebut mengaku bertapa di atas gunung sekitar pelataran dan sudah berada selama 13 hari di lokasi tersebut dengan bertahan hidup meminta bantaun makanan dari pendaki yang ditemui.
"Pada tgl 23 bertepat pda hari rabu tim pencarian mendapatkn baju, celana,sepatu, 2 bantal dan pakain dalam kotor di daerah pelantaran.
Pencarian tetap berlanjut sampai pada tgl 25 oktober seorang pendaki inisial mg mendatangi pos relawan dan menceritakan bagaimana kronologi beliau bertemu dengan adik dan suami aku.
Beliau mengatakan bahwa ia bertemu adik dan suami aku disekitar shelter 2 pada dini hari pada tgl 15 dan berangkat bersama menuju pelantaran.
Serta menginap di pelantaran dengan jarak tenda yang sedikit berjarak dan mereka bertemu dengan seorang penziarah yang mengaku bertapa diatas gunung disekitar pelantaran dan sudah mengaku berada disana selama 13 hari serta bertahan hidup dengan meminta makanan dengan pendaki yang dtg,".

Perkenalan dengan sosok misterius itu berlanjut hingga ke empat orang tadi menginap di lokasi yang sama.
Namun menurut Suci, MG sempat bercerita kalau si peziarah misterius itu tidak menyukai suaminya.
Mereka sempat berbincang dengan memakai bahasa daerah.
Keesokan harinya, pendaki MG sempat menghampiri tenda Jumadi dan Fikri, namun tak menemukan keduanya,
Begitu pun dengan peziarah misterius tadi.
• Istri Hakim Jamaluddin Ternyata Sempat Tidur dengan Jasad Suami Selama 2 Jam, Jadi Otak Pembunuhan
• Spoiler Komik One Piece Chapter 968: Diprediksi Runtuhnya Klan Kozuki, Rilis Tanggal 19 Januari 2020
• Download Lagu MP3 Full Video, Nella Kharisma Terbaru di 2020 dan 20 Lagu Dangdut Koplo Terpopuler
Meski begitu dengan adanya kesaksian pendaki MG, setidaknya membenarkan kalau Jumadi dan Fikri memang melakukan pendakian di Gunung Dempo.
"Pada malam harinya mereka sempat berbincang2 dan mg sempat berbicara sama penziarah yang menginap dipelantaran tersebut.
Penziarah tersebut sempat mengatakan kepada mg bahwa ia tidak menyenangi suami aku.
Ia bahkan sempat mengatakan apabila ia masih muda ia ingin menghabisi orang yang menggunakan kalung yakni suami aku.
Karena ia tidak menyukai orang yang menggunakan kalung,tetapi mereka berbicara menggunakan bhsa daerah.
Keesokan harinya pendaki mg sempat menghampiri tenda adik dan suami aku tetapi tidak menemukan adik dn suami aku, mereka hanya melihat dua gelas kopi yang masih hangat didepan tenda dan ia juga mengatakan bahwa tidak melihat penziarah yang menginap dipelantaran itu.
Pada hari itu juga mg melakukan perjlanan pulang kebawah kaki gunung.
Pencarian terus berjalan. Kesaksian dari mg menjadi salah satu bukti bahwa adik dan suami aku melakukan pendakian digunung dempo.
Pencarian terus berjalan sampai satu relawan menemukan baju kaos suami aku didekat tenda penziarah dengan lokasi yang berbeda,".
Selanjutnya, pencarian dua korban terus diperluas di kawasan Gunung Dempo.
Setelah selang beberapa hari sejumlah barang milik korban satu persatu ditemukan.
Hingga akhirnya 2 korban ditemukan berada di sekitar kawah Gunung Dempo.
"Pencarian diperluas keseluruh kawasan gunung dempo. Pencarian sempat terganggu dengan keadaan cuaca yang buruk didaerah kawasan gunung.
Pada tanggal 29 oktober tim pencarian menemukan tracking pole, korek kriket dan botol minum dipuncak gunung.
Pada hari itu juga tim menemukan kalung suami aku ditemukan tidak jauh dari tracking pole.
Pada tanggal 1 november tepat hari 10 pencarian, tim wanadri meneropong daerah sekitar kawah dan melihat ada seperti asoy brwarna biru didkat kawah.
Pada hari itu juga seluruh tim dan keluarga melakukan briefing besar2an tentang pencarian selama 10 hari dan menarik kesimpulan dari berbagai tim yang terjun langsung dalam penncarian.
Keesokan harinya tim pencarian keseluruhan dikerahkan untuk naik kepuncak sekitar kawah dan penulusuran daerah pelantaran serta daerah timur gunung yang belum telusuri.
Saat tim wanadri dan tim relawan mencoba sedikit lebih turun kekawah mereka meneropong asoy biru yang dimaksud slah satu tim pencarian.
Saat diteropong lebih dekat teryata terlihat jelas bahwa asoy yang dimaksud itu ternyata baju yang dipakai adik aku.
Seluruh tim dikerahkan menuju lokasi. Keesokan harinya 4 org tim relawan turun menuju lokasi adik dan suami aku.
Mereka melakukan pengangkatan suami aku terlebihi dahulu dan adik aku dievakuasi keesokan harinya.
Suami aku dipulangkan pada tanggal 3 dan dimakamkan dikampung halaman. Sedangkan adik aku dipulangkan pada tgl 5 dan lngsung dimakamkan dikampung halaman.
Karena dibutuhkan waktu yang lama dari pagar alam menuju daerah asal aku, keluarga yang berada dilokasi kejadian tergesa gesa pulang untuk mengikuti prosesi pemakaman.
Karena hal ini bukti pembayaran dari rumah sakit belum kami dapatkan karena keluarga harus pulang pada dini hari dari kota pagar alam.
Dari bukti yang kami dapatin dari proses pencarian ada kejanggalan yang aneh. Kejanggalan itu ada dari banyaknya barang yang hilang dan beberapa belas luka yang mencurigakan.
Keluarga pun menindak lanjutkan kasus ini dan mencari bukti lainnya. Kami menceritakan semua proses pencarian kepada keluarga yang bertugas dipolres muara bungo tepat kami tinggal,".

Menurut Suci kala hal ini dilaporkan, pihak kepolisian memang menemukan sejumlah kejanggalan dan mulai mengawali dengan melacak handphone milik almarhum adiknya yang hilang.
Pelacakan handphone ini pun berhasil setelah salah satu teman korban melihat pesan Whatsapp yang dikirimkan sekitar 21 Oktober 2019 terkirim dan masuk ke HP milik korban, Rifki.
Sementara pada tanggal 9 November saat WA itu masuk kedua korban sudah dimakamkan.
Terakhir posisi HP milik korban terlacak di daerah Kabupaten Lahat.
Hingga pihak keluarga berangkat ke Pagaralam untuk melaporkan kasus kehilangan barang-barang 2 korban pendaki tersebut.
Namun dalam hal ini kembali kasus menjadi abu-abu, setelah pemilik nomor yang terlacak mengaku nomor itu sudah terdaftar sejak 2 tahun lalu.
Sampai detik ini, istri korban mengaku masih menunggu tindak lanjut dari pihak kepolisian.
Walau tak ada perkembangan signifikan yang didapati oleh keluarga korban.
Suci merasa aneh atas jelasnya kejanggalan dalam kasus ini, namun ia merasa putus asa lantaran tak kunjung ada kejelasan.
"Ia merasa bnyak kejanggalan terhadap kasus ini. Ia pun berimisitif untuk melacak hp adik aku.
Dalam proses penglacakan salah satu teman adik aku mengabari bahwa ia sempat melihat pesan wa yang sempat ia kirim ke adik aku tanggal 21 oktober terkirim dan masuk ke hp adik aku pada tanggal 9 november.
Sedangkan posisi tanggal 9 november adik dan suami aku sudah dimakamkan.
Keesokan harinya hp adik aku terlacak di sekitaran kabupaten lahat dan mama langsung berangkat ke pagar alam untuk membuat laporan bahwa kehilangan barang2 adik dan suami aku yang dibawa mendaki gunung dempo.
Dari hasil lacakan hp adik aku kami mengetahui ada nomor yang mengaktifkan hp adik aku. Nomor itu terdaftar dengan nomor kk dari keluarga inisial rl.
Mama mengirim data tersebut kepada pihak polisi daerah pagar alam. Pihak pagar alam meminta mama untuk pulang dan menunggu kabar selanjutnya dari pihak pagar alam saja.
dan mereka meninjak lanjutkan dengan memanggil rl untuk dimintai keterangan dan kesaksian.
Dari kesaksian tersebut rl mengatakan bahwa hp itu ia beli dan dibawa anaknya ke kota j.
Tapi di hari yang sama kerabat yang bertugas dipolres bungo melacak kembali hp tersebut dan mendapatkan bahwa hp tersebut masih berada didaerah yang sama hanya saja posisinya berpindah sedikit dari posisi awal.
Dalam tenggang waktu beberapa hari kami memdapatkan kabar dari pihak polisi pagar alam bahwa mereka mengambil kesimpulan bahwa hp yang dibeli oleh rl bukan hp adik aku karena rl mengatakan lagi bahwa nomor yg terdaftar di hp adik aku yang terlacak itu sudah aktif 2 tahun yang lalu.
Sampai dimana pihak polisi pagar alam tetap melakukan prngembangan kasus tanpa ada sedikit pun perkembangan sampai saat ini.
hari ini, setelah 3 bulan kabar terakhir dari kalian, 71 hari setelah kalian pulang dalam dekapan tuhan.
kepergian kalian menjadi teka teki bagi kami. teka teki tanpa petunjuk. teka teki tanpa alur. saat kami mencari cara untuk menemukan jawaban, orang2 yang dianggap sangat menolong datang mengulur tangan untuk ikut menebak teka teki ini.
tapi dipersimpangan jalan menuju jawaban, orang yang dianggap sangat membantu seolah mundur tanpa bicara.
lari menjauh pergi menghilang. seakan tidak kuat atau menutup mata dan telinga agar semua ini seakan telah selesai dan sampai pada jalan buntu.
apakah sesulit itu prosedur untuk mengungkap teka teki ini? kehilangan dua sosok pemimpin tanpa ada kepastian yang kami dapatkan.
sudah ada jelas nyatanya kejanggalan yang ada dalam teka teki ini. kepada siapa lagi kami mengadu dan meminta pertolongan. kami hanya rakyat yang meminta keadilan dan kepastian hak kami." pungkasnya.

"Buka mata dan telinga mu bung !!," tutupnya dalam keterangan unggahan tersebut.
(Tribunsumsel.com/Rika Agustia)
Terkait video/foto viral ini, Tribunjambi.com masih berusaha untuk melakukan konfirmasi. Perkembangan berita ini akan terus diupdate.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Misteri Tewasnya 2 Pendaki Asal Jambi di Gunung Dempo, Istri Korban Beberkan Kronologi Tak Logis
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: