Kisah Militer RI
LIMA Danjen Kopassus yang Melegenda, Misi Tumpas PKI, Tanggulangi Teroris hingga Pembebasan Sandera
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus merupakan bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur
2. Letkol Inf Moeng Parahadimulyo

Kolonel Moeng Pahardimulyo terkenal keras.
Dia sudah menjadi anggota pasukan khusus TNI sejak 1960-an, saat Komando Pasukan Khusus masih bernama RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat).
• Disinggung Boy William Soal Pacar Via Vallen, Rekan Seprofesi Nella Kharisma Cerita Hal Tak Terduga
Banyak cerita tentang Kolonel Moeng yang tak diketahui orang.
Di antara cerita yang terkenal tentang Moeng, saat dia menelan mentah-mentah telur ular piton.
Padahal sebenarnya, ada banyak keteladanan darinya.
Moeng komandan yang keras dan disiplin, selain itu menerapkan hidup sederhana.
Saat itu, Moeng terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk Merebut Kota Tondano.
Pada era itu, terjadi perubahan baret prajurit dari warna cokelat (seperti baret artileri) menjadi warna merah.
Moeng Parahadimulyo pensiun dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal, lahir di Yogyakarta, 11 Januari 1925 dan meninggal di Jakarta, 28 Desember 2012 pada umur 87 tahun.
• Pemutihan Pajak Kendaraan di Jambi - Syarat hingga Contoh Penghitungan Pajak yang Harus Dibayar
Dalam masa kepemimpinan itu terjadi perubahan baret prajurit dari warna coklat (seperti baret Artileri) menjadi warna merah.
Pada masanya juga, diciptakan pakaian pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama yang digunakan prajurit para komando.
Keras, keras dan keras
Moeng memiliki prinsip yang sangat keras. Setiap prajuritKopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.
Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika sedang berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.