Tanggapan Prabowo Diminta PA 212 Untuk Mundur, Dinilai Terlalu Lembek Soal Natuna

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tanggapi seruan agar dirinya mundur, terkait penanganan konflik China-Indonesia, di Natuna.

Editor: Nani Rachmaini
Gita Irawan
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/12/2019). 

Tanggapan Prabowo Diminta PA 212 Untuk Mundur, Gara-gara Terlalu Lembek Soal Natuna

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tanggapi seruan agar dirinya mundur, terkait penanganan konflik China-Indonesia, di Natuna.

Prabowo terlihat menanggapi santai terkait adanya desakan agar dirinya dicopot dari Kabinet Indonesia Maju.

Desakan tersebut muncul dari Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis.

Dia menilai Prabowo terlalu lembek dalam menyikapi masuknya kapal-kapal China ke zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara.

"Oh begitu, silakan saja bicara. Kita kan negara demokrasi, orang boleh bicara apa aja," ujar Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Indonesia Kirim Pesawat Tempur untuk Patroli di Natuna Respon China Lebih Lunak Ketimbang Sebelumnya

Dokter Boyke Setiawan Rektor UKRI Meninggal Dunia, Prabowo Subianto Sebut Sosok Patriotik

Putri Hakim Jamaluddin Sudah Curiga Posisi Jenazah di Mobil, Kenny Curiga Pernyataan Ibu Sambungnya

Prabowo Subianto menilai, tidak masalah dianggap lembek dalam menyikapi persoalan di perairan Natura.

Namun, dirinya menegaskan akan tetap menjaga kedaulatan NKRI.

Ia menjelaskan, teritorial kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah 12 mil dari garis pantai dan lebih dari itu merupakan zona ekonomi khusus.

"Kapal manapun boleh masuk-keluar, tapi kalau eksploitasi ikan atau mineral, itu harus kerjasama, harus izin kita," kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyebut, masuknya kapal China ke ZEE Indonesia bisa diselesaikan secara baik.

"Ya kita cool saja, selalu saya katakan," ucap Prabowo.

Jangan dipanas-panasin

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut persoalan masuknya kapal-kapal China di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara, tidak perlu dipanas-panasin untuk berperang.

"Kedaulatan harga mati, tapi kita jangan panas-panasin ya," ujar Prabowo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Menurut Prabowo, teritorial kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah 12 mil dari garis pantai dan lebih dari itu merupakan zona ekonomi khusus.

"Kapal manapun boleh masuk-keluar, tapi kalau eksploitasi ikan atau mineral, itu harus kerjasama, harus izin kita," papar Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut, masuknya kapal China ke ZEE Indonesia bisa diselesaikan secara baik.

"Ya kita cool saja, selalu saya katakan," ucap Prabowo.

Menyusul adanya peristiwa tersebut, Prabowo menyebut wilayah-wilayah strategis di Indonesia akan dibuat pangkalan penjagaan laut dari beberapa unsur.

"Tidak hanya di Natuna kita mau bikin pangkalan, di Indonesia Timur, di beberapa tempat strategis seluruh Indonesia," kata Prabowo.

Kata Fadli Zon

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menolak anggapan yang menyebutkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tidak tegas atau lembek menyikapi klaim China atas wilayah Natuna.

Menurut Fadli, Prabowo berusaha realistis dengan keadaan.

"Saya kira sebenarnya bukan lembek, tapi Pak Prabowo itu berusaha realistis," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Anggota Komisi I DPR ini menilai Prabowo menyadari Indonesia saat ini memang tidak memiliki kekuatan militer yang mumpuni jika berhadapan langsung dengan China.

Karena itu, Prabowo memberikan pernyataan realistis soal bagaimana mempertahankan wilayah tanpa melakukan perang terbuka.

BREAKING NEWS Misteri Tewasnya Janda Y di Tebo Terungkap, Tersangka Ditangkap di Bengkulu

176 Penumpang Meninggal, Pejabat AS Umumkan Jatuhnya Pesawat Boeing 737 Sangat Mungkin karena Iran

Haji Umar Sparring Partner vs Jago Karate Jepang, Prajurit Kopassus Menang dalam Beberapa Jurus

"Situasi yang ada ini memang kita tidak mempunyai kekuatan-kekuatan secara de facto untuk melindungi wilayah kita, wilayah ekonomi kita yang ada di wilayah Natuna itu," ucapnya.

Lebih lanjut, Fadli menilai Prabowo terus berupaya meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, terutama dalam merespons konflik Natuna.

"Jadi Pak Prabowo berusaha untuk bagaimana kita berangkat dari realitas dan terus memperkuat kekuatan kita di sana," kata Fadli.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi Prabowo, Diminta PA 212 Dicopot dari Kabinet Karena Dianggap Lembek soal Natuna

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved