Tega, Ayah Tiri Tega Cabuli Anaknya Sejak Umur 16 Tahun Selama 3 Tahun, 4 Kali Seminggu, Punya Anak
Perlakuan seorang ayah, berisisial YD (40), di Pulau Laut Utara, Kotabaru, Kalimantan Selatan tidak patut menjadi contoh.
Tega, Ayah Tiri Tega Cabuli Anaknya Sejak Umur 16 Tahun Selama 3 Tahun, 4 Kali Seminggu, Punya Anak
TRIBUNJAMBI.COM - Perlakuan seorang ayah, berisisial YD (40), di Pulau Laut Utara, Kotabaru, Kalimantan Selatan tidak patut menjadi contoh.
Ia tega mencabuli anak kandungnya, AD (19) sejak tiga tahun lalu hingga melahirkan dan hamil kembali.
Pertama kali YD melakukan aksi pencabulan itu, ketika putrinya AD masih berusia berusia 16 tahun.
Bahkan akibat pencabulan itu, AD telah melahirkan anak pertama dari perbuatan bejat sang ayah.
Tak cukup sampai di situ, kini AD juga diketahui tengah mengandung anak kedua karena tindakan ayah kandungnya itu.
Aksi itu pun membuat bertanya-tanya ke mana ibu kandung korban yang merupakan istri pelaku.
• Tes Kepribadian: Lihat Karaktermu Melalui Empat Gambar Ini, Ada yang Misterius dan Bertanggung Jawab
• Lowongan BUMN Terbaru PT Reska Multi Usaha (Anak Perusahaan PT KAI) Butuh Banyak Lulusan SMA/SMK
Rupanya, beberapa tahun yang lalu YD diketahui telah bercerai dengan istrinya karena sang istri memilih menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.
Karena perceraian orangtuanya itu, AD pun tinggal bersama nenek dari keluarga ibunya.
Namun pada tahun 2016, AD memutuskan tinggal dengan sang ayah, YD karena neneknya sudah sering sakit-sakitan.
Saat tinggal bersama ayahnya itulah, AD mulai mendapat perlakuan bejat dari sang ayah.
Kejadian pencabulan itu pertama kali dilakukan ketika AD mengeluh merasakan sesak di bagian dadanya.
Tanpa curiga, AD yang ketika itu berusia 16 tahun meminta ayahnya mengobati sakitnya.
Karena tidak memiliki biaya untuk membawa anaknya ke dokter, YD kemudian mengobati AD dengan daun sirsak yang ditempelkan di bagian dada anaknya.
"Pertama kali dicabuli saat anaknya itu mengeluh sakit pada bagian dada, kemudian diobati oleh tersangka secara tradisional.