Berita Internasional

Kekuatan Militer Iran yang Niat Balas Dendam ke Donald Trump Setelas AS Rudal Mati Panglimanya

Kekuatan Militer Iran yang Niat Balas Dendam ke Donald Trump Setelas AS Rudal Mati Panglimanya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
istimewa
Ilustrasi 

Pasukan Quds, elite di dalam Garda Revolusi, dipimpin oleh Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dan melakukan operasi militer di luar negeri.

Diyakini, mereka mempunyai sekitar 5.000 personel, dan melapor langsung kepada Pemimpin Tertinggi Khamenei.

Unit Quds dikerahkan antara lain ke Suriah, di mana mereka menjadi penasihat bagi milisi dan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Kemudian di Irak, Quds memberikan bantuan bagi kelompok paramiliter Syiah dalam menumpang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

AS mengklaim, Quds menyediakan dana, pelatihan, senjata, dan peralatan bagi kelompok yang dikategorikan teroris di Timur Tengah.

Cara Mengerikan Reynhard Sinaga Dapatkan Korbannya, Cari Dijalanan dan Diberi Narkoba Lalu Diperkosa

Berapa Jarak Jambi-Makkah Naik Sepeda Motor yang Ditempuh Lilik? Ini Perkiraaan Stephen Langitan

Kejanggalan Kematian dan Biru-birunya Badan Lina Jadi Bukti Kuat Rizky Febian Buat Laporan ke Polisi

Makan Ibunda Rizky Febian Bakal Dibongkar? Ada Apa? Ternyata Begini Kata Polisi, Untuk

Kelompok yang masuk dalam daftar hitam Washington tersebut antara lain Hezbollah di Lebanon, serta Jihad Islam di Palestina.

Akibat masalah ekonomi dan sanksi yang dijatuhkan AS, Teheran tidak bisa leluasa membeli senjata, menurut Stockholm International Peace Research Institute.

Sebagai perbandingan, impor pertahanan Iran periode 2009-2018 sama dengan 3,5 persen total belanja pertahanan Arab Saudi pada rentang waktu yang sama.

Kebanyakan pemasok militer Iran berasal dari Rusia serta China.

3. Apakah Iran punya rudal?

Berdasarkan data Kementerian Pertahanan AS, Iran mempunyai kekuatan misil terbesar di Timur Tengah. Sebagian adalah jarak pendek dan menengah.

Dikatakan, negara tetangga Irak itu tengah menguji coba teknologi luar angkasa yang bisa memungkinkan mereka meluncurkan rudal antar-benua.

Namun, proyek tersebut dilaporkan terhenti pada 2015 silam setelah Iran menjalin kesepakatan nuklir dengan negara besar dunia.

Lembaga kajian Royal United Services Institute (RUSI) mengatakan, ada kemungkinan program ini berlanjut setelah perjanjian nuklir mengalami ketidakpastian. Dilaporkan, ada bukti bahwa sejumlah proksi Iran menggunakan rudal dan sistem panduan yang diberikan untuk menyasar Israel, Saudi, hingga Uni Emirat Arab.

Pada Mei 2019, Washington memberangkatkan sistem pertahanan Patriot ke Timur Tengah setelah ketegangan dengan Teheran meningkat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved