Berita Nasional
Ingat Ryan Jombang? Predator Ganas yang Sama dengan Kasus Reynhard Sinaga, Korbannya Sampai Mati
Ingat Ryan Jombang? Predator Ganas yang Sama dengan Kasus Reynhard Sinaga, Korbannya Sampai Mati
Ingat Ryan Jombang? Predator Ganas yang Sama dengan Kasus Reynhard Sinaga, Korbannya Sampai Mati
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Reynhard Sinaga yang jadi perbincangan masyarakat Indonesia karena aksinya di Inggris, usut punya usut mirip dengan kasus predator asal Jombang bernama Ryan.
Terungkapnya kasus Reynhard Sinaga yang di Manchester membuat geger dunia internasional, tak terkecuali di tanah air.
Perbuatannya melakukan pemerkosaan terhadap 48 pria dengan total 159 kasus pemerkosaan, lantaran beberapa korban diperkosa secara berulang menjadi catatan kasus pemerkosaan berantai terbesar dalam sejarah.
• Korban Reynhard Sinaga Ada yang Sampai Ingin Bunuh Diri, Aksi Cabulnya ke Lelaki Direkamnya Sendiri
• Ini Alasan Reynhard Sinaga Enggan Balik ke Indonesia, Hingga Ajukan Status Pengungsi di Inggris
• Perkosa 169 Pria di Inggris, Reynhard Sinaga Pria Indonesia Diduga Gunakan Obat GHB, Obat Apa Itu?
• Transkrip Percakapan Chat WA Reynhard Sinaga dengan Teman Gay: Ilmu Hitam, Satu Tetes Sudah Cukup
Dilansir tribunnews.com dari The Guardian, di antara 159 kasus tersebut, ada 136 dakwaan pemerkosaan dengan kasus berulang.
Tak hanya melakukan pemerkosaan, Reynhard Sinaga rupanya juga merekam apa yang dilakukan menggunakan gaway pintarnya. Ia melakukan perbuatan bejat tersebut setelah para korbannya dibius.
Untuk mendapatkan korban, ia biasa keluar di malam hari dan kemudian mencari pria mabok dan kemudian dikerjai di apartemennya.
Melalui pemberitaan The Guardian, diketahui pihak kepolisian saat ini belum mengidentifikasi 70 korban lainnya.
Hakim mengatakan Sinaga telah menunjukkan 'tidak ada satu penyesalan' dan tampaknya menikmati proses pengadilan sebelum dijatuhi hukuman.
Hakim mengatakan Sinaga telah menunjukkan 'tidak ada satu penyesalan' dan tampaknya menikmati proses pengadilan sebelum dijatuhi hukuman.
Upaya pembelaan Reynhard juga ditolak dengan suara bulat oleh empat juri di Manchester Crown Court.
Dikutip dari Kompas.com, Reynhard datang ke Inggris menggunakan visa pelajar pada 2007. Saat itu ia berumur 24 tahun.
Ia tinggal selama 10 tahun, hingga ditangkap oleh pihak kepolisian pada Selasa (2/6/2017).
Selain membayar biaya kuliah, sang ayah disebut membiayai apartemen Reynhard di Montana House, tempat di mana dia mengintai calon korbannya.

Ryan Jombang
Kasus Reynhard Sinaga ini kemudian mengingatkan kita pada kasus pembunuhan berantai yang juga pernah menggemparkan Indonesia. Kasus itu dulu dikenal dengan skandal Ryan Jombang yang melakukan pembunuhan berantai bermodus cemburu.
Kasus Ryan Jombang ini juga menggemparkan karena seluruh korban pembunuhannya dimutilasi dengan maksud menghilangkan jejak.
Kasus Ryan ini terjadi sekira 2010, dimana hampir tiada hari tanpa pemberitaan tentang Verry Idham Henryansah alias Ryan Jombang yang kala itu berusia 34 tahun. Ryan Jombang menjadi tersangka pembunuhan 11 orang di Jombang dan Jakarta.
• Sule Ungkap Kemauan Lina Sebelum Meninggal, Ingin Balik ke Rumah Mantan Suami, Ada Rencana Rujuk?
• Jadwal Nissa Sabyan Konser di Jambi, Jangan Lupa Meriahkan HUT Ke-63 Provinsi Jambi
• Link Streaming ILC TVOne Malam Ini Siapa yang Merampok Jiwasraya?, Bongkar-bongkaran
Paling tidak, pemberitaan yang "berlebih" itu telah menguak sedikit siapa sosok Ryan dan siapa saja sosok 11 korban yang "dihabisi" di Jakarta (satu orang) dan di Jombang (10 orang).
Bahkan, motif pembunuhan berantai juga sudah terkuak yakni cemburu dan materi/ekonomi.
Motif cemburu terungkap dalam kasus mutilasi terhadap teman dekatnya Heri Santoso hingga tujuh potongan di Depok, lalu dibuang di Jl Kebagusan, Jakarta (12/7/2008).
Sementara itu, dalam kasus pembunuhan 10 orang di belakang rumah orangtua Ryan di desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, kabupaten Jombang, Jatim, selama kurun 2006-2008 terbukti bermotif materi/ekonomi.
"Motifnya memang keinginan seketika untuk menguasai barang-barang milik korban, tapi Ryan tak selalu lancar mewujudkan keinginan seketika itu," kata Direskrim Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution kala itu di Surabaya (31/7/2008), seperti dilansir Surya.co.id kantor berita Antara.
Dalam konferensi pers bersama psikiater Polda Jatim AKBP dr Roni Subagio, Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Rudy Herdisampurno, dan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti, ia menyatakan tiga korban Ryan sempat melawan.
"Ada tiga korban yang sempat berantem dengan Ryan yaitu Vincentius Yudi Priono (Wonogiri, Jateng), Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim), dan seseorang yang disebutnya Graddy (marga Tambunan, Manado)," katanya.
Menurut dia, korban umumnya dikenal Ryan, tapi mereka bertemu di berbagai tempat, kemudian diajaknya ke rumahnya di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.
"Ada yang bertemu di Surabaya, ada yang di Jombang. Hanya satu yang tak dikenal yakni satu korban yang Ryan sendiri tidak hafal namanya, yakni korban yang diduga dibunuh pertama kali pada 2006," katanya.
Dalam proses pembunuhan, katanya, ada korban yang dibunuh malam hingga dinihari, tapi ada juga yang dibunuh siang hari.
"Mereka umumnya mudah dirayu Ryan, karena ada rasa cinta, termasuk ada juga korban wanita yang mencintainya," katanya.
Korban Ryan di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang (Jakarta), Vincentius Yudhi Priono (Wonogiri, Jateng), Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim), dan Graddy (marga Tambunan, Manado, namun keluarga belum teridentifikasi).
Selain itu, Agustinus alias Wawan (28), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), Zainal Abidin alias Jeki (21), Nanik Hidayati (23) dengan anaknya Silvia Ramadani Putri (3), dan seorang lagi tak dikenal (dibunuh pertama kali pada tahun 2006).
Tobat dan Lanjutkan Puasa Kifarat
Pada berkas permohonannya, dia menyertakan secarik surat tulisan tangan untuk presiden yang menjelaskan alasannya meminta grasi.
Ryan yang dihukum mati itu mengaku menyesal dan meminta maaf atas perbuatannya telah membunuh 11 orang.
"Assalamualaikum wr..wb yang saya muliahkan dan saya hormati bpk Presiden Republik Indonesia, dengan ini saya menyatakan penyesalan yg sedalam dalamnya atas smua tindakan kriminal yg sudah saya lakukan. Dlm masa pertobatan saya hari ini, saya memohon dari lubuk hari yg terdalam agar bpk presiden mau memaafkan dan mengampuni saya," tulis Ryan mengawali surat permohonan tersebut, seperti yang diterima wartawan di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Dia meminta kesempatan untuk memohon ampun kepada Tuhan dan menebus dosanya.
Dia masih setengah jalan dalam melakukan pertaubatan.
• 7 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Warga Mandiangin, Sarolangun
• Tertibkan Aset Pemerintah, Semua Mobil Dinas Pejabat Sarolangun Dipasang Stiker Pemkab
• Harga Kelapa Dalam Naik, Petani di Tanjab Barat Mulai Sumringah Jadi Bisa Bernapas
• 11 Januari 2020 Akan Terjadi Gerhana Bulan Penumbra, Kamu Bisa Melihatnya Dengan Mata Telanjang
"Bpk presiden yg saya hormati atas smua kesalahan dan dosa yg sudah saya lakukan mohon beri kesempatan pd saya untuk selesaikan puasa khifarat sbg kewajiban seorang muslim yg membunuh org lain, maka sbg gantinya sesuai dengan Alquran saya harus puasa 2 bln berturut-turut atas satu nyawa yg saya bunuh.
Dan saat saya menulis permohonan grasi ini saya sudah menyelesaikan puasa khifarat atas 5 nyawa," Ryan menjelaskan.
Ryan mengaku hanya bisa ikhlas untuk terus berusaha mendapatkan pengampunan.
"Yg saya muliakan bapak presiden, sebagai seorang terpidana mati saya hanya bisa ikhlas dan berusaha mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan bapak Presiden RI Joko Widodo," tulis Ryan.
Ia pun mengungkapkan kesedihannya selama menjalani hukuman di penjara.
"Hampir tiap saat saya meneteskan air mata saat ibu kandung saya bertanya "kapan kamu pulang nak". Pertanyaan yg tidak perna bs saya jwb. Bpk Presiden yg saya hormati sekali lagi saya memohon ampunan dr bapak agar mengubah hukuman saya menjadi SH (seumur hidup)," pinta Ryan.
Ryan mengaku siap dieksekusi
Ia menganggap itu sebagai tanggung jawab atas pembunuhan yang dilakukan pada 2008.
Tapi ia memiliki satu harapan sebelum berada di depan juru tembak.
"Ryan bicara sama saya. Dia mau melaksanakan puasa kifarat dulu," kata Kepala Lapas Kelas I Cirebon, Taufiqurrokman, Selasa (7/6/2016).
Puasa kifarat (kafarat) diberlakukan atas pelanggaran yang dilakukan seorang Muslim atas hukum Allah yang sudah berketetapan.
Karena perbuatan yang ia lakukan tersebut Allah masih memberikan maaf, di samping bertobat ia harus melakukan atau membayar kafarat tersebut agar tobatnya diterima.
Taufiq mengaku banyak perubahan yang dicapai Ryan. Selama berada di sel, Ryan fokus pada beribadah dan memohon ampunan.
Ia juga mengajar mengaji di dalam lapas.
Lantaran itu pula, Ryan pasrah dengan hukuman yang dijatuhkan padanya.
"Ryan mengaku siap dieksekusi kapan saja, tapi ia berharap, ekseskusi tersebut dilaksanakan setelah puasa kifarat yang ia laksanakan selesai,” ujar Taufiq.
Riwayat Kasus
Kasus pembunuhan berantai menggegerkan publik Tanah Air pada 2008. Very Idam Henyansyah alias Ryan, pria dari Jombang, Jawa Timur membunuh 11 orang.
Dari informasi yang dihimpun Sejarah Hari Ini, terkuaknya pembunuhan yang dilakukan Ryan dimulai dari ditemukannya tujuh potongan tubuh manusia dalam dua buah tas di belakang Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, pada Sabtu pagi 12 Juli 2008. Polisi kemudian membawa jenazah korban mutilasi itu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Identitas jenazah terungkap. Dia adalah Heri Santoso (40), seorang manager penjualan sebuah perusahaan swasta di Jakarta yang menghilang selama dua hari.
• Transkrip Percakapan Chat WA Reynhard Sinaga dengan Teman Gay: Ilmu Hitam, Satu Tetes Sudah Cukup
• Perkosa 169 Pria di Inggris, Reynhard Sinaga Pria Indonesia Diduga Gunakan Obat GHB, Obat Apa Itu?
• Merunut Jalur Jambi-Makkah yang Dilalui Yamaha NMax Milik Lilik Gunawan Sebelum Dilelang
Pada Selasa 15 Juli 2008, polisi menangkap Very Idam Henyansyah alias Ryan. Dia ditangkap setelah menggunakan uang sebesar Rp 3.040.000, kartu kredit dan ATM milik Heri untuk berfoya-foya dengan kekasih sesama jenisnya, Noval Andrias.
Saat itu, dia ditangkap di kosnya di Pesona Kayangan, Depok. Polisi juga menangkap kekasih Ryan, Noval.
Penyidik kemudian menggiring Ryan dan Noval ke Polda Metro Jaya pada hari itu juga untuk diperiksa. Pada pemeriksaan tersebut, penyidik menghubungkan kasus mutilasi ini dengan hilangnya Aril Somba Sitanggang alias Aril.
Ryan pernah dilaporkan keluarganya pada Mei 2008 karena menghilang. Pada saat itu, polisi melepaskannya karena tidak cukup bukti. Ryan pun mengaku telah memakamkan jenazah Aril di dekat rumah orangtuanya di Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Senin, 21 Juli 2008, polisi menggiring Ryan untuk menunjukkan lokasi penguburan Aril. Saat itu, polisi menemukan empat mayat dalam dua lubang. Salah satunya diyakini sebagai jasad Aril.
Satu lubang berisi tiga jenazah. Satu korban berjenis kelamin wanita. Jenazah perempuan itu ditemukan dalam satu liang lahat bersama dua jenazah laki-laki lainnya di belakang pintu dapur rumah keluarga Ryan.
Lubang yang lain berisi satu jasad berjenis kelamin laki-laki ditemukan petugas dalam sebuah liang di bawah pohon bambu yang berjarak sekitar lima meter dari liang pertama.
Ryan mengaku melakukan pembunuhan itu sendirian di belakang rumahnya di Jalan Melati, Desa Jatiwates. Rentang pembunuhan dilakukan dari 2007, hingga akhirnya terungkap ada 11 korban jiwa. (*)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kasus Reynhard Sinaga Mengingatkan Pada Jagal Jombang alias Ryan
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: