Berita Internasional
Bendera Merah Iran Berkibar, Jadi Tanda Tantangan Perang, Donald Trump Siagakan 3.000 Tentara
Bendera Merah Iran Berkibar, Jadi Tanda Tantangan Perang, Donald Trump Siagakan 3.000 Tentara
Bendera Merah Iran Berkibar, Jadi Tanda Tantangan Perang, Donald Trump Siagakan 3.000 Tentara
TRIBUNJAMBI.COM - Iran tampak tidak terima dan seperti menawarkan tantangan perang kepada Amerika Serikat usai Panglima Tertinggi Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani dibunuh rudal negara Paman Sam itu.
Terbunuhnya Panglima Tertinggi Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di awal tahun 2020 ini membuat masyarakat di seluruh dunia ketar-ketir.
Bagaimana tidak, pembunuhan yang dilakukan atas perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump itu telah memicu terjadinya Perang Dunia III.
• Makin Memanas! Iran Hargai Kepala Donald Trump Rp1,1 Triliun Usai Qasem Tewas Oleh Rudal Amerika
• Tanda Perang Dunia Ketiga Mulai Tampak! Ini 10 Negara yang Aman Ditinggali, Tidak Ada Indonesia
• Bus Mengakut Santri Darunnajah Terbalik di Kerinci, Tiga Orang Terluka Dilarikan ke Rumah Sakit
• Buaya Raksasa Ditaklukkan Dalam Waktu 4 Jam, Inilah Cerita Para Pemancing dan Penangkap Predator Itu
Melansir dari Mirror, menyusul kabar tersebut, Iran kini telah mengibarkan bendera merah di atas masjid.
Hal itu merupakan isyarat dari Iran untuk melakukan aksi balas dendam kepada AS.
Adapun, pengibaran bendera merah di atas kubah Suci Masjid Jamkaran itu merupakan pertama kalinya dalam sejarah.
Hal tersebut diyaknini sebagai peringatan akan terjadinya pertempuran.
Mengutip dari Tribunnews, dalam tradisi Syiah, bendera merah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil.
Bendera merah juga berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Dilaporkan bahwa di bendera 'perang' tersebut tertulis : "Mereka yang ingin membalas darah Husein."
Husein sendiri adalah cucu dari Nabi Muhammad yang gugur di Padang Karbala.
• Cara Mudah Membuat SKCK Online di https://skck.polri.go.id/, Begini Caranya!
• Jadwal Lengkap serta Pembalap yang Turun di Seri MotoGP 2020 Mulai dari Qatar hingga di Valencia
• Ustaz Abdul Somad Singgung Hotman Paris di Ceramahnya, Buat Dirinya Mencari Video yang Buat Terkesan
• Ular Piton 3 Meter Masuk Rumah, Warga Bungo Geger Sampai Damkar Ikut Sibuk
• Sering Berhadapan dengan Musuh, Penampakan Kapal Perang RI, Kapal China dan Vietnam Dibuat Lari
Dalam kepercayaan muslim Syiah, Husein adalah Imam Suci ketiga setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Trump mengatakan bahwa pembunuhan itu dilakukan untuk mencegah konflik, tetapi negara beribu kota di Tehran itu telah bersumpah untuk melakukan pembalasan.
Di mana pembalasan itu membuat seluruh masyarakat dunia ketar-ketir karena adanya perang besar-besaran.
Pemimpin Revolusi di Iran Imam Sayyed pada Jumat (3/1/2020) bersumpah melakukan "balas dendam sepenuhnya" dalam menanggapi pembunuhan Soleimani, lapor Daily Express.
Kementerian Luar Negeri turut memperkuat ucapan tersebut dengan memberikan peringatan dalam melakukan perjalanan ke negara-negara di Timur Tengah.
Setelah ketegangan antara AS dan Iran semakin meningkat usai serangan drone.
Seolah tak takut dengan ancaman Iran, Donald Trump bahkan langsung menyiagakan 3.000 tentara di Timur Tengah usai membunuh Soleimani.
Incar 35 Target
Beberapa media pemerintah Iran mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan Nasional telah merilis 35 target sebagai bagian dari aksi balas dendam terhadap AS.
Diyakini, operasi tersebut akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan.
Seorang staf senior kongres AS menyampaikan prediksi serupa kepada Time Magazine.
Sumber yang tak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa serangan balasan dari Iran dapat dilihat "dalam beberapa minggu" baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam kesempatan terpisah, pimpinan militer Iran mengatakan pihaknya telah menujuk puluhan kepentingan AS untuk diserang.
Termasuk "kapal perusak dan kapal perang" di dekat Teluk Persia dan Tel Aviv, Israel.
Jenderal Ghomali Abuhamzeh melontarkan ancaman kemungkinan serangan terhadap "target vital AS" yang terletak di Selat Hormuz.
"Target vital Amerika di kawasan itu telah diidentifikasi oleh Iran sejak lama ... sekitar 35 target AS di kawasan itu, termasuk Tel Aviv, berada dalam jangkauan kami," katanya.
Sementara itu, pihak NATO 'terpaksa' menangguhkan pelatihan keamanan Irak dan pasukan bersenjata di wilayah tersebut.
Sebab, mereka khawatir akan terjadinya konflik skala penuh usai meningkatnya ketegangan pasca-pembunuhan Soleimani.
"Keamanan personel kami di Irak adalah yang terpenting," kata juru bicara sementara NATO Dylan White dalam sebuah pernyataan.
"Kami terus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Misi NATO terus berlanjut, tetapi kegiatan pelatihan untuk sementara ditangguhkan."
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Soleimani tewas di terminal keberangkatan Bnadara Internasiona Baghdad, Irak, Kamis (2/1/2020) malam waktu setempat.
• Bukan Tak Mau Urus, Ini Alasan Suami Baru Titip Bayi Lina ke Teman, Padahal Sule Siap Mengasuhnya
• Kembang Desa Disekap Ibu Kandungnya Selama 10 Tahun, Warga Geger saat Lihat Kondisi Saat Ditemukan
• Pemkab Tanjab Barat Gelar Upacara HUT Ke-63 Provinsi Jambi, Bupati Safrial Ingatkan Hal Ini
• Jadwal Lengkap MotoGP 2020, Akankah Alex Marquez Mampu Ungguli Marc Marquez?
Ia meninggal dunia bersama dua tokoh Popular Mobilization Unit (PMU) Irak akibat serangan rudal dari drone militer AS.
Pentagon merilis pernyataan bahwa serangan militer tersebut merupakan operasi yang dijalankan atas perintah Presiden AS Donald Trump.(*)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kibarkan Bendera Merah, Iran Insyaratkan Siap Perang, Donald Trump Siagakan 3000 Tentara
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:
