Jumlah Pengungsi Korban Banjir di Jabodetabek Capai 173 Ribu Jiwa, Kota Depok Paling Terdampak
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek berdampak pada ratusan ribu warga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
TRIBUNJAMBI.COM- Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek berdampak pada ratusan ribu warga.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Jumat (3/1/2020) pukul 23.00 WIB, jumlah pengungsi di Jabodetabek mencapai lebih dari 173 ribu orang.
Dikutip dari bnpb.go.id, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengungkapkan jumlah pengungsi naik menjadi 173.064 orang (39.627 KK).
• Lina Mantan Istri Sule Meninggal Dunia, Ini Deretan Fakta Mencengangkan Seputar Ibunda Rizky Febian
• Kondisi Terkini, Sempat Terkendala Akibat Banjir Kereta Bandara Soetta Kembali Beroperasi Hari Ini
• Mantan Istri Sule Meninggal Dunia, Ini Momen Memilukan Lina yang Terakhir Bertemu ke Empat Anaknya
Jumlah titik pengungsian juga bertambah karena sudah terverifikasi oleh petugas BPBD.
Sedangkan jumlah korban meninggal dan hilang tetap 47 orang.
Tercatat 102 kecamatan di Jabodetabek terdampak banjir dan longsor.

Sementara itu dari data tersebut, Kota Bekasi menjadi yang paling parah terdampak.
Sebanyak 18 kecamatan dan 51 kelurahan di Kota Bekasi terdampak banjir.
Jumlah pengungsi dari Kota Bekasi juga menjadi yang paling banyak dengan 149.537 jiwa.
Sementara itu tercatat ada 97 titik pengungsian di Kota Bekasi.
SDN V Jati Rasa, Kota Bekasi, Jawa Barat rusak akibat terjangan banjir, Jumat (3/1/2020) (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)
Dilaporkan, sembilan warga Kota Depok meninggal dalam bencana ini.
• UPDATE Korban Meninggal Dunia dan Hilang Akibat Banjir di Jabodetabek Mencapai 47 Orang
• Dikenal Tegas, Prabowo Malah Ingin Diplomasi Damai Selesaikan Persoalan dengan China di Laut Natuna
• Ramalan Cinta 12 Zodiak Tahun 2020 Cek Bagaimana Nasib Hubungan Spesialmu Bisakah ke Jenjang Serius?
Korban jiwa dalam banjir dan tanah longsor di Jabodetabek hingga Jumat malam tercatat berjumlah 46 orang.
Korban meninggal paling banyak diketahui dari Kabupaten Bogor yakni 11 orang.

Tanggapan Wakil Wali Kota
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengungkapkan pemerintah pusat harus terlibat dalam penanggulangan bencana di Jabodetabek.
Dilansir Kompas.com, bencana di Jabodetabek merupakan bencana nasional karena tidak hanya terjadi di satu wilayah saja.
"Persoalan ini bukan hanya persoalan wilayah, ini sudah menyangkut bencana nasional, karena ini kan faktor alam juga," ujar Pradi usai menghadiri peresmian Polres Kota Depok menjadi Polres Metro, Jumat (3/1/2020).
"Nah, hendaknya untuk intervensi itu, badan kerja sama antar wilayah provinsi ke depan itu harus ada di bawah satu kementerian untuk mengelola itu," imbuhnya.
• Geger Warga Temukan Ular King Kobra Sepanjang 2,5 Meter, Evakuasi oleh Tim Khusus Damkar Butuh 2 Jam
• Sempat Minta Maaf, Kini Menteri PU Basuki Hadimuljono Malah Bilang Gini Soal Naturalisasi Anies
• Sakit Pinggang Usai Bercinta? Jangan Anggap Remeh! Waspada Ada Penyakit Kelamin Mengintai
• Mengapa Tatiana Disebut-sebut Bakal Jadi Nama Anak Ahok? Benarkah Ini Alasannya

Pradi menyebut harus ada perhatian dan pembenahan pada aliran air sungai hingga bantaran.
Hal itu perlu dilakukan agar bencana banjir dapat diminimalisir.
"Sungai dan situ itukan di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane."
"Bagiamana hak-hak sungai aliran dari hulu sampai hilir benar bisa dintervensi jadi lebih tematik atau lebih monumental," ujar Pradi.
Pradi juga menekankan perlu adanya pembenahan dari mulai hulu ke hilir seperti yang dikatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kalau bahasa Pak Gubernur dari hulu benar adanya. Bahwa bahasa ini dari dulu sudah ada. Kita harus normalisasi dari hulu sampai hilir tapi bagaimana pelaksanaanya," ujar Pradi.
Penyebab Banjir
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan beberapa faktor banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya di awal tahun 2020 ini.
"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies dilansir Kompas.com.
Sementara itu penyebab banjir secara lebih lanjut disebut Anies Baswedan akan dilakukan seusai proses evakuasi rampung.
"Banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif. Caranya yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta," kata Anies.
Anies mengaku, Jakarta seringkali menerima kiriman air dalam jumlah besar dari hulu.
Tingginya volume air kiriman dari hulu, kata dia, seringkali menyebabkan Jakarta menjadi banjir.
"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies.
Anies menyebut banjir Jakarta akan efektif dikendalikan dengan memperbanyak pembangunan kolam-kolam retensi di hulu.
"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya.
Anies diketahui mengandalkan Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Anies berharap, proyek pembangunan dua waduk yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu bisa rampung tepat waktu.
"Dengan waduk yang selesai tepat waktu sesuai rencana, maka itu akan bisa mengendalikan lebih dari 30 persen air yang datang ke kawasan pesisir, kawasan muara," kata Anies.
Diketahui wilayah Jakarta dan sekitarnya diterjang banjir pada Rabu (1/1/2020).
Sementara itu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, dan Karawang ditetapkan sebagai wilayah tanggap darurat bencana.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Anggita Nurlitasari/Nursita Sari)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Banjir dan Longsor di Jabodetabek, Jumlah Pengungsi Capai 173 Ribu Jiwa, Kota Depok Paling Terdampak