Prediksi Ekonomi Indonesia 2020, Perang Dagang AS vs China Mengimbas Indonesia sampai Kondisi Ini

Perang dagang AS vs China bakal mengimbas ke Indonesia, Berikut ini prediksi ekonomi Indonesia 2020.

Editor: Duanto AS
(shutterstock.com)
Ilustrasi perang dagang AS vs China 

Risiko disebut terjadi di banyak titik, mulai dari Brexit di Inggris, aksi unjuk rasa di Hong Kong, hingga Pemilu AS tahun depan.

Risiko-risiko tersebut berpotensi menyebabkan guncangan ekonomi negatif dan parahnya arus modal keluar, begitu besarnya yang belum pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.

Demikian diungkapkan Bank Dunia.

Presentasi yang tertanggal 5 September 2019 itu juga menyebut perlambatan ekonomi global akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 4,6 persen pada 2022.

Bank Dunia menyatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,1 persen akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen.

Bank Dunia menyatakan, ketergantungan kepada investasi asing baik di pasar saham maupun obligasi membuat Indonesia sangat rentan terhadap arus modal keluar ketika risiko global meningkat.

Menurut Bank Dunia, pemerintah Indonesia harus fokus pada upaya menggenjot penanaman modal asing langsung ketimbang menurunkan defisit transaksi berjalan.

Bank Indonesia Optimistis

Bank Indonesia ( BI) optimistis ekonomi Indonesia di 2020 mendatang tumbuh positif atau lebih baik. Pertumbuhan ekonomin Indonesia tahun depan diprediksi berkisar antara 5,1-5,5 persen.

"Kami melihat prospek ekonomi pada 2020 itu sangat baik. Kami melakukan preemptive action (tindakan pencegahan) menurunkan suku bunga untuk mengantisipasi pertumbuhan," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Destry menyampaikan, pada akhir 2019 nanti pertumbuhan ekonomi berkisar 5,0 persen sampai 5,4 persen.

Kondisi ini dinilai tetap bertahan pada angka 5 persen, di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang telah menyebabkan resesi.

"Untuk menghadapi kondisi ini kita akan mengoptimalkan domestik ekonomi yang kita miliki. Sebab, perang dagang akan terjadi berkepanjangan," tuturnya.

Dia menuturkan, saat ini BI juga telah mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi perbankan untuk bisa menyalurkan kredit.

Sehingga, dengan likuiditas yang baik, maka perbankan bisa menekan suku bunga kredit.

Di samping itu, Destry juga memprediksi inflasi masih akan terjaga di angka 3 persen plus-minus 1 selama 2020.

Sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,05 persen pada kuartal-II 2019.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved