Prediksi Ekonomi Indonesia 2020, Perang Dagang AS vs China Mengimbas Indonesia sampai Kondisi Ini
Perang dagang AS vs China bakal mengimbas ke Indonesia, Berikut ini prediksi ekonomi Indonesia 2020.
TRIBUNJAMBI.COM - Perang dagang AS vs China bakal mengimbas ke Indonesia, Berikut ini prediksi ekonomi Indonesia 2020.
Akhir tahun ini, ramalan ekonomi Indonesia 2020 menjadi isu menarik.
• Prakiraan Cuaca Hari Ini saat Malam Tahun Baru 2020 di Jambi, Awas Hujan di Wilayah Ini
• Jokowi Tanggapi Spekulasi Tertangkapnya Pelaku Kasus Novel Baswedan Bukan Pelaku Sebenarnya
• 10 Foto Negeri di Atas Awan Bukit Tempurung di Merangin Jambi, Tempat Wisata Tahun Baru 2020
"Kita melihat dari segi faktor ekspor yang menurun, kemudian dari segi jalur transmisi investasi yang sepertinya kita tidak menikmati kenaikan seperti 10 tahun lalu. Biasanya setelah Pemilu ada kenaikan investasi. Tetapi, karena masalah perang dagang dan geo politik sepertinya akan sulit buat kita alami di tahun depan," jelas Direktur Program Indef, Berly Martawardaya, dalam acara 'Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Kekuatan ekonomi Tanah Air selama ini masih bertumpu terhadap konsumsi terutama konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2019 menyumbang sebesar 5,01 persen.
Namun, angka ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17 persen. Pendorong lainnya, yaitu berupa belanja pemerintah dari penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Dari segi konsumsi masih akan stabil, tidak banyak perubahan, dan APBN-nya tidak ekstra ekspansif. Prediksi kami tahun lalu cukup akurat, sampai tahun lalu prediksi 5,0 (persen) banyak yang bilang rendah. Nyatanya, 5,0 sampai plus minus 5,05 (persen) cukup akurat dan sepertinya akan menjadi nyata tahun ini. Ini membuktikan keakuratan proyeksi kami," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 5,3 persen.
"Kalau saya, saya optimis bisa 5,3 persen. Bahkan kalau omnibus law-nya selesai, itu bisa lebih tinggi dari 5,3 persen. Karena alasannya, ketegangan AS-China sudah mulai mereda. Sudah mulai ada titik temu," katanya.
Adanya kedua faktor, yakni omnibus law dan meredanya perang dagang tersebut, dipastikan permintaan secara global akan naik. Selain itu, nilai investasi ke Indonesia bakal meningkat.
"Investasi ke Indonesia akan meningkat dengan adanya omnibus law bisa ciptakan lapangan kerja dan perpajakan tadi," ucapnya.
Bank Dunia Prediksi Merosot
Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal merosot ke bawah 5 persen pada tahun 2020 mendatang.
Tidak hanya itu, Bank Dunia juga memperingatkan parahnya arus modal asing yang keluar dari Indonesia, sejalan dengan risiko-risiko global, termasuk memanasnya perang dagang AS dan China.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (10/9/2019), proyeksi tersebut dikabarkan telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Presentasi tertanda bulan September 2019 dan menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,9 persen tahun depan.
Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang mencapai 5,1 persen dan 5,2 persen pada tahun 2020 mendatang. Ini berdasarkan proyeksi Bank Dunia pada Juni 2019 lalu.
Adapun pemerintah mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen pada tahun ini dan 5,3 persen tahun depan.
Dalam presentasinya, Bank Dunia menyatakan perang dagang AS-China dan risiko-risiko geopolitik semakin memanas.