Pemuda di Batam Ini Dicoret dari Kartu Keluarga, Orang Tua Sampai Bikin Surat Pernyataan di Koran
Hal ini dialami pemuda di Batam yang berumur 22 Tahun yang dicoret dari Kartu Keluarga atau KK dan diberitakan di Koran.
Pemuda di Batam Ini Dicoret dari Kartu Keluarga, Orang Tua Sampai Bikin Surat Pernyataan di Koran
TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa waktu lalu, warga dihebohkan dengan pengumuman di koran yang menyatakan putus hubungan keluarga di Batam.
Biasanya, informasi dikoran berisikan lowongan kerja, seputar berita, ataupun iklan dan kabar duka, kini juga memuat soal pemberitaan soal putus hubungan keluarga.
Hal ini dialami pemuda di Batam yang berumur 22 Tahun yang dicoret dari kartu keluarga atau KK dan diberitakan di Koran.
Kabar dicoretnya pemuda asal Batam dari keluarga itu sontak membuat publik heboh.
Seperti yang diketahui, ancaman dicoret dari kartu keluarga (KK) biasanya hanya berupa gertakan dari orang tua kepada anaknya yang bandel.
Namun ternyata hal itu benar-benar nyata ada dan dialami oleh seorang pemuda Batam.Seorang pemuda yang kini tak diketahui keberadaannya itu dicoret dari daftar anggota keluarga.
Adanya kabar di Koran itu lantas membuat kehebohan dan menjadi perbincangan warganet.
• Kucing Usir Ular Kobra dengan Cara Pukul-pukul Kepalanya, Ular Takut Kucing? IniKata Panji Petualang
• Lantaran Kasus Ini, Putra Deddy Dores Rela Jadi Ojol Demi Lunasi Utang Ayah: Anak Lain Ga Tahu
• Kronologi & Identitas Korban Tabrakan Beruntun di Tol Medan-Tebingtinggi
• VIDEO: Live Streaming YouTube Gerhana Matahari Cincin Hari Ini 26 Desember, Dilihat dari Jakarta
Kabar adanya keluarga yang mencoret nama pemuda 22 tahun itu pertama kali diunggah di laman Twitter @DindaEstu (24/5/2019).
"Coret KK bukanlah hoax teman-teman, it's real," tulis Dinda.
Dari unggahan foto tersebut, terlihat sebuah pernyatan yang mengatakan jika orang tua yang bernama Gunawan Wibiksana dan Lina Limandar memutuskan hubungan dengan anaknya.
Pemberitaan tersebut menyatakan sang anak yang berjenis kelamin laki-laki berinisial M tersebut tiga tahun lalu berada di Yogyakarta dan sekitarnya.
Orang tua M menyatakan jika pihaknya tidak lagi ada hubungan keluarga dan enggan bertanggung jawab atas akibat dan perbuatan sang anak.
Bahkan, pernyataan tersebut tampaknya serius dilakukan oleh orang tua karena adanya penegasan di akhir pernyataan.
"Demikian pemberitahuan ini kami buat dengan sungguh-sungguh, untuk menjadi maklum bagi keluarga, handai tolan, dan masyarakat yang berhubungan dengan yang bersangkutan," tulis Gunawan Wibiksana dan Lina Limandar.