VIDEO: VIRAL Belum Ada Jembatan, Siswa SD di Sarolangun Harus Seberangi Sungai ke Sekolah
Banyak anak di Sarolangun yang harus berjuang keras untuk bisa tetap sekolah. Keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan bagi anak-anak sekolah.
VIDEO: VIRAL Belum Ada Jembatan, Siswa SD di Sarolangun Harus Seberangi Sungai ke Sekolah
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Banyak anak di Sarolangun yang harus berjuang keras untuk bisa tetap sekolah.
Keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan bagi anak-anak di Desa Datuk Nan Duo, Kecamatan Batangasai, Kabupaten Sarolangun untuk tetap bisa sekolah.
Setiap pagi mereka berangkat lebih awal dan harus menyeberangi sungai menuju sekolah.
Lokasi desa yang berada di pelosok kabupaten membuat jarak jalan darat sulit untuk dilalui.
Sekira pada pukul 06.00 WIB, anak-anak Desa Datuk Nan Duo bergegas berangkat sekolah dengan mengarungi sungai.
• Ini Identitas 6 Orang Warga Pati yang Tewas saat Tragedi Longsoran PETI di Merangin
• Isi Pesan Natal Mengiris Hati Theresa Wienathan, Bikin Nia Ramadhani Terharu
• UPDATE Kecelakaan Maut Bus Sriwijaya: Angkut 54 Penumpang, 13 Korban Masih Belum Bisa Ditemukan
Perahu untuk menyeberangi sungai sudah disiapkan salah satu orang tua mereka.
Mereka pun harus melepas pakaian atau seragam ketika menyeberangi sungai menggunakan perahu.
Anak-anak takut seragam satu-satunya yang mereka miliki basah kena air.
Setidaknya butuh 15 menit untuk mengaruhi sungai. Untuk sampai ke sekolah mereka harus melanjutkan dengan jalan kaki untuk sampai sekolah.
Rasa was-was selalu muncul ketika menerjang derasnya arus menggunakan perahu. Terlebih saat debit air sungai Batangasai naik setelah hujan lebat mengguyur.
Beruntung setiap hari ada satu orang pihak keluarga mereka yang setiap hari rela mengantarkan mereka hingga di depan kelas.
Keadaan ini sudah lama mereka rasakan.
Baril, warga setempat mengaku hal ini dilakukan demi pendidikan anak-anak di kampungnya.
Ia berharap ada jembatan penghubung yang dapat membuat aktivitas warga lebih gampang. Namun sudah lama pembangunan jembatan tak juga terlaksana.
Anak-anak sekolah yang ada di Dusun Muaro Lepat terpaksa sekolah di desa tetangga yaitu SDN 156 Padang Jering.
Mereka memilih sekolah itu karena jarak yang ditempuh cukup dekat dibanding sekolah di Desa Datuk Nan Duo.
“Berhubung jarak menuju SD di Desa Padang Jering lebih dekat, makanya anak-anak Dusun Muaro Lepat lebih memilih sekolah ke Padang Jering ketimbang sekolah di Desa Datuk Nan Duo," katanya.