DULU Jika Suami Merasa Tidak Bahagia, Istrinya Boleh Dijual di Pasar, Biaya Cerai Mahal Rp 212 Juta
TRIBUNJAMBI.COM - Boleh dikatakan, wanita dan anak-anak yang hidup pada zaman sekarang lebih beruntung.
TRIBUNJAMBI.COM - Boleh dikatakan, wanita dan anak-anak yang hidup pada zaman sekarang lebih beruntung.
Wanita dan anak-anak bisa hidup dengan aman dan nyaman saat ini, bila dibandingkan dengan zaman dulu.
Jika mengalami suatu tindak kekerasan atau pelecehan ada banyak badan yang bergerak dan bersedia melindungi perempuan dan anak-anak.
• VIDEO: Seorang Anggota Densus 88 Ditusuk Terduga Teroris di Jambi
• 12 Tahun Jadi Janda, Yuni Shara Beberkan Tipe Pria Idamannya
• Penampilan Berbeda Barbie Kumalasari saat Acara Siraman Qalbu, Kenakan Busana Muslim & Hijab
Lebih jauh lagi, bisa dibilang saat ini wanita dan anak-anak hidup dengan aman karena para pria yang menghargai mereka.
Jika kembali pada masa lalu, wanita dan anak-anak sepertinya tak memiliki 'nilai' dalam hidup, tak dianggap sebagai manusia.
Dilansir dari History Daily, kembali di Eropa awal hingga pertengahan 1800-an, perempuan dan anak-anak dianggap properti.
• Evakuasi Korban PETI, Polres Merangin Turunkan 35 Personil, di Lapangan Rekan Korban Bungkam
• Evakuasi Korban PETI, Pemda Kirim Alat Berat, Satu Orang Ditemukan Kepala Sudah Bocor
• Benarkah Penyelundupan di Garuda Indonesia Dibuat Heboh Untuk Tutupi Skandal Gagal Bayar Jiwasraya?
Pria yang tidak lagi bahagia dengan istri atau jatuh dalam masa sulit dapat dengan mudah membawa pasangannya ke pasar dan menjualnya.
Praktik itu tidak benar-benar legal, tetapi sangat umum di kalangan orang miskin sehingga penegak hukum menutup mata.
Penjualan istri adalah alternatif yang lebih mudah dan lebih murah daripada perceraian tradisional.
• Sindiran Jokowi Soal Banjir Jakarta, Tanggapan Anies Baswedan Sambil Tersenyum Tipis, Penuh Makna?
• Sempat Sembunyi di Hutan, Pembunuh Mahasiswi di Bengkulu Tewas Akibat Upaya Bunuh Diri
• Pengakuan Istri yang Injak Kemaluan Suami hingga Pingsan: Selingkuh Dibalas Selingkuh Juga
Perceraian membutuhkan Undang-Undang Parlemen dan izin dari sebuah gereja dan biaya ini setara dengan 15.000 dolar (Rp 212 juta) dalam mata uang hari ini.
• Full Streaming Boruto Episode 137 Subtitle Indonesia, Murid Baru Pindahan Pengguna Samurai, Tim Baru
• 5 ALASAN Tak Terduga Seseorang Memilih Untuk Berselingkuh, Usia Ternyata Punya Pengaruh
• Rekam Diam-diam Saat Intim, Sopir Taksi Online Peras Penumpangnya Setelah Dihamili

Wanita yang ingin meninggalkan pernikahan yang tidak bahagia atau mengalami tindak kekerasan juga bisa meminta untuk dijual dan biasanya keputusan itu adalah miliknya.
Jika dia tidak suka pada pembeli, dia bisa menolak.
• Fakta Modus Pencabulan Husein Alatas, Sudah Buka Praktek Pengobatan Alternatif Tahunan, Korban Lain?
• KUMPULAN Harga dan Spesifikasi Smartphone Xiaomi, Oppo, Vivo, Realme dan Samsung, Cek Sebelum Beli!
• Rekomendasi HP Terbaru untuk Tahun Baruan 2020 - Xiaomi, Oppo, Realme hingga Samsung
Paling sering, suami dan istri menyetujui ketentuan penjualan beberapa minggu sebelum penjualan publik terjadi.
Sementara kita mungkin berpikir penjualan istri gila dan ofensif hari ini, namun saat itu pernikahan adalah perjanjian ekonomi, bukan ekspresi cinta.
Sebelum UU Perkawinan 1753, pernikahan bahkan tidak memerlukan upacara - itu hanya sebuah perjanjian.