Jadwal Misa Natal di Semarang 2019, Lengkap dari Malam Natal hingga Tahun Baru 2020

Berikut ini jadwal misa Natal di Semarang 2019, lengkap dari pengakuan dosa hingga misa tutup tahun 2020.

Editor: Duanto AS
(Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Kemeriahan Natal di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari Katedral Semarang. Umat mendapat suguhan drama kolosal yang diperankan olah ratusan anak-anak dari siswa sekolah dasar dan dari kelompok pendamping anak Gereja Katedral Semarang. 

Berikut ini jadwal misa Natal di Semarang 2019, lengkap dari pengakuan dosa hingga misa tutup tahun 2020.

TRIBUNJAMBI.COM - Sebentar lagi umat Kristiani merayakan Hari Natal pada pada 25 Desember.

Dalam tradisi gereja, umat Kristen dan Katolik melakukan misa Natal, termasuk di Katedral Semarang.

Biasanya misa Natal digelar 24 Desember malam dan 25 Desember.

Mengapa Natal Dirayakan pada 3 Hari yang Berbeda? Banyak yang Tak Tahu Ini  Fakta-faktanya

Kumpulan Ucapan Selamat Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Bahasa Inggris, Cocok untuk WA, FB dan IG

Yesus Lahir Tahun Berapa, Yesus Lahir di Mana?

Berikut ini informasi jadwal misa Natal di Katedral Semarang 2019 Paroki Randusari:

Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Paroki Randusari

  • Ibadat Tobat-Pengakuan Dosa

- Kapel Santo Markus pada Rabu 11 Desember 2019 pukul 17.30 WIB
- Kapel Maria Fatima pada Rabu 11 Desember 2019 pukul 17.30 WIB
- Gereja Sampangan pada Kamis 12 Desember 2019 pukul 17.00 WIB
- Gereja Paroki Randusari Katedral Semarang Senin-Selasa 16-17 Desember 2019 pukul 17.30 WIB

  • Jadwal Misa Natal (Ekaristi)

Misa Malam Natal Selasa 24 Desember 2019
- Misa I pukul 17.30 WIB
- Misa II pukul 21.00 WIB

Misa Natal Rabu, 25 Desember 2019
- Misa Natal pagi pukul 06.00 WIB
- Misa Natal keluarga pukul 08.30 WIB
- Misa Natal adiyuswo pukul 11.00 WIB
- Misa Natal sore pukul 17.00 WIB

Misa Tutup Tahun Selasa, 31 Desember 2019
- Misa I pukul 17.30 WIB

Hari Raya Maria Bunda Allah Rabu 1 Januari 2020
- Misa pagi pukul 06.00 WIB
- Misa sore pukul 18.00 WIB

Misa Sekami Hari Anak Misioner Minggu 5 Januari 2019
- Misa pagi pukul 08.45 WIB

Itulah jadwal misa Natal di Semarang 2019 Paroki Randusari, lengkap dari malam Natal hingga Tahun Baru 2020

200 tahun Silent Night, lagu Natal paling populer

Dari sekian banyak lagu Natal yang muncul setiap tahun, Silent Night merupakan lagu terpopuler.

Lagu Natal Silent Night telah berusia 200 tahun dan dinobatkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada 2011.

Lagu Natal Silent Night juga telah diadaptasi dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Indonesia menjadi Malam Kudus.

Lagu Natal Malam Kudus ini juga sering diperdengarkan saat perayaan Natal.

Bukan sekadar Lagu Natal, Silent Night memiliki kisah sejarah dibaliknya.

Lagu Natal ini bermula pada tahun 1818.

Saat itu sekelompok aktor tengah melakukan pertunjukan di kota-kota sekitar Pegunungan Alpen, Austria.

Pada 23 Desember 1818, mereka tiba di Oberndorf, sebuah desa dekat Salzburg di mana mereka akan mengisahkan kembali kelahiran Kristus di Gereja kecil St. Nicholas.

Sayangnya, alat musik organ milik gereja St. Nicholas tidak berfungsi dan tidak dapat diperbaiki sebelum Natal.

Dikutip dari home.snu.edu, beberapa versi cerita menduga kerusakan ini disebabkan oleh tikus, ada pula yang menyebut karat sebagai penyebabnya.

Karena organ gereja tersebut tidak dapat dipakai, para aktor menyajikan drama Natal mereka di sebuah rumah pribadi.

Bagian pertama pertunjukan Natal itu mengisahkan Matius dan Lukas.

Sang asisten pastor, Josef Mohr, yang tengah dalam mood ingin bermeditasi memilih berjalan-jalan sebelum menuju rumah.

Jalan-jalan yang ia lakukan tersebut membawanya ke atas bukit yang menghadap ke desa.

Dari puncak bukit itu, Mohr memandang desa yang tertutup salju yang begitu damai.

Sambil menikmati keheningan malam musim dingin, Mohr menatap ke sebuah kartu Natal.

Ia yang tengah memikirkan pertunjukan Natal tiba-tiba teringat sebuah puisi yang pernah ia tulis beberapa tahun sebelumnya.

Puisi itu adalah tentang malam ketika para malaikat mengumumkan kelahiran Mesias yang ditunggu-tunggu bagi para gembala di lereng bukit.

Mohr menganggap kata-kata itu bisa menjadi pujian yang baik untuk pertunjukan pada malam Natal berikutnya.

Sayangnya, dia tidak memiliki alat musik yang bisa dibawakan bersama puisi itu.

Keesokan harinya Mohr pergi untuk menemui pemain organ gereja, Franz Xaver Gruber.

Gruber hanya memiliki waktu beberapa jam untuk menghasilkan melodi yang bisa dimainkan dengan gitar.

Akhirnya, Gruber berhasil menyusun notasi musik untuk puisi itu.

Mereka akhirnya memiliki lagu Natal yang bisa dinyanyikan tanpa alat musik organ.

Pada Malam Natal, jemaat kecil Oberndorf mendengar Gruber dan Mohr menyanyikan lagu baru mereka dengan iringan gitar Gruber.

Beberapa minggu kemudian, ahli organ terkenal Karl Mauracher tiba di Oberndorf untuk memperbaiki organ di gereja St. Nicholas.

Ketika Mauracher selesai, dia mempersilahkan Gruber mencoba alat musik tersebut.

Ketika Gruber duduk, jari-jarinya mulai memainkan melodi sederhana yang ditulisnya untuk puisi Natal Mohr.

Karena terkesan dengan lagu tersebut, Mauracher meminta salinan musik tersebut dan menulis judul Stille Nacht dalam bahasa Jerman (Silent Night) untuk dibawa kembali ke desanya di Kapfing.

Di sana, dua keluarga penyanyi terkenal, Rainers and the Strassers mendengarnya.

Terpikat oleh lagu "Silent Night," mereka memasukkan lagu baru tersebut ke dalam repertoar musim Natal mereka.

Suster-suster Strasser kemudian menyebarkan lagu ini di Eropa utara.

Pada 1834, mereka menyanyikan lagu Silent Night untuk Raja Frederick William IV dari Prussia, dan dia kemudian sang raja memerintahkan paduan suara katedralnya untuk menyanyikannya setiap malam Natal.

20 tahun setelah Silent Night ditulis, Rainers membawakan lagu itu ke Amerika Serikat, dan menyanyikannya dalam bahasa Jerman di Alexander Hamilton Monument yang terletak di luar Gereja Trinity New York City.

Pada 1863, hampir lima puluh tahun setelah dinyanyikan pertama kali dalam bahasa Jerman, Silent Night kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (oleh Jane Campbell atau John Young).

Delapan tahun kemudian, versi bahasa Inggris itu dicetak dalam Hymnal Sekolah Minggu Charles Hutchins.

Hingga hari ini lagu Silent Night sudah bergema di lebih dari 300 bahasa yang berbeda di seluruh dunia, termasuk Malam Kudus yang sering kita dengar setiap Natal.

Silent Night juga telah banyak dinyanyikan oleh para penyanyi dalam berbagai versi, simak di sini.

Jadwal Misa Natal 2019 di Katedral Semarang Paroki Randusari, Lengkap dari Malam Natal hingga Tahun Baru 2020

Berikut ini jadwal misa Natal 2019 di Semarang Paroki Randusari, lengkap dari malam Natal hingga Tahun Baru 2020

Kumpulan Ucapan Selamat Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Bahasa Inggris, Cocok untuk WA, FB dan IG

Cara Download Lagu Natal dan Tahun Baru 2019, Bahasa Indonesia dan Inggris, Ada White Christmas

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved