Pria Ini Tolak Mentah-mentah Tawaran Jokowi, Beri Pesan Menohok, 'Saya Bukan Manusia Gila Jabatan!'
Pemilihan itupun bukan serta merta hanya untuk kepentingan pribadi maupun golongan, ia juga merangkul semua elemen untuk membangun pemerintahan
Pria Ini Tolak Mentah-mentah Tawaran Jokowi, Beri Pesan Menohok, 'Saya Bukan Manusia Gila Jabatan!'
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Presiden Joko Widodo adalah figur yang selalu memilih orang-orang yang ia anggap profesional dan punya daya kerja tinggi.
Terbukti dalam komponen menteri ataupun jajaran staf kepresidenan, Jokowi memilih orang-orang yang benar mumpuni dan profesional di bidangnya.
Pemilihan itupun bukan serta merta hanya untuk kepentingan pribadi maupun golongan, ia juga merangkul semua elemen untuk membangun pemerintahan yang bersih dan transparan.
Hal itu ya buktikan dengan keterbukaan mengenai informasi tokoh-tokoh yang menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024.
Bahkan banyak orang yang menunggu diajak oleh Jokowi untuk membangun negeri.
Namun ada satu tokoh yang dari awal memang mendukung Jokowi, bahkan bergabung sebagai penasehat saat Pemilihan Presiden tahun 2019 lalu.
• Pengakuan Terlarang Nafa Urbach Sempat Pakai Susuk Kecantikan, Robby Purba Dibuat Tak Percaya
• Sempat Isu Jual Diri ke Pejabat hingga Heboh Video Mesum, Wika Salim Sempat Curhat Soal Pernikahan
• Irish Bella Ungkap Aib Dosanya di Masa Lalu, Ammar Zoni Disebut Emosian seperti Harimau
• Zul Zivilia Dituntut Hukuman Penjara Seumur Hidup, Ini Yang Membuat Sang Istri Memilih Bertahan!
Tetapi saat disodori jabatan yang memang sesuai dengan bidangnya di dalam pemerintahan, justru sosok itu menolak dengan tegas.
Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan alasan mengapa ia tidak ingin menjabat Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut dia, sebagai advokat yang kritis terhadap siapa saja, dirinya tidak ingin jabatan yang dipegang tersebut justru menimbulkan kontroversi.

"Saya tak ingin jadi kontroversi. Saya advokat yang kritis terhadap siapa saja. Latar belakang saya seperti itu akan menjadi kontroversi jika saya menjadi Dewas KPK.
Akan ada polemik pro dan kontra," kata Yusril melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (16/12/2019).
"Oleh sebab itu, saya sejak awal memutuskan tidak bersedia duduk pada jabatan tersebut," lanjut politikus PBB itu.
Yusril menegaskan, dirinya bukanlah pengejar jabatan.
Ia menerapkan seleksi yang ketat terhadap jabatan yang menghampiri dirinya.
