Human Interest Story

Ngadang Duren, Momen Keluarga di Jambi Kumpul Satu Tahun Sekali, Nunggu di Hutan hingga Subuh

Yang paling mengasyikan dari ngadang duren ini adalah melakukan pencarian dari durian yang jatuh. Karena memang pergerakan dari durian yang....

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Edmundus Duanto AS
Tribun Jambi/Samsul Bahri
Ngadang Duren, salah satu tradisi di masyarakat Melayu di Jambi di Sumatera, menunggu durian jatuh dari pohon. 

NGADANG duren. Ya, istilah ini mungkin sedikit asing didengar sebagian orang, karena memang biasanya digunakan masyarakat Melayu di Jambi di Sumatera, terutama Jambi.

Ngadang duren istilah untuk orang yang menunggu atau menanti durian jatuh dari pohonnya ketika musim durian seperti saat ini.

Menariknya, kebiasaan ngadang duren menjadi hal yang dilakukan sebagian orang yang memiliki kebun durian.

Senter atau obor, parang, tikar atau alas duduk, dan tidak lupa pula obat nyamuk menjadi barang wajib yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ngadang duren tersebut.

Sungai Batang Limun Masih Meluap, Banyak Motor Mogok Nekat Terjang Banjir

Pacar Jahat, Mahasiswi Cantik UIN yang Dibunuh Kekasih Ternyata sedang Hamil, Begini Kronologinya

2 Jenderal TNI Kopassus dan Denjaka Karier Meroket, setelah Pembebasan Sandera Bajak Laut Somalia

Ngadang Duren sering dilakukan dengan tidak sendirian melainkan beramai-ramai dengan anggota keluarga.

Seperti halnya yang dilakukan keluarga Jahuna (68), warga Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi.

Ketika musim durian saat ini, aktivitas ngadang duren ini dilakukan bersama anggota keluarganya.

Momen ini tidak hanya untuk mengumpulkan buah durian yang jatuh, namun juga untuk mengumpulkan anggota keluarga untuk bercengkrama.

Aktivitas ngadang duren ini kerap dilakukan dari habis waktu salat Isya hingga waktu subuh tiba.

Mungkin terlihat bosan ketika menghitung lamanya waktu menunggu durian jatuh.

Namun ini tidak akan terasa ketika satu sama lain saling mengeluarkan pembicaraan-pembicaraan satu sama lain.

"Kalo kita ngadang duren itu siang ada juga, tapi seringnya malam hari, karena biasanya dari malam sampai pagi itu yang sering gugurnya (red-jatuh). Makanya kita bawak makanan, minuman, buat makan disinikan, subuh baru balik," terangnya

Sembari menunggu durian jatuh, untuk menghilangkan kesunyian malam hari di tengah hutan, perbincangan-perbincangan hangat terasa menghilangkan sunyi dan dinginnya angin malam.

Tak terasa memang, bahkan satu per satu buah durian jatuh menjadi suatu yang menyenangkan untuk menjeda perbicangan hangat tersebut.

Ngadang Duren, salah satu tradisi di masyarakat Melayu di Jambi di Sumatera, menunggu durian jatuh dari pohon.
Ngadang Duren, salah satu tradisi di masyarakat Melayu di Jambi di Sumatera, menunggu durian jatuh dari pohon. (Tribun Jambi/Samsul Bahri)

Yang paling mengasyikan dari ngadang duren ini adalah melakukan pencarian dari durian yang jatuh.

Karena memang pergerakan dari durian yang jatuh tidak bisa ditebak, meskipun memang tetap berpegangan terhadap istilah buah tidak jatuh dari pohonnya.

"Itulah guna senter atau obor tadi, karena kan memang gelap, jadi serunya disitu, manggil-manggil nemu atau idak, dapat atau idak, saling saut-sautan. Kalo dapat tu, ada yang ngasih tau 'Ha dapat," sebutnya.

Momen seperti hal itu, kata Jahuna, hanya terjadi disaat musim-musim durian. Dalam setahun, hanya satu kali momen ngadang duren itu terjadi. (Samsul Bahri / Tribunjambi.com)

Ngadang Duren, Momen Keluarga di Jambi Kumpul Satu Tahun Sekali, Nunggu di Hutan hingga Subuh

PRESIDEN Jokowi Jawab Kritik Susi soal Ekspor Benih Lobster, Jangan Awur- awuran Semua Ditangkapin

Pacar Jahat, Mahasiswi Cantik UIN yang Dibunuh Kekasih Ternyata sedang Hamil, Begini Kronologinya

10 Foto Cantik Sabina Altynbekova? Atlet Voli Kazakhstan yang Selalu Sita Perhatian Penonton

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved