Smart Mom

Nurfaidah Berbagi Pengalaman, Cara Belajar Bahasa Isyarat Bila Punya Anak Berkebutuhan Khusus

"Saya sengaja mengajak untuk bertemu orang-orang. Mungkin respon orang memang beragam dan mempertanyakan keadaanya..."

Penulis: Nurlailis | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Aldino
Keluaga Nurfaidah belajar bahasa isyarat karena anggota keluarganya ada yang memiliki kebutuhan khusus tuna rungu. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Setiap anak lahir dengan keistimewaannya masing-masing. Meskipun anak tersebut terlahir dengan kebutuhan khusus, semisal tuna rungu.

Sebagai orangtua, tentu tidak menyangka bahwa anak akan terlahir spesial. Terlebih jika hal ini terjadi pada anak pertama.

Menghadapi hal ini, Nurfaidah yang berprofesi sebagai guru dan juga penulis memiliki kiat khusus.

Taktik Prabowo & Mahfud MD Bebaskan 3 WNI Sandera Kelompok Abu Sayyaf di Filipina, Tak Beri Rp 8,3 M

Tazkia Duta Bahasa 2019 Ngobrol Bahasa Gaul, Gunakan Bahasa Sesuaikan Tempat

Napi AW Kaget saat Hendak Ambil Air Wudu, Detik-detik Kehebohan di Lapas Muara Bulian Pagi Hari

Ia mengatakan yang pertama dilakukan tentunya adalah penerimaan bahwa ini yang diberikan oleh Tuhan.

Anak pertamanya, M Ghefary Pradaka (12), memiliki kebutuhan khusus tuna rungu.

Ia berusaha untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sebagai orangtua juga lebih menunjukan rasa pedulinya.

"Tidak sebatas bahwa saya orangtuanya tapi juga harus bisa berlaku selayaknya teman," ungkapnya, (14/12).

Untuk menumbuhkan percaya diri sebenarnya untuk anak-anak dia termasuk percaya diri.

Namun sebagai orangtuanya terkadang ada yang merasa malu dan sengaja tidak diajak bersosialisasi.

Padahal itu adalah salah satu kunci untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya.

"Saya sengaja mengajak untuk bertemu orang-orang. Mungkin respon orang memang beragam dan mempertanyakan keadaanya. Sebagai orangtua mencoba menjelaskan kondisinya," jelasnya.

Keluaga Nurfaidah belajar bahasa isyarat karena anggota keluarganya ada yang memiliki kebutuhan khusus tuna rungu.
Keluaga Nurfaidah belajar bahasa isyarat karena anggota keluarganya ada yang memiliki kebutuhan khusus tuna rungu. (Tribun Jambi/Aldino)

Pada awalnya ia dan suaminya Abdullah Ibenk menggunakan isyarat-isyarat yang sederhana.

Karena dulu tinggal di Batanghari jadi minim info tentang bahasa isyarat.

Selanjutnya ia belajar di Youtube tentang bahasa isyarat.

Di rumah itu, adik-adiknya Alfathu Sabina Pradaka (10), Ghaziya Haifatul Ilmi P (5), Alifa Ramadhinniah P (4), juga belajar bahasa isyarat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved