SEBELAS Warga China Dimasukkan dalam Mesin Cuci & Furnitur, Diselundupkan ke Amerika Serikat
TRIBUNJAMBI.COM, SAN DIEGON - Setidaknya 11 warga China ditemukan dalam furnitur dan mesin cuc
TRIBUNJAMBI.COM, SAN DIEGON - Setidaknya 11 warga China ditemukan dalam furnitur dan mesin cuci saat hendak diselundupkan ke AS.
Mereka ditangkap di pos perbatasan San Ysidro kota San Diego setelah datang dari Meksiko, dilaporkan Deutsche Welle Kamis (12/12).
Para polisi AS harus bersusah payah untuk mengeluarkan 11 warga China yang hendak diselundupkan itu dari tempat persembunyian mereka.
Dalam foto yang diunggah di Twitter, nampak para migran ilegal tersebut dikeluarkan dari lemari hingga mesin cuci.
• Tak Terima Diajak Bicara Bahasa Inggris, Pria Ini Bacok dan Cungkil Otak Wanita ini Untuk Dimakan
Direktur Dinas Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai di San Diego, Pete Flors, mengingatkan akan bahayanya penyelundupan manusia.
"Mereka adalah manusia yang diperlakukan dengan cara tak manusiawi oleh pelaku. Cara ini bisa mematikan," katanya dikutip Channel News Asia.
November lalu, kepolisian menangkap enam warga Negeri "Panda" yang berlindung di balik dinding palsu dalam sebuah truk.
Kasus di AS itu menjadi insiden terbaru terkait penyelundupan manusia lewat jalur dalar yang berpotensi menelan korban jiwa.
• Siapa Sebenarnya Putri Kuswisnu Wardani? Satu-satunya Wanita di Wantimpres Jokowi yang Baru Dilantik
Pada Oktober, dunia dikejutkan dengan penemuan 39 mayat dalam kontainer sebuah truk yang diparkir di Essex, Inggris.
Dalam keterangan polisi lokal, seluruh jenazah dengan rincian 31 pria dan delapan perempuan diidentifikasi sebagai warga Vietnam.
Saat ini, mayat yang ditemukan dalam kontainer itu sudah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing untuk dimakamkan.
Sementara investigasi masih berjalan, aparat telah membekuk sejumlah pelaku penyelundupan, baik di Inggris maupun Vietnam.
• Penyebab Munculnya Kanker Ginjal Pada Tubuh yang Kini Diidap Oleh Vidi Aldiano, Rekan Artis Beri Doa
Dinas Keamanan Eropa (Europol) berujar, mereka baru menuntaskan investigasi berdurasi dua tahun yang mengungkap sindikat penyelundupan manusia.
Mereka menjelaskan, kasus itu termasuk raksasa karena menggunakan truk guna menyelundupkan manusia ke Eropa Barat.
Europol mengklaim, Kepolisian Romania telah menangkap setidaknya anggota sindikat yang berhasil memasukkan 580 orang ke kota Timisoara.
• Ternyata Kanker Ginjal Vidi Aldiano Sudah Parah, Manager Sebut Masuk Stadium 3, Rekan Artis Beri Doa
Polisi menyatakan, sindikat itu dijalankan oleh 36 orang yang mampu menghasilkan lebih dari 2 juta euro (Rp 31,2 miliar).
Para migran ilegal itu diselundupkan dalam kontainer truk, tanpa pasokan makanan dan oksigen.
Sebanyak 25 orang warga negara asing ( WNA) ditangkap Imigrasi Non TPI Kelas 1 Kota Tangerang pada 9 Desember 2019.
• Hujan Terus-terusan, Sungai Batang Tebo Meluap hingga Tanjung Menanti Tergenang
Kepala Kantor Wilayah Keimigrasian Banten Imam Suyudi menjelaskan, penangkapan tersebut berawal dari laporan masyarakat yang melihat aktivitas WNA di wilayah Kecamatan Poris, Kota Tangerang.
"Kemudian Keimigrasian mengamankan sebanyak satu orang di dalam warnet tanpa disertai dokumen Keimigrasian," ujar Imam saat menggelar jumpa Pers di Kantor Imigrasi Klas 1 Non TPI Kota Tangerang, Senin (9/12/2019).
Imam mengatakan, pihaknya kemudian melakukan pengembangan hingga akhirnya menangkap 25 WNA asal Nigeria dan Afrika Selatan. "Mereka menyalahi izin tinggal," jelas dia.
• Bukan Hanya Kanker Ginjal, Vidi Aldiano Ngaku Awalnya Pernah Didiagnosa Kista Oleh Dokter
Jualan baju hingga pemain bola Ditemukan fakta bahwa WNA yang datang ke Indonesia dengan motif beragam.
Namun niatan terbesar dari WNA yang datang ke Indonesia karena melihat peluang bisnis yang ada. Imam mengatakan, WNA asal Afrika biasanya melihat adanya peluang bisnis khususnya di bidang usaha tekstil.
Peluang bisnis pakaian di Indonesia cukup menggiurkan untuk dijual dengan harga tinggi di negara asal mereka.
• Aston Hotel Jambi Siapkan Paket Menu Spesial Chinese untuk Sambut Tahun Baru 2020
"Ada peluang bisnis, ekonomi, seperti mereka menjual baju. Mereka membeli di Tanah Abang secara gelondongan, mereka menjualnya di Afrika. Karena harganya jauh lebih besar di sana," ujar Imam.
Selain berjualan baju, WNA dari negara-negara di Afrika juga ingin menjadi pemain sepak bola.
"Ada (yang menjadi pemain sepakbola) walaupun hanya sekadar pemain kampung," ujar dia.
Dibantu WNI Rombongan WNA ilegal tersebut biasanya dibantu oleh warga negara Indonesia untuk bisa masuk secara Ilegal.
Imam mengatakan, tidak hanya akses yang diberikan oleh WNI yang memasukan WNA secara ilegal ke Indonesia. Mereka juga diberikan tempat perlindungan oleh WNI tersebut.
• DP Mulai 7 Jutaan Gratis Jasa Service Suzuki New Carry Pick Up
"Dilindungi dalam artian disembunyikan tempat tinggalnya atau ada jaringannya dari orang-orang kita dan dimanfaatkan oleh orang-orang Nigeria (WNA Ilegal) ini. Ada timbal balik (saling memanfaatkan)," kata Imam.
Namun, WNI yang menjadi pembawa atau pelindung WNA Ilegal tersebut sangat sulit dideteksi.
Pasalnya, lanjut Imam, solidaritas WNA Ilegal, khususnya yang berasal dari Nigeria, cukup kuat.
"Mereka tidak memberitahu siapa dan di mana kelompok mereka," ujar dia. Imam mengatakan, pengembangan kasus banyak dilakukan dari alat bukti berupa ponsel dan laptop.
• Polisi Tak Tahan Tersangka Dugaan Korupsi RTLH di Kelurahan Tanjung
Dari alat bukti tersebut Imigrasi bisa menangkap 25 WNA Ilegal yang berawal dari penangkapan satu orang saja. Pengawasan dinilai longgar Pakar Hukum Pidana Universitas Islam Indonesia Muzakkir mengatakan penyebab banyaknya Warga Negara Asing (WNA) ilegal yang masuk ke Indonesia bisa dikatakan bentuk kelalaian pihak Imigrasi.
Pasalnya, WNA ilegal tersebut bisa masuk ke Indonesia tanpa dokumen keimigrasian yang lengkap dan akhirnya harus dijaring terlebih dahulu untuk dideportasi.
"Perbuatan kurang ketat Imigrasi untuk melihat fenomena orang yang mau masuk ke Indonesia itu," jelas dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (9/12/2019).
Tidak hanya itu, Muzakkir menjelaskan ada banyak WNA yang sudah habis izin tinggal di Indonesia dan tidak bisa diawasi.
• Perseru Badak Lampung, Semen Padang dan Kalteng Putra Terdegradasi ke Liga 2!
Seharusnya, lanjut Muzakkir, Imigrasi bisa membuat suatu manajemen agar setiap WNA yang datang ke Indonesia bisa diawasi kapan tenggat waktu izin tinggalnya berakhir.
Seperti kasus 25 WNA asing yang ditahan oleh Kantor Imigrasi Non TPI Kelas I Kota Tangerang, enam di antaranya memiliki paspor. Akan tetapi izin tinggalnya sudah kadaluarsa selama tiga bulan.
Sedangkan 19 dari WNA yang ditahan malah tidak memiliki dokumen keimigrasian yang jelas. Hal tersebut, lanjut dia, memperlihatkan kelonggaran pintu masuk WNA ilegal tanpa dokumen yang jelas.
"Dengan demikian Imigrasi harus evaluasi kembali bagaimana manajemen kok bisa lolos," kata Muzakkir.
• Satgas Illegal Drilling Tangkap Dua Orang Pembawa Minyak Ilegal, Satu Pelaku Berhasil Kabur
Guru Besar Fakultas Hukum UII Yogyakarta ini menilai saat ini Imigrasi terlihat fokus kepada kedatangan WNA saja.
Padahal, lanjut dia, Imigrasi berkewajiban untuk mengawasi dan bertanggung jawab atas WNA yang berada di wilayah Indonesia. Muzakkir mengusulkan agar Imigrasi bisa lebih memperketat pengawasan WNA di Indonesia dengan cara mendata lebih detil hingga ke tempat tinggal WNA tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Penangkapan WNA Ilegal, Jadi Pemain Bola hingga Diselundupkan WNI",
