Kisah Perempuan dengan 9 Kepribadian Berbeda, Bagaimana Kehiduapnnya dengan Pasangan? Mulus?
Mungkin ada sebagian diantara kita yang menganggap penderita kepribadian ganda hanya ada di film. Penderita seperti itu bisa menjadi orang
Yoandi mengungkapkan jika dirinya tulus mencintai Wella bukan karena kasihan.
"Tahu Wella seperti itu bukan karena rasa kasihan, kalau karena rasa kasihan kita tidak ikhlas," ujarnya.
Dirinya pun mendukung pasangannya agar dapat melewati penyakit tersebut.
"Punya teman atau pasangan kita harus support terus agar mereka bisa melewati penyakitnya itu," ungkap Yoandi.
Wella dan Yoandi menikah pada tahun 2018, sebagai seorang suami, menjadi care giver bagi istrinya bukan perkara mudah.
"Pernah, sering, apalagi kita mau cerita sama siapa lagi, kalau sama istri kan juga dia menceritakan masalahnya ke saya, ketika saya butuh mau cerita ke siapa lagi? Pusing," ujar Yoandi.
"Saya kan tertutup tidak bisa cerita rumah tangga ke orang lain," sambung Yoandi.
Yoandi pun berbagi cerita mengenai sikap dirinya ketika menghadapi istrinya Wella yang sedang kambuh.
"Yang saya lakukan ketika Wella split, menenangkan diri terlebih dahulu, karakter tersebut diajak ngobrol dulu sampai paham baru kita tahu apa yang dia minta," jelas Yoandi.
Dari 9 kepribadian ganda istrinya, hingga kini Yoandi hanya melihat 2 karakter yang muncul.
"Terjadi dia split hanya beberapa karakter yang sama saya, hanyab anak kecil, terus yang bisa mengaji itu Bilqis," ujar Yoandi.
Penuturan sahabat Wella yang juga pernah menemukan karakter lain.
"Momen pertama kali Wella split, waktu dia bertengkar sama mantan kekasihnya, terus bener-bener bertemu Naura (Wella) itu, sebelumnya saya jalan malam minggu sama dia ke cafe," jelas Angga Maulana, sahabat Wella.
"Itu tahun baru, hari minggu, senin saya mau kerja, minggunya saya ambil motor, saya telepon, saya kirim WhatsApp juga tidak dibalas" kata Angga.
"Akhirnya saya samperin kesana diketok sampai 5 kali baru dibuka," lanjut Angga.
"Saya bilang Wel mau mengambil motor, dia hanya mengangguk saja, saya lihat di meja kerjanya lagi ngetik," kata Angga.
"Saya duduk di kasurnya, saya panggil ini Wella bukan? 1 kali 2 kali 3 kali sampai 4 kali saya tanya, ini Naura ya? terus dia ngangguk, akhirnya saya pulang karena takut dengan kejadian hal-hal yang tidak diinginkan, karena sosok Naura galak sekali," ungkap Angga.
Seorang care giver (orang yang merawat dan melayani dengan berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan sosial) harus memiliki pembekalan khusus.
Dissosiative Identity Disorder (DID) sendiri adalah gangguan dimana seseorang mengalami keterpisahan antara pikirannya, perasaannya, dan tindakan.
Berikut penjelasan Psikolog Aenea Marella.
Jadi yang pertama untuk care giver untuk segala gangguan mental, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengedukasi diri sendiri tentang gangguan tersebut.
"Katakanlah dia menjadi care giver untuk orang DID, dia perlu mencari tahu DID itu gangguannya seperti apa? Ciri-cirinya bagaimana? Apa yang dialami oleh orang yang mengalami DID," ungkap Aenea.
"Faktor-faktor resiko apa yang berpotensi menimbulkan kekambuhan atau timbulnya gejala-gejala tersebut, dan faktor-faktor protektif apa yang dapat diupayakan untuk meminimalisir terjadinya kekambuhan," tambah Aenea.
"Setelah itu penting juga bagi care giver untuk memahami cara-cara pengelolaan stres atau pengelolaan masalah dia sendiri, karena menjadi care giver kan stressful," jelasnya.
"Jadi dia perlu tahu saya bisa melakukan apa saja kalau saya stres, bagaimana saya menenangkan diri, bagaimana saya bisa mengelola emosi, karena merawat diri sendiri itu juga menjadi sama pentingnya dengan merawat orang yang mau kita jaga," tukasnya.
Tanggapan Wella terhadap sikap suaminya yang pernah menyerah untuk menghadapi dirinya.
"Dia pernah menyerah, dia pernah lelah menghadapi saya dan saya rasa itu wajar sebagai care giver, tapi ternyata hal itu tidak berlangsung lama," ungkap Wella.
"Yang membuat aku yakin ternyata setelah dia tahu aku punya gangguan jiwa dan mental gitu, tapi dia tidak serta merta meninggalkan aku," kata Wella.
Di sisi lain, Yoandi melihat banyak kelebihan yang dimiliki sang istri.
"Kalau harapan saya sama Wella, hanya satu jangan pernah lelah, setiap masalah itu jangan terlalu dipikirkan, tetapi dijalani," ujar Yoandi.
"Saya Yoandi Arief Pratama usia 26 tahun, waktu saya memutuksan menikahi istri saya Wella, saya siap mencintai apa adanya, termasuk kepribadiannya yang lain," ujar suami Wella.
• Identitasnya Semakin Jelas Terkuak, Nama Penumpang Hingga Lucinta Luna di Wikipedia, Bakal Kaget